Nyawa Vika sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Karena Rhea begitu terlambat membawanya kerumah sakit. Rhea yang mendengar berita itupun, hanya pasrah. Tak ada rasa bersalah sama sekali. Hanya biasa saja meresponnya.
Siang ini mayat Vika akan dikebumikan di Surabaya. Rhea tetap menghadiri proses pemakaman sahabatnya itu. Lo tetap sahabat gue ka, meskipun lo brengsek.
Rhea mengambil handphonenya dan mengetikkan pesan pada seseorang.
Rhea : Ke Surabaya sekarang, gue kirim GPS nya.
Alfa : Kenapa mesti ke Surabaya?
Rhea : Gue pengen ngomong.
Rhea pun segera pergi menuju café yang alamatnya sama dengan GPS yang ia kirim pada Alfa. Rhea akan menjelaskan semuanya hari ini, semuanya.
***
"Gue Alan?" Alfa syok mendengar ucapan Rhea.
Rhea pun membuka kertas yang sedari tadi ia bawa.
"Gue baru tau kalau sebenarnya lo itu Alan, mantannya Vika. Dikertas ini, lo lupa ingatan, gue udah Tanya dokter. Dan kata dokter yang nanganin operasi lo, lo murni 100% amnesia. Bonyok lo juga katanya lebih memilih merahasiakan masalalu lo, supaya Vika bisa ngelupain lo. Makanya identitas lo dipalsukan jadi Alfa. Padahal nama lo tetap Alan."
"Gue minta maaf, gue rasa lebih baik kita udahin aja sandiwara kita pacaran, karena sasaran gue udah gak ada lagi."
"Siapa sasaran lo?" Alfa penasaran.
"Vika."
***
Sore pun tiba. Alfa sampai dipemakaman Vika. Rhea memilih pamit pada Alfa ketimbang menemaninya di sini. Hati Rhea sesak, jika ia sudah tahu kenyataannya begini, maka dari awal ia tak akan pernah memendam rasa sayang pada Alfa, atau Alan.
Alfa pun mendekat kekuburan Vika.
Tertulis dibatu dinisan itu.
Vika Pratiwi
Binti Mubarok Fauzan
19-09-1998
27-01-2018
Air mata Alfa berjatuhan. Ia menyesal tak pernah mengingat masa-masa dimana ia menjadi seorang Alan. Alan yang selalu Vika andalkan, tempat ia bersandar, sahabat terbaiknya, teman suka dukanya, pacar terbaiknya dan mantan terakhirnya.
"Vik... maaf. Gue tau ini sangat terlambat, orang yang selama ini yang gak bisa bikin lo move on ada dihadapan mata lo. Maaf vik..."
Alfa meremas tanah digundukan kuburan yang ada didepannya, seakan-akan ia meremas tangan Vika.
"Gimana kalau kita mulai dari awal?" Tanya Alfa lembut, seakan aka nada Vika didepannya.
"Kenalin gue Alan." Alfa menyodorkan sebelah tangan kanannya didepan batu nisan Vika.
Kenalin juga, gue Vika.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Gone✔
Nouvelles[Completed] Karena kehilangan itu harus dialami setiap orang.