Hari itu ... seperti biasa Dustin menghabiskan harinya dengan bekerja di kantornya. Namun berbeda dengan hari-hari biasanya, hari ini Dustin tidak bisa berkonsentrasi sedikitpun. Alasannya karena dia tidak bisa berhenti memikirkan perkataan Freya semalam.
Dia tidak henti-hentinya memikirkan cara agar bisa berbaikan dengan Freya. Ya ... akhirnya Dustin menyadari bahwa hidupnya terasa hampa tanpa Freya. Dulu ketika ada Freya di sampingnya, Dustin merasa hidupnya lebih berarti dan berwarna, meskipun hubungannya dengan Freya hanya sebatas sahabat. Dustin ingin memperbaiki semuanya, dia ingin semuanya bisa kembali seperti dulu. Lebih tepatnya Dustin sudah merasa bosan hidup kesepian tanpa teman-temannya seperti sekarang ini.
"Sibuk memikirkan apa teman?"
Suara yang tiba-tiba terdengar dari arah samping Dustin, tentu saja telah sukses membuat Dustin tersentak.
"Ti...tidak ada apa-apa..."
"Jangan berbohong, aku bisa melihatnya dengan jelas. Hari ini kau tidak seperti biasanya. Kau terlihat sedang banyak pikiran. Ceritakanlah padaku ... mungkin aku bisa membantumu."
Robert ... itulah nama pria yang dengan baik hati menawarkan bantuan pada Dustin. Dia merupakan teman dekat Dustin di kantor, mereka cukup dekat. Robert sering menceritakan permasalahannya pada Dustin, dan selama ini Dustin selalu berusaha untuk membantunya.
"Ayolah ceritakan padaku kawan, mungkin aku bisa membantu mencarikan jalan keluar untuk masalahmu?"
Dustin terdiam sambil menatap tajam ke arah Robert. Dustin sempat ragu untuk menceritakan hal ini pada Robert. Namun mengingat betapa bingungnya dia saat ini, akhirnya Dustin menyerah dan menceritakan semuanya pada Robert. Robert mendengarkan cerita Dustin dengan begitu serius.
"Ooh ... hanya karena masalah sepele seperti ini kau tidak bisa konsentrasi kerja?"
"Ma ... masalah sepele kau bilang?"
"Ya ini hanya masalah sepele. Mudah saja untuk menyelesaikan masalah seperti ini. Kuncinya kau hubungi teman-temanmu dan ajak mereka untuk bertemu. Kau tahu...kadang meminta maaf secara langsung akan lebih membuat orang lain tersentuh dan memaafkan kita. Kau bisa mengajak mereka makan atau melakukan sesuatu yang sering kalian lakukan di masa lalu. Ya ... ini sih saranku, terserah kau mau mengikutinya atau tidak."
Mendengar perkataan Robert, Dustin akhirnya menemukan suatu cara yang harus dia lakukan untuk menebus kesalahannya. Dengan memasang sebuah senyuman, Dustin menatap ke arah Robert.
"Terima kasih Rob ... sepertinya aku akan mengikuti saranmu."
"Hmmm ... baguslah kalau begitu. Senang bisa membantumu."
"Oke ... sekarang lebih baik kita selesaikan pekerjaan kita secepat mungkin..."
"Yups ... setuju ..."
Dustin segera mengerjakan tugas-tugasnya yang sejak tadi diabaikannya. Yang ada di pikiran Dustin saat ini adalah menyelesaikan tugas-tugasnya secepat mungkin dan menyusun rencana untuk mengikuti saran Robert.
Dustin duduk di kursinya dan tepat di depannya sebuah komputer sedang menyala. Dustin sudah memantapkan hatinya untuk memperbaiki kesalahannya, dia sadar betapa teman-temannya begitu mengkhawatirkannya selama ini. Dustin bahkan sempat merasa menyesal karena sudah menjauhi teman-teman yang sudah begitu dekat dengannya.
Dustin membuka akun emailnya dan membalas pesan dari teman-temannya.
To : Renee
From : Dustin
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP (COMPLETED)
Mystery / ThrillerChapter sudah dihapus karena pindah ke dreame/Innovel Bagaimana rasanya jika persahabatan berubah menjadi cinta, dan orang yang dicintai itu memilih bersanding dengan orang lain? itulah yang dirasakan Dustin. Perasaan cintanya pada sahabat dekatnya...