CHAPTER 1 INGATAN (PART 1)

6.4K 246 16
                                    

"Jadilah diri sendiri dan mainkan peranmu"

By

Ellakor




=================================================

Hari itu ... langit tampak begitu gelap, hujan rintik-rintik tidak henti-hentinya berjatuhan. Orang-orang berlalu-lalang sambil memegang sebuah payung untuk melindungi tubuh mereka dari air hujan.Payung itu berwarna-warni membuat suasana yang gelap ini sedikit berwarna.

Tidak ada tanda-tanda bahwa cuaca mendung ini akan berganti menjadi cerah. Matahari seakan-akan enggan untuk memperlihatkan cahayanya.

Seorang pria muda yang berusia 24 tahun berlari dengan terburu-buru tanpa mempedulikan tubuhnya yang basah oleh air hujan. Yang ada di pikiran pria itu hanyalah bisa tiba di kantornya secepat mungkin.

Pria itu terus berlari menerjang hujan secepat yang dia bisa. Beruntung kantor tempat dimana dia bekerja tidak terlalu jauh dari rumahnya, sehingga tidak membutuhkan waktu yang cukup lama, diapun tiba di kantor tempat dia bekerja.

"Selamat pagi Dustin. Kau terlihat ... berantakan ..."

"Hai ... selamat pagi Matt. Payungku rusak, aku terpaksa berlari dibawah air hujan. Aku tidak terlambat kan?"

"Hmmmm ... tidak ... meskipun kau nyaris terlambat tapi setidaknya bos belum datang."

"Baguslah kalau begitu ..."

Dustin Miller ... pria yang masih hidup sendirian dengan statusnya yang tidak memiliki kekasih. Dia pria yang sangat cerdas sehingga dia sangat disayangi oleh pimpinannya. Dia pria yang sederhana namun memiliki paras yang cukup tampan. Kulitnya yang putih bersih dengan tatanan rambut yang rapi dengan warna hitam pekat membuatnya semakin terlihat mempesona. Dia selalu berhasil menarik perhatian para gadis. Akan tetapi, tidak ada satupun dari gadis-gadis itu yang berhasil menarik perhatiaannya. Bisa dikatakan dia merupakan pria yang cuek pada wanita.

Dustin melepas jaketnya yang basah kuyup dan menggantungnya pada sebuah gantungan pakaian. Dia pun duduk di sebuah kursi dan menyalakan komputer yang tepat berada di atas meja di depannya.

Beberapa dokumen bertumpuk dengan rapi di atas mejanya. Satu demi satu dia membuka dan membaca dokumen-dokumen itu.

"Baiklah ... saatnya menyelesaikan semua pekerjaan ini ..."

Setelah bergumam pelan, dia pun mulai mengerjakan tugas-tugasnya. Kecerdasannya memang tidak perlu diragukan lagi. Tarian tangannya di atas keyboard komputer itu sangatlah cepat, tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya itu.

"Waah ... seperti biasa kerjamu cepat. Aku semakin bangga memiliki karyawan sepertimu Dustin ..."

Dustin sempat tersentak ketika sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Sebenarnya dia sudah sangat mengenal suara itu. Sehingga tanpa perlu menoleh ke arahnya, dia sudah mengetahui pemilik suara itu. Dustin berdiri dari posisi duduknya dan membalik tubuhnya. Kini dia tengah berhadap-hadapan langsung dengan pimpinannya.

"Pak Treas ... selamat pagi ... terima kasih untuk pujiannya."

"Hari yang gelap tapi semoga kita semua tetap bersemangat..."

"Tentu saja Pak ..."

Treas berjalan ke ruangannya setelah membalas sapaan dari para karyawannya.

FRIENDSHIP (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang