"Kau akan dijodohkan dengan anakku, Hyuuga Hinata."
Hinata sangat terkejut dengan kata-kata yang baru saja didengarnya. Hinata tetap terdiam di depan pintu ruang hokage yang masih tertutup. Kenapa harus aku? Belum cukupkah penderitaan yang aku rasakan selama ini? Padahal masih banyak gadisdi desa ini yang lebih cantik dari aku tetapi, kenapa harus aku? Dengan siapa aku akan dijodohkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang memenuhi otak Hinata yang membuat Hinata ingin menangis.
"Hinata, kamu di situ?" terdengar suara Hiashi Hyuuga, ayah Hinata yang ternyata menyadari keberadaan Hinata.
"I-Iya," Hinata menarik nafas dalam sebelum membuka pintu.
Setelah Hinata membuka pintu yang terlihat di sna adalah Tsunada, Hokage kelima yamg duduk di kursinya dan Shizune yang berdiri di sam[ping Tsunade. Di depan meja kerja Tsunade ada 2 buah kursi panjang yang saling berhadapan dengan sebuah meja di antara 2 kursi tersebut. Di kursi sebelah kana nada 2 tetua Konoha dan ayah Hinata, sedangkan di sebelah kiri ada sang mantan buronan Konoha, Uchiha Sasuke yang akhirnya mau bertaubat dan kembali ke Konoha sebulan yang lalu.
'Uchiha-san? Untuk apa dia ada di sini? Atau jangan-jangan...'
"Duduklah di samping Sasuke, Hinata," perintah Tsunade membuyarkan lamunan Hinata yang bertanya-tanya tentang keberadaan Sasuke di ruang itu.
Hinata menuruti perintah Tsunade untuk duduk di samping Sasuke. Rasa takut langsung mengtuasai Hinata, Hinata langsung menunduk dan menggenggam ujung jaketnya berusaha menghilangkaqn rasaq takut yang sedang dirasakannya. Sasuke sempat melihat Hinata sekilas, Sasuke tahu gadis di sampingnya ini merasa ketakutan. Sasuke sadar dirinya mantan buronan yang lumayan berbahaya, apalagi gadis di sampingnya berbeda dengan gadis-gadis yang selalu mengejar-ngejarnya karena gadis yang satu ini sama sekali tidak menghiraukan keberadaan seorang Uchiha Sasuke karena dari dulu gadis ini hanya tertarik pada Uzumaki Naruto.
"Baiklah, semua sudah ada di sini jadi kita mulai saja," Tsunade memulai pembicaraan.
"Kalian pasti sudah tahu tentang asal usul keluarga Uchiha yang berasal dari gadis Hyuuga yang menikah dengan Raja Tengu, bukan?" kata salah satu tetua Konoha.
Hinata dan Sasuke hanya mengangguk.
"Saat aku dan Fugaku menjadi ketua klan , kami menemukan sebuah rahasia bahwa bila seorang laki-laki Uchiha menikah dengan seorang perempuan Hyuuga maka keturunan yang dihasilkan adalah seorang Uchiha dan sebaliknya, seorang laki-laki Hyuuga jika menikah dengan seorang perempuan Uchiha maka keturunan yang dihasilkan adalah seorang Hyuuga," Hiashi memberikan jeda dalam kalimatnya untuk melihat reaksi 2 orang yang ada dihadapannya tapi, ternyata tidak ada yang berubah dari raut wajah Hinata dan Sasuke.
"Saat ini satu- satunya laki-laki yang tersisa di klan Uchiha adalah kamu, Uchiha Sasuke. Aku sebagai ketua dan kamu, sebagai calon ketua klan Hyuuga memiliki kewajiban untuk memenuhi janji klan Hyuuga dan klan Uchiha untuk -"
"Intinya kalian berbua dijodohkan," Tsunade yang tidak sabar dengan penjelasan yang bertele-tele akhirnya memotong perkataan Hiashi.
"Saya tidak menolak perjodohan ini tapi, saya tidak ingin warga Konoha mengira saya memanfaatkan Hinata dan warga Konoha akan semaklin membenci saya," Sasuke berbicara dengan nada sangat tenang dan dingin.
"Bagaimana denganmu Hinata?" Tanya HIashi.
"Terserah Otou-sama," jawab Hinata dengan nada lembut namun agak bergetar menahan tangis.
"Kalian boleh keluar dulu, ada beberapa hal yang perlu kami bicarakan," kata Tsunade.
=#=#=#=#=#=#=
Setelah keluar dari gedung Hokage, Sasuke dan Hinata berjalan-jalan tanpa ada tujuan. Seorang Hinata yang pendiam dan pemalu membuat seorang Sasuke yang terkenal sangat dingin, irit bicarqa menjadi out of character karena bosan dengan suasana yang tercipta selama mereka dalam perjalanan, akhirnya Sasuke memutuskan untuk memulai pembicaraan.
"Kita mau ke mana?" Tanya Sassuke dengan nada dingin dan tetap menghadap ke arah depan.
Hinata yang dari tadi menunduk begitu mendengar Sasuke berbicara langsung mengangkat kepalanya dan hal yang dilihat Hinata membuat Hinata berhenti berejalan.
"Aku ingin pulang."
Sasuke merasa heran dengan nada bicara Hinata yang terdengar lebih sedih daripada saat di ruang hokage, Sasuke akhirnya ikut berhenti sampai tiba-tiba ada yang memanggil mereka dan akhirnya Sasuke tahu kenapa Hinata ingin pulang.
"Hinata, Sasuke sini!" suara Ino memanggil mereka dari kedai ramen Ichiraku, Sasuke baru sadar bahwa ternyata mereka sudah ada di dekat kedai ramen Ichiraku.
"Tidak baik menolak ajakan teman," Sasuke berjalan ke arah kedai dan mau tidak mau Hinata mengikutinya. Hinata sempat heran mendengar kata-kata Sasuke, sejak kapan seorang Uchiha Sasuke perduli akan perasaan temannya?
"Teme, Hina-chan kalian dari mana?" tanya Naruto saat Sasuke dan Hinata sudah ada di depan kedai.
"Kantor Hokage," jawab Sasuke tetap dengtan ekspresi datar. Kemudian Sasuke duduk di samping Naruto dan Hinata duduk di sampingnya. Jadi, urutanya dari kiri ke kanan adalah Sakura, Naruto, Sasuke, Hinata, Neji, Tenten, Ino dan Sai. Terlalu banyak? Back to story.
"Kalian ingin makan atau minum apa?" tanya Ayame, sang pelayan dengan ramah.
"Teh hangat saja 2," lagi-lagi Sasuke yang harus menjawab. Sasuke memesan the hangat karena dia tahu kalau Hinata sedang gelilsah. Sasuke memberanikan diri untuk memegang tangan Hinata yang mengepal. Dingin. Sangat dingin.
"Saku-chan, suapin."
Kata-kata manja Naruto kepada Sakura justru membuat Hinata menjadi menggenggam tangan Sasuke, awalnya Sasuke sempat terkejut tapi dia berusaha untukl tetap bersikap tenang.
"Ini tehnya, silahkan," Ayame meletakan 2 cangkir the di depan Sasuke dan Hinata. Saat mendengar suara Ayame, Hinata tersadar atas tindakannya dan langsung melepas genggaman tangannya pada Sasuke, rona merah langsung menjalar di wajah Hinata.
Sasuke tetap bersikap biasa saja, kemudian Sasuke meminum tehnya.
"Minumlah Hinata," kata Sasuke setelah meletakan cangkirnya kembali.
Naruto dan teman-temannya yang sejak awal heran dengan Sasuke dan Hinata yang datang secara bersamaan, sejak kapan mereka saling kenal? Sejak kapan seorang Sasuke jadi perhatian?
Hinata menuruti Sasuke untuk meminum tehnya, setelah Hinata meletakan cangkirnya kembali, Sasuke beerdiri dari duduknya.
"Ayo, Hinata," Hinata ikut berdiri.
"Aku tidak akan memakan sepupumu, lagipula paman Hiashi mengizinkan aku membawa Hinata kemana saja," kata Sasuke dengan nada dingin dan berjalan meninggalkan kedai diikuti Hinata di belakangnya yang masih menundukan kepalanya. Sasuke berkata demukian karena dia tahu dari tadi terus menerus mendapat tatapan tajam dari Neji.
Semua yang ada di kedai menjadi semakin heran dengan apa yang terjadi pada Sasuke dan Hinata.
End of Flashback
=#=#=#=#=#=#=
"Saat itu kamu benar-benar out of charakter, aku baru tahu kalau Uchiha Sasuke bisa seperti itu," kata Hinata setelah mengingat ingat hari dimana dia dan Sasuke dijodohkan.
Sasuke mencium tengkuk Hinata, membuat yang dicium merasa geli. Hinata memang belum terbiasa dengan sikap Sasuke, walaupun mereka sudah 1 tahun menikah tapi nyatanya mereka baru 'sah' menjadi suami istri sekitar 3 bulan yang lalu.
"Aku selalu menjadi out of charakter setiap kali ada di dekatmu, Hime," Sasuke membalikkan tubuh Hinata supayaberhadapan dengan dirinya. Perlahan-lahan Sasuke mencium Hinata dengan lembut dan Hinata membalas ciuman itu.
"Aku mencintaimu," kata Sasuke setelah melepas ciumannya.
"Kau bau Sasuke, sebaiknya kamu mandi dulu, aku akan siapkan makan malam," Hinata melangkah meninggalkan Sasuke seorang diri di beranda kamar mereka.
"Apa kau belum bisa mencintaiku, Hinata?"
TBC
Vomment please :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Family
FanfictionPerjodohan. Itu yang mereka alami, perjodohan untuk mencegah kepunahan sebuah klan. Mereka hanya percaya jika takdir Kami-sama adalah yang terbaik.