Lily Collins POV
Disinilah aku. Bersama Mom dan Dad tepat didepan pintu gereja. Tubuhku gemetar tak tak karuan, akupun berkeringat dingin."Lily. Jangan terlalu gugup."Tegur Mom. Sepertinya mom tau gugup yang kurasakan. "Sekarang."Ucap daddy. Aku melangkah pelan dengan memegang bunga ditanganku. Mom dan daddy mendorong pintu gereja hingga terbuka lebar.
Semua orang tampak memperhatikanku. Aku mengenakan dress bak bunga yang mengembang begitu lebar. Dress putih.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan rasa sedikit lega. Disana. Terdapat seorang pria yang sangat tampan. Dia pangeranku. Ia sedang tersenyum ke arahku membuatku tak bisa menahan senyumku. Mom dan daddy melepaskanku ketika Justin mengulurkan tangannya untuk segera kugapai. Aku menggapai tangannya dan menaiki beberapa anak tangga.
Sekarang aku tengah berhadapan dengan priaku. Justin. Ia tersenyum padaku membuatku membalas senyuman manisnya juga. Disisi kiri Justin berdiri seorang pastor. "Mari kita mulai pengucapan janjinya."Ucap pastor itu menggunakan microfon.
Justin mengangguk. Ketika pastor itu berbicara, Justin kemudian mengikutinya. Ia mengucapkan janjinya dengan menatap mataku dalam-dalam. Ketika pengucapan janji itu sudah selesai, semua orang bertepuk tangan riuh. Justin memakaikanku cincin emas perak dijari manis tangan kananku. Sekarang giliranku memakaikan cincin dijari manis tangan kanannya.
Justin menempelkan keningnya dengan keningku. Matanya menatap mataku begitu dalam membuatku tak bisa menahan senyum dan tawaku. Aku melihat daddy berdiri dan mengambil microfon, ia tersenyum. Begitupun dengan mom.
"Untukmu Justin Bieber. Aku ingin kau menjaga dengan baik putriku. Lily Collins. Dia adalah putri terkecil kami dari keluarga Collins. Aku tak menyangka sekarang dirinya telah memiliki pendamping hidup. Dan aku ingin kau menjaganya dengan baik, jangan sakiti dia. Jadilah suami yang bisa menjadi panutan putriku dan anak-anaknya kelak nanti. Terimakasih,"Ucap Daddy. Aku tersenyum kearah daddy. Justin kemudian mengambil microfon.
"Tentu Phil. Putrimu akan kujaga selama aku masih bisa menjaga dan aku masih hidup. Putrimu adalah gadis satu-satunya yang bisa melunakkan hatiku dalam satu kali pertemuan. Dan aku sangat mencintainya. Maka dari itu, tak mungkin aku melepaskannya begitu saja. Dan aku akan berusaha menjadi yang terbaik dari yang terbaik untuk putrimu. Aku berjanji,"Balas Justin.
Justin mencium keningku lalu beralih menempelkan bibirnya pada bibirku. Menekan bibirku. Tak lama, ciumannya menjadi sebuah lumatan yang lembut. Lembut dan memabukkan. Justin mengangkatku ala bridal style. Semua orang bertepuk tangan riuh. Aku melihat Cara sedang menangis namun tersenyum.
Suara alunan musik santai mulai terdengar di indra pendengaran. Semua orang yang tadinya tenang, menjadi meliuk-liukkan tubuh mereka dan berpasang-pasangan untuk berdansa. Justin menarik tanganku turun dari tangga menuju lantai tengah. Ia menaruh tanganku menjadi memeluk pundaknya. Sedangkan tangannya memeluk pinggulku mesra.
Aku menyandarkan sisi sebelah kepalaku pada dada bidang Justin. Aku menutup mataku dan menikmati alunan musik santai yang menenangkan. Aku mengikuti alur irama kaki Justin yang bergerak kekanan dan kekiri.
"Terimakasih untuk semuanya Justin. Kau yang terbaik,"Ucapku. "Jangan panggil Justin. Tapi suamiku. Sama-sama istriku. Kau juga yang terbaik. Aku mencintaimu."Ucap Justin. Aku semakin mengeratkan pelukanku pada dirinya. Nyaman sekali. Aku merasa terlindungi dari bahaya apapun saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
2 Psycopath Boy For 2 Little Girl
Short StoryJustin adalah seorang psikopat yang benar-benar keras hatinya. Namun dalam satu kali pertemuan dengan satu gadis, hatinya dapat melunak begitu saja. Gadis itu adalah Lily. Lily collins.