Hari ini Jakarta sendu banget. Dari pagi sudah mendung. Aku jadi was-was bakal hujan badai terus banjir. Kan jadi sia-sia Adi nyuciin aku.
Kupikir hari ini bakal mendung saja. Karena dari pagi tidak hujan-hujan juga.
Eh ternyata aku salah. Siang tadi sempat hujan tapi cuma sebentar. Sekarang tersisa jalanan basah dan bau tanah basah. Duh, aku suka banget kalau mendung-mendung gini. Adem. Coba Jakarta tiap hari kayak gini. Eh tapi nanti kasihan Adi, harus nyuciin aku pake tenaga ekstra buat bersihin lumpur-lumpur di banku.
Sekarang aku sudah berada di daerah kompleks perumahan. Adi sering mengambil dan menurunkan penumpang di sini. Daerah sini memang daerah kos-kosan jadi banyak mahasiswa dan mahasiswi yang order.
Tak lama, naiklah tiga orang cewek kekinian setelah Adi memberhentikanku di depan sebuah kosan. Kayaknya sih mereka bertiga mahasiswi di universitas daerah sini.
Satu cewek pake jilbab hitam, satu lagi berambut pendek dan paling kurus, satunya lagi berambut panjang.
Dari ponsel Adi yang dipasang di dasbor mobil, aku tahu kalau mereka mau ke sebuah mall. Sepanjang perjalanan, si cewek berambut pendek bersenandung mengikuti lagu barunya Rendy Pandugo yang sedang diputar.
"Boleh digedein volumenya?" Adi menawarkan diri. Mereka bertiga mengiyakan, tapi si cewek berambut pendek yang paling semangat menjawab. Suaranya memang bagus sih, anggota paduan suara kampus kaliya.
Waktu udah setengah perjalanan, obrolan mereka terdengar makin serius.
"Kayaknya cuma kita deh yang besok mau presentasi proposal skripsi tapi malah jalan," celetuk si cewek berambut pendek.
"Ih kan biar ga stress," kali ini si cewek berjilbab yang buka suara.
"Santai aja kali.." si cewek berambut panjang berusaha menenangkan kedua temannya.
"Tenang jidat lu! Dosen penguji gue serem nih. Padahal kemaren udah enak dosennya eh tiba-tiba diganti coba! Kampret bat emang!" semprot si cewek rambut pendek gak santai. Woh, galak juga ya.
"Siapa sih penguji lo?"
"Bu Ningrum bukannya?" kata si cewek jilbab ragu-ragu. Cewek rambut pendek mengangguk.
"Woah, semangat ya!" cewek rambut panjang nepuk-nepuk bahu si rambut pendek yang langsung manyun.
"Eh besok abis presentasi ke kos gue dulu kek, kita cry cry bareng," ajak cewek hijab.
"Yee..udah siap-siap dibantai nih ceritanya?" kata cewek rambut pendek lagi. Sepertinya dia yang paling concern dengan kehidupan akademiknya. Dua temannya yang lain lebih kayak pasrah aja sama nasib.
"Ya kalo penguji gue kayak Bu Ningrum sih udah pasrah lair batin gue. Udah pasti dibantai ini," kata si rambut panjang. Ucapannya itu malah makin membuat cewek rambut pendek cemas dan manyun. Air mukanya ketauan banget kalau dia takut tapi mencoba terlihat tetap tegar.
"Huhu...mampus deh gue," bisik cewek rambut pendek.
"Udah deh santai aja, senasib kita nih!" ujar cewek hijab mencoba menghibur kawannya itu.
"At least penguji lo ga serem kayak macan kebelet kawin," gerutu cewek rambut pendek. Dari tadi obrolan dia cuma ngeluh doang.
"Besok gue tungguin deh depan kelas. Ampe kelar tuh. External support nih ceritanya. Lo urutan terakhir kan majunya?" kata si rambut panjang.
"Bener nih ya?!" tanya si rambut pendek, meminta kepastian.
"Iyaaaa....bawel! Abis itu lu mau nangis guling-guling juga serah, gue tontonin aja pokoknya!"
"Hehehe...tai juga ya lu!" celetuk si rambut pendek. Dua detik kemudian kepalanya ditempeleng si rambut panjang dan cubitan dari si hijab mendarat di lengannya.
Source : Pinterest
Author's Note :
Yey, cerita pertama hehe! Lagi suka banget sama lagunya Rendy Pandugo yang ada di cerita ini terus pengen bikin cerita dari lagu ini deh hehe. Ya meskipun rada maksa sih dan penulis ngerasa kayaknya pesan 'always on my side' nya kurang nyampe. Namanya juga masih belajar hehe.
Ini juga based on true story sih, true story di bagian stress karena mau presentasi proposal skripsi. Soalnya penulis abis presentasi juga, pas taun baru pula. Gila, ya. Taun baruannya jadi gak tenang. Tapi syukurlah hasilnya bagus hehe.
Semoga suka yaa, jangan lupa komen dan likenya. Karena komen dan like dari pembaca sekalian sangat berarti buat penulis huehehe.
YOU ARE READING
The Taxi Playlist
Storie breviDi dalam sebuah mobil minibus berwarna hitam , cerita-cerita ini dimulai. Jatuh cinta, patah hati, bahagia, lelah, sedih, kebohongan, keluarga, pertemanan. Diiringi lagu-lagu dari playlist mobil, Ardan mengajak kita untuk menyimak cerita-cerita dan...