Chapt 2

527 33 2
                                    

( lima hari kemudian )

"Aku tau. Kau seorang psikopat. Tapi tenanglah ... Jangan marah. Aku tak akan memberi tau pada siapapun"Ucap seorang pria dengan beraninya saat ia masuk ruangan CEO Justin. Pria itu bernotabene sekretaris Justin.

"Apa yang kau bicarakan? Mengapa dirimu begitu lancang?"Ucap Justin dengan rahangnya yang mengeras. "Jangan marah Tuan Bieber. Aku tak punya maksud padamu, aku hanya mengatakan itu saja."Ucap pria itu menyatukan tangannya tanda memohon maaf. Wajah pria itu bahkan berkeringat takut. Ia terus mundur ketika perlahan Justin maju.

Justin menyumpal mulut pria itu dengan gumpalan kertas dan langsung menutup wajah pria itu menggunakan kain hitam. Tangan pria itu Justin ikat dengan tali putih.Pria itu terus berteriak, tapi alhasil tetap tidak ada yang mendengarnya. Mulutnya terisi dengan kertas dan kepalanya yang tertutupi kain hitam. Justin tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya kepada telinga pria itu, "Kau namanya mencari masalah. "Desis Justin.

Justin menyeret pria itu menuju gudang di ruangannya. Pria itu terus meronta namun tak diperdulikan oleh Justin. Justin mengunci gudang itu dari dalam dan mengeluarkan pisau sedang yang cukup didalam kantong celananya, ia menempelkan pisau itu dimulutnya lalu tersenyum miring. "Aku tak pernah ingin melakukan ini padamu. Namun sepertinya kau membangunkan Beruang yang sedang tidur."

"Psikopat gila! Lepaskan aku!"Teriak pria itu. Justin sedikit kaget karna kertas itu bisa keluar dari mulutnya. Justin membuka kemeja pria itu dan melihatnya. Pisau tajam itu mulai menggores perlahan pada perut pria itu yang membuatnya berteriak. "Berhenti! Aku mohon!"Teriak pria itu lagi. Justin tak perduli dan tetap menggoresnya hingga seperti terbelah menjadi dua.

Justin membuka penutup wajah pria itu dan melihat pria itu ketakutan sekaligus menangis. Tidak ada kata kasihan dalam diri seorang psikopat. Justin segera merobek mulut pria itu hidup-hidup menggunakan pisaunya. Pria itu menangis tak bersuara. Justin beralih mencungkil kedua bola matanya dan memegang bola mata itu lalu mencengkramnya kuat.  Justin menusukkan pisau tajam itu tepat di jantung pria itu membuat sekretarisnya mati seketika.

Justin kembali merobek perutnya lebih besar yang menampakkan isinya. Ia menarik usus itu hingga lepas dari tempatnya dan menaruh di wajah pria itu, ia kembali melepas jantung itu dan meremasnya hingga keluar darah yang mengalir ditangan Justin.

Kemudian ia beralih memotong jari-jari pria itu menjadi satu persatu. Ia tertawa dengan permainan ini. Kebahagian sederhana untuknya. Siapapun tak boleh mengatakan sesuatu dengan lancang kecuali gadisnya,Lily. Tak lama suara derapan langkah kaki mulai terdengar diruang Justin, "Justin ..."Ucap gadis itu. "Stop disitu Lily jangan kesini."Langkah gadis itu terhenti ketika mendengar suara pangerannya.

Ia tersenyum sambil membawa kotak makan hitam dan botol air minum untuk Justin makan siang. Justin segera menyingkirkan barang-barang yang berada didekat mayat itu dan menyiramkan minyak disekujur penggalan tubuh mayat itu lalu membakarnya. Tak akan terjadi kebakaran, karna gudang ini berisi banyak besi dan tidak ada kayu. "Tutup matamu Lily."Justin segera berlari kecil menuju wastafel dan mencuci tangannya yang berlumur darah hingga bersih. Ia melirik jam tangan mahal yang melingkar ditangannya, pantas saja Lily datang. Ia membawa bekal makan untuk Justin. Gadis itu benar-benar anggun dan cantik, ia memakai

Justin tersenyum ketika melihat gadisnya sedang duduk membelakangi dirinya, "Lily ..."Justin membisikkan kata itu tepat ditelinga Lily membuat gadis itu merinding sekaligus meremang, gadis itu bisa masuk kapan saja diruang CEOnya karna Justin memberi tau kode ruangannya. "Hi King." Lily tersenyum lalu meletakkan kotak makan dan botol air minum itu diatas meja Justin. Ia beranjak berdiri dan membuka tirai putih yang menutupi dinding kaca yang memperlihatkan indahnya pemandangan diluar sana.

2 Psycopath Boy For 2 Little Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang