04. Apa Lagi Ini?

1K 147 69
                                    

Malam hari telah tiba.

Kini mereka sedang menonton televisi di ruang tengah. Taehyung nampak jengah dengan acara yang ada. Sementara Jungkook yang duduk di pangkuannya malah fokus menonton.

Menurut Taehyung, tayangan yang tersaji di televisi zaman sekarang sama sekali tidak mendidik. Banyak acara-acara yang hanya mementingkan hiburan semata dan malah mengajarkan hal-hal yang tidak baik bagi generasi zaman sekarang.

Misalnya saja, sinetron Anak Jajanan di SCTI yang menceritakan kisah anak kecil yang suka jajan sembarang.

Lalu ada sinetron Nenek Langit di RCTV yang sedang mereka tonton saat ini. Sinetron yang mengisahkan tentang nenek-nenek yang saling berebut warisan. Cucunya saja sampai bingung mau memberikan warisan pada nenek yang mana.

Dan masih banyak lagi sinetron-sinetron dengan jumlah episode ribuan tapi dengan konflik yang hanya diulang-ulang.

"Huh, bosen gue. Ceritanya gitu mulu. Main PS aja yuk, Kookie? Mau gak?" ajak Taehyung, yang sebenarnya juga ajakan yang kurang mendidik.

Jungkook heran, bayi kok diajak main PS?

Taehyung celingukan mencari remote, "Hmm, hyung mau cariin kartun aja ya buat Kookie," ucapnya pada seonggok daging bernyawa yang berada di pangkuannya.

Taehyung hafal, biasanya malam-malam begini di TVwan ada kartun dari negeri jiran, Upil Si Laptop yang tayang setiap hari kecuali Pahing dan Kliwon. Dan kalau Taehyung tidak salah, hari ini Wage. Jadi harusnya ada.

"Soalnya kalo Kookie nonton sinetron tadi, ratingnya terlalu tinggi. Kookie kan masih kecil, belum boleh nonton adegan nenek-nenek. Tapi kalo gak ada kartun, kita nonton tinju aja ya."

Jungkook mengernyit, "Hyung, otak lo sebenernya lo taruh di mana sih?" kesalnya.

Taehyung akhirnya menemukan remote AC. Ia mencoba mengganti channel TV dengan remote itu, "Loh, kok gak bisa diganti ya?"

Jungkook menutup telinga, Abaikan, Kook, abaikan! Pura-pura aja gak liat!

Tapi tiba-tiba saja perut Jungkook berdendang. Menandakan bahwa sudah waktunya untuk diisi.

Jungkook ingat terakhir kali ia makan adalah waktu istirahat di sekolah. Itupun hanya roti Roma Kepala Isi Dua.

Seharian ini hyung-nya ini belum ngasih makan apa-apa. Jungkook kesal, sebenarnya Taehyung niat tidak sih memelihara seekor bayi?

Ditambah lagi, meskipun dari tadi perutnya berbunyi, tapi Taehyung tidak peka-peka juga. Hyung-nya itu masih sibuk dengan remote-nya.

"Hyung, gue laper," ucap Jungkook pada Taehyung.

"Apa? Kookie baper?! Sama, hyung juga. Remote-nya gak bisa digunain," Taehyung gagal paham.

Plokk..

Jungkook menepuk jidatnya sendiri. "Laper, Hyung. LAPER!!" teriaknya kesal.

"Kalau mau lemper besok aja ya. Jam segini gak ada yang jualan lemper."

Jungkook hanya bisa menghela napas lelah.

"Apa sih Kookie? Hyung gak ngerti." Taehyung cemberut, "Hyung harap hyung bisa bahasa bayi."

Sama, Jungkook juga. Jungkook berharap bisa bahasa manusia.

Sebenarnya, Jungkook masih punya satu cara agar Taehyung langsung mengerti. Tapi Jungkook ragu melakukannya. Masalahnya, ini sangat bertentangan dengan hati nuraninya. Kini batinnya bergejolak. Jungkook bingung.

Tapi karena ini menyangkut nasib perut kecilnya, mau tak mau Jungkook harus melakukannya.

Daripada sakit perut lagi, pikirnya.

Maka, Jungkook menarik napas dan memejamkan mata. Jungkook tidak menyangka ia akan menjual harga dirinya demi sesuap nasi.

Sambil masih terpejam, Jungkook mulai berucap dengan suara bergetar.

"Mam mam,, mam mam.." ucap Jungkook, benar-benar sengaja menggunakan bahasa bayi. Jungkook meringis, merasakan harga dirinya yang teriris-iris.

"Oh, Kookie lapar?" tanya Taehyung akhirnya paham. "Kok dari tadi diem aja, gak bilang-bilang sama hyung?"

Jungkook kesal.

Ada gergaji? Jungkook sedang ingin membetulkan kepala seseorang.

.
.
.
.


Jungkook menatap makanan di depannya tanpa selera.

Semangkuk bubur ayam lembek terpampang nyata di depan wajahnya. Bubur Cap Kaki Tiga dari warung depan yang terkenal akan kelembekannya, khusus untuk lansia.

Dengan jari kecilnya, Jungkook mencolek bubur itu lalu menjilatnya. Sekedar ingin merasakan dahulu sebelum benar-benar memakannya. Sial, rasa nangka. Jungkook benci bubur rasa nangka.

Jungkook melirik kesal ke arah Taehyung yang duduk di depannya. Tadi Jungkook bersikeras ingin duduk sendiri dan tidak mau disuapi.

"Yakin nih bubur doang?!" tanya Jungkook tidak terima. "Makanan kucing aja lebih bergizi."

Ibu Jungkook bilang, ia harus selalu mensyukuri apa yang ada dan tidak boleh mencela makanan. Tapi Jungkook merasa ini benar-benar keterlaluan. Ini tidak sebanding dengan pengorbanan yang telah ia lakukan.

Jungkook tidak terima. Berarti selama ini harga dirinya dinilai tak lebih dari sekedar semangkuk bubur lembek?

Ditambah lagi, saat diliriknya hidangan milik Taehyung, ia merasa ini sangat tidak berperikemanusiaan.

Di depan Taehyung, sepiring nasi tumpeng tiga lantai lengkap dengan taburan Pilus Gardu tersaji dengan nikmat. Di sampingnya, es kopi Kabel Api rasa cherry menambah kesan glamor.

Lalu yang paling menggugah selera Jungkook. Daging panggang yang dibungkus daun pepaya kering. Jungkook bahkan masih bisa merasakan aroma arang yang digunakan untuk memanggang daging itu. Itu adalah aroma arang dari kayu pohon rambutan yang ditebang perlahan-lahan.

Jungkook menatapnya dengan penuh selera. Taehyung yang menyadari tatapan Jungkook malah dengan sengaja mengimingi-imingi.

"Hmmm, enaaakk..!! Kookie mau?" tanya Taehyung sambil mendekatkan daging panggang yang dipegangnya pada Jungkook.

Jungkook sudah hampir menggigit daging itu, saat Taehyung dengan cepat menariknya kembali.

"Eits, gak boleh. Kookie kan gak punya gigi. Jadi makan bubur aja ya," ucap Taehyung melanjutkan makannya.

Jungkook tercengang.

Gak punya gigi?

Jungkook segera meraih sendok di samping mangkuknya. Dengan jantung yang berdegup kencang, ia mulai bercermin.

Dan kenyataan menyakitkan kini kembali menghantamnya.

"TIDAAAAAKKKK.....!!!"

Jujur saja, selama ini Jungkook senang saat orang-orang bilang ia sangat imut dengan gigi kelincinya.

Tapi jika giginya benar-benar hanya TINGGAL DUA begini, ia sama sekali tidak bahagia.

Tiba-tiba saja lagu 'Burung Kakak Tua' yang nadanya mirip 'Topi Saya Bundar' berputar di kepalanya.

"Cobaan apa lagi ini, Ya Tuhan?!"

.
.
.
.

~TBC~

...........

Gue tau kok kalo ini gak layak baca banget.. 😭 Huhu.. TT

Tapi tenang aja, udah mau tamat kok. Dua/tiga chapter lagi udah end.

Makasih yang udah baca+vomment. Yang lain juga tinggalkan jejak ya. Biar bisa saling mengenal. Hehe..

Kritik & saran sangat dibutuhkan..^^

What Happened to Me?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang