Destiny 1

26 3 0
                                    

-Dimulai dari pertemuan singkat yang tidak di rencanakan dan belum sempat aku berikan judul-

PAGI itu matahari terlihat cerah. Secerah hati Melody yang sekarang sedang besenandung di depan meja riasnya. Memoles sedikit wajahnya yang sudah bersih dengan bedak tipis dan sedikit lipslos. Cantik, gumamnya sendiri.

Melody berdecak pinggang mendengar teriakan dari luar kamarnya yang setiap hari di dengarnya.

"Melody!! Lo mau gue tinggal ha..". teriak orang itu dari luar. Tepatnya dari bawah yaitu ruang makan.

'nyumpahin abang sendiri dosa ngga sih'

Gadis dengan mata hazel dan rambut panjang yang terurai itu berjalan ke luar kamar. Jemarinya sibuk merapikan rambutnya kebelakang dan ke depan.

"lo bisa cepet nggak sih?. Telat nih gue". Ucap gilang yang tak lain adalah Abangnya. Abangnya yang terlewat pede, usil dan frontal.

"Abang bisa nggak, kalo pagi pagi nggak teriak-teriak. Baru juga jam-

Ucapan melody terhenti saat melihat jam ditangannya. 6.50!

Sial!

"Abang, ody udah telat". Ucap melody menarik tangan gilang yang sedang minum malah tersedak akibat tarikan melody yang sangat kencang.

"Abang sama Ody berangkat, yah". Teriak melody dan mendapat gelengan dari ayahnya.

Melody mengeluarkan novelnya untuk mengisi suntuknya dalam mobil. Gilang menatap sang adik hanya bisa geleng geleng. Melody yang terkesan diam, seperti menutup diri kepada orang lain merasa iba. Ini terjadi karena perginya mendiang bundanya. Melody yang sangat dekat dengan bundanya, melody yang sangat manja pada bundanya. Itulah yang membuat gilang iba melihat perubahan sikap adiknya.

"Nantik abang jemput jam berapa dy?". Tanya gilang pada melody saat sampai disekolah BHAKTI ANGKASA.

"Nantik ody telpon Abang.". ucap melody lalu turun dari mobil.

Melody melangkah menyusuri koridor menuju ke kelasnya. Jam pertama ulangan fisika. Melody sih santai menanggapi, tapi yang menghentikan langkah melody yang akan heboh sendiri.

"Melody...".

Suara teriakan itu membuat langkah melody terhenti. Melody sudah tau siapa yang memanggilnya. Sahabat teribet yang melody punya. Gabi, manusia paling absurtd yang pernah melody kenal.

"Mel, gue baru tau ulangan fisika hari ini. Kuota gue limit dari kemaren. Jadinya gue nggak baca grup. Duh pusing deh gue mel..".

Melody memutar malas bola matanya, sahabatnya ini kalo bohong memang ngga punya otak!

"Masak? trus minggu lalu yang berrame di depan kelas, yang heboh, yang bikin seisi kelas heboh gara-gara lo yang bilang ada ulangan fisika minggu depan itu siapa bi?". Skak mat!, gabi mati kutu mendengar pertanyan sekaligus pernyataan tajam dari melody.

"hehe". Seringai di wajah gabi sudah sangat melody tau.

"drakor aja terus bi".

"min ho bikin nagih tau dy".

Mereka melangkah bersama, menyusuri koridor menuju ke dalam kelas.

Didalam kelas, sudah sangat ramai. Yang biasanya pada rusuh sekarang menjadi tenang dengan bukunya masing masing. Karena pak ajib guru fisikanya sangat gahar, sangat peka dan matanya sangat banyak.

"tumben XI IPA 3 jadi tenang gini, adem banget rasanya". Seru melody dan langsung duduk di tempatnya.

"gue ke toilet bentar ya bi".

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang