Karena manusia itu utuh , berikut ketidak sempurnaanya.
Kau,aku utuh dalam perpisahan.
dan sekarang merindumu dan mengenangmu disetiap detailnya adalah caraku memilikimu dalam bait bait puisiku
Bisakah dikatakan menyatu, saat raga tak pernah bertemu?
Namun enggan menyandang perpisahan karena aku selalu mengingat kenangan kecil tentang kita
Meski mata tak mampu melihatmu tetapi hatiku memeluk erat bayangmu
Perhatikanlah di setiap detailnya.. detail keikhlasan melepasmu. Itu seperti indah merekahnya bunga sakura..tapi pohon itu rela melepasnya jatuh diantara angin dan senja keemasan
Rindu seperti apa yang kupunya
Yang menjadikanku tegak kala mentari menyala
Membawamu dalam tiap langkah kehidupan
Menempatkanmu dalam tahta pemikiran
Yang membuatku lemah tanpa daya
Kala malam menyapa senja
Dan peluk rembulan seperti tanpa makna
Rasa apa yang tersembunyi dalam dada?
Tak satu kata yang mampu menerka
Mungkin hanya pelukan yang sanggup menjelaskan
Dikatakan atau tidak dikatakan..rasa tetap ada
Meski terlambat disampaikan....rasa jua tak berkurang
KAMU SEDANG MEMBACA
setjankir kopi rindu
Poetrymalam, hujan, dan kopi selalu memunculkan rindu rindu kita yang tersimpan rapi dalam dada namun memenuhi atmosfer dunia Percakapan-percakapan rindu yang sempat terekam