This story written by ellieR_
Biasanya ceritanya doi galau2 gt. Will see it, yg ini galau ga? 😁~ Mayo ~
Ikan hitam putih di kolam menemaniku saat ini. Bosan sekali sebenarnya di sini. Kalau saja bukan karena Bunda mengancam akan mogok makan, pasti aku sudah kabur seperti sebelumnnya.Aku tahu Bunda khawatir jika aku hanya sibuk bekerja dan tidak memikirkan untuk membina keluarga. Tidak taukah bunda kalau anaknya ini juga ingin membangun keluarga sendiri. Tapi ... ahh, sudahlah.
Sudah hampir satu jam aku menungu kedatangan calon yang ditawarkan Bunda. Aku paling tidak suka dengan orang yang membuang waktu dengan hal yang tidak jelas seperti ini. Lebih baik aku mengurusi pembukuan toko yang seminggu ini ku tinggalkan.
***
"Yoga, kamu nggak jadi datang ya tadi?"
Belum juga aku meletakkan tas, Bunda sudah mencegatku dengan pertanyaan dan tatapan mata setajam kapak Wiro Sableng.
"Yoga datang, Bun. Udah nunggu juga sejam lebih, dia-nya aja yang nggak datang."
"Kamu nunggunya di mana coba? Jangan-jangan kamu sengaja nggak datang kan?"
Siap-siap Bunda memulai dramanya.
"Udah memang Yoga nggak sayang bunda lagi! Yoga seneng kan kalau bunda nggak ada?"Astaga Bunda.
"Nggak Bunda, Yoga sayang banget sama Bunda. Beneran, tadi Yoga nunggu di dekat kolam ikan. Yoga sudah memakai baju yang bunda bilang. Ini bajunya. Lagipula, dia pakai baju warna apapun mana mungkin Yoga ngeh?" Aku berkata dengan sedikit ketus kepada Bunda.
Akhirnya bocor juga pengendalian diriku ini akibat drama yang dibuat Bunda. "Eh, iya, maaf yaa sayang Bunda lupa kalau ...."
Kulihat raut sendu bunda, kuturunkan tensi emosiku seraya berkata dengan lembut kepadanya. "Udah bunda, nggak papa, mungkin belum jodoh, nanti kalau Yoga longgar kita bisa atur pertemuan lagi."
"Iya sayang, nanti Bunda atur lagi." Bunda berkata sambil tersenyum yang dipaksakan.
Demi Tuhan, aku nggak mau bunda sedih apalagi sampai bunda menangis. Hanya bundalah orang tua yang kumiliki saat ini. Dan tujuanku saat ini adalah membahagiakan beliau. Apapun caranya akan aku lakukan.
***
Sudah sebulan lebih dari rencana perjodohan ala bunda yang gagal. Selama sebulan ini juga bunda tidak mengungkit apapun tentang kejadian itu. Entah bersyukur atau harus was-was karena Bunda pasti memiliki seribu satu muslihat yang kadang di luar pemikiran.
Hari ini tanggal 31 Desember, toko kami hanya beroperasi setengah hari dan akan libur sampai tanggal 2 Januari. Ini sudah menjadi kebijakanku saat pertama kali membuka toko ini. Hal ini bertujuan supaya para pegawai bisa menikmati libur akhir tahunnya dengan keluarga.
Mungkin malam ini aku akan menghabiskan pergantian tahun dengan memancing seperti kebiasaan yang sudah kulakukan beberapa tahun belakangan.
Entah mengapa rasanya merenung menunggu ikan sangat menyenangkan bagiku. Disamping aku memang tidak memiliki rencana untuk menghabiskan masa liburan ini.
Setibanya di rumah, aku dikejutkan dengan Bunda yang telah siap dengan dua tas besar yang salah satunya seperti tas milikku. Benarkan firasatku tak pernah salah. Pasti bunda akan berdrama memaksaku untuk mengikuti inginnya.
"Bunda pengen ke Jogja. Kamu sebagai anak Bunda satu-satunya wajib nemenin Bunda! Baju kamu udah Bunda packing. Bunda juga sudah beli tiket untuk pulang dan perginya. Kalau nggak mau nemenin, Bunda bakalan mogok ngomong sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom
Short StoryWell, ini adalah kumpulan cerpen saya dan teman-teman dari challege bertema. Selamat membaca. . . . . . (Bagi yg ingin mengikuti challege ini, silahkan pm saya)