Dustin membuka kedua matanya dengan begitu lebar ketika tepat di depan matanya, teman-temannya sudah berkumpul. Pada awalnya Dustin berharap bisa menjadi orang pertama yang tiba di tempat ini, namun kenyataan berkata lain. Dustin justru datang paling akhir. Dari wajah teman-temannya terlihat dengan jelas mereka sedang sangat kesal padanya. Dengan perlahan Dustin berjalan menghampiri mereka dan mencoba memberikan senyumannya kepada teman-temannya yang sedang memasang wajah masam padanya saat ini.
"Hai teman-teman ... maaf aku terlambat ..."
"Kau tidak pernah berubah ya Dustin ... kau yang mengajak bertemu justru kau yang datang terlambat ..."
"Ma ... maaf...tadi terjadi masalah di jalan. Aku nyaris menabrak orang. Maafkan aku ..."
"Buuuuuuuk ..."
Sebuah pukulan mendarat di perut Dustin. Dustin merintih kesakitan dan orang yang memukul Dustin dengan cepat merangkul Dustin dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Sudah ku katakan kau harus siap menerima pukulanku."
"Yaaa ... aku hanya tidak menyangka kau benar-benar memukulku Ndre ..."
"Ini pembalasan karena kau menghilang begitu saja dan tidak pernah menghubungi kami. Aku harap kau kapok dan tidak akan mengulanginya lagi."
"I...iya aku janji tidak akan mengulanginya lagi."
Andre memeluk Dustin dan Dustin tentu saja membalas pelukannya meskipun dia masih merintih kesakitan karena pukulan Andre tadi.
"Senang bertemu denganmu lagi kawan..."
"Aku juga ..."
Andre melepaskan pelukannya pada Dustin. Lalu satu persatu teman-temannya menghampiri Dustin dan memeluknya.
Dustin menatap satu persatu temannya ... Andre, Charlos, Edmund dan Renee. Namun ada beberapa orang yang belum terlihat sosoknya, membuat Dustin merasa kecewa.
"Dimana Freya dan Jerry? Apa mereka belum datang?"
"Kenapa hanya Freya dan Jerry yang kau tanyakan? Kau sama sekali tidak menanyakanku, apa kau sama sekali tidak mengharapkan kedatanganku?"
Sebuah suara yang menjawab pertanyaan Dustin yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Dustin tentu saja membuat Dustin terkejut. Dustin membalik tubuhnya menatap pemilik suara itu. Dan berdirilah dua orang yang sudah tidak asing lagi bagi Dustin.
"Thomas ... tentu aku mengharapkan kedatanganmu. Aku sangat senang karena kau datang."
Pria yang bernama Thomas itu berjalan menghampiri Dustin dan memeluk Dustin sambil membisikkan sesuatu di telinga Dustin.
"Tapi barusan kau tidak menanyakan aku?"
"Aku pikir dimana ada Freya, disitu pasti ada kau juga. Karena itu aku menanyakan Freya."
"Ooh begitu ..."
"Ya begitulah..."
Thomas melepaskan pelukannya dan memberikan sebuah senyuman pada Dustin.
"Akhirnya kita bertemu lagi..."
"Ya...senang bisa bertemu lagi denganmu ..."
Setelah itu Dustin memalingkan tatapannya dan kini dia tengah menatap seorang wanita yang berdiri di hadapannya. Wanita itu sangat cantik, rambutnya panjang dan berwarna hitam pekat. Kulitnya sangat putih dan mulus membuat setiap pria yang menatapnya akan terpesona. Pakaiannya yang modis serta sebuah syal yang melilit di lehernya dengan indah semakin menambah keanggunannya.
Wanita itu sedang menatap Dustin dengan tajam namun terlihat dengan jelas kemarahan di wajahnya yang cantik itu.
"Hai Freya ... senang melihatmu ..."
Freya pergi begitu saja meninggalkan tempat itu tanpa menanggapi perkataan Dustin. Dustin sudah sangat mengenal kepribadian Freya, dia tahu betul Freya sedang sangat marah padanya. Karena itu tanpa ragu Dustin berlari mengejar Freya.
Freya berjalan dengan sangat cepat, tapi tentu saja kecepatan berlari Dustin membuatnya berhasil mengejar Freya.
"Freya tunggu ..."
Freya menghentikan langkahnya dan kini kembali menatap Dustin dengan tajam.
"Aku tahu kau marah padaku. Aku mohon maafkan aku..."
"Kau tidak tahu kesulitan yang aku alami, aku sangat membutuhkanmu tapi kau tidak ada."
"Maafkan aku Freya..."
"Sepertinya kau sudah tidak peduli lagi padaku. Kau bahkan mengganti nomor teleponmu dan pindah rumah. Sebenarnya apa maumu? Kenapa kau melakukan ini?"
"Maaf Freya, semua nomor telepon di contact handphoneku hilang itulah sebabnya ..."
"BOHONG...! Bukankah kau hapal nomor teleponku. Kalau kau mau kau bisa menghubungiku dan memberitahukan nomor teleponmu yang baru padaku. Tapi kau tidak melakukan itu. Kau pergi begitu saja, seakan-akan kau tidak ingin berhubungan denganku lagi."
"I ... itu tidak benar..."
"Kalau begitu jelaskan padaku, kenapa kau menghilang? Dan menjauhi kami seperti ini?"
Dustin terdiam seribu bahasa, dia sangat kebingungan saat ini. Entah jawaban apa yang harus Dustin berikan pada Freya karena tidak mungkin dia mengatakan bahwa dia menghilang karena berniat untuk melupakan perasaannya pada Freya.
"Dustin jawab aku!"
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku sedang ada masalah yang cukup rumit karena itu aku butuh waktu sendiri untuk menyelesaikannya. Aku butuh waktu untuk menyendiri. Karena itu mengertilah kondisiku dan maafkan aku."
"Masalah rumit? Memangnya kau tertimpa masalah apa?"
Sekali lagi Dustin terdiam, dia benar-benar tidak tahu harus memberikan jawaban apa untuk pertanyaan Freya ini.
"Dustin apa kau tidak percaya padaku? Kau ingat diantara kita tidak ada rahasia? Kita ini sahabat Dustin. Kita sudah cukup lama bersahabat."
"Tentu saja aku percaya padamu. Aku janji akan menceritakan masalahku ini padamu tapi nanti ... tidak sekarang."
"Kenapa?"
"Karena saat ini aku ingin melupakan masalahku itu, itulah sebabnya aku mengajak kalian semua bertemu. Aku ingin bersenang-senang dengan kalian semua..."
"Benarkah karena itu?"
Dustin menganggukkan kepalanya dengan semangat sebagai jawaban atas pertanyaan Dustin.
"Baiklah kali ini aku memaafkanmu."
Freya berjalan mendekati Dustin dan memeluk Dustin dengan erat. Dustin merasa sangat gugup dan terkejut karena perlakuan Freya ini, namun disaat yang bersamaan dia pun merasa sangat senang. Dustin membalas pelukan Freya.
"Aku sangat merindukanmu Dustin..."
"Ya ... aku juga..."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP (COMPLETED)
Mystery / ThrillerChapter sudah dihapus karena pindah ke dreame/Innovel Bagaimana rasanya jika persahabatan berubah menjadi cinta, dan orang yang dicintai itu memilih bersanding dengan orang lain? itulah yang dirasakan Dustin. Perasaan cintanya pada sahabat dekatnya...