DUA : Pria gila

129 11 6
                                    



Tentang kamu yang selalu ku ingin kan setiap hari.
-Arga Adelrad

AROMA semerbak dari obat-obatan sangat tercium di ruangan ini. Dengan mata yang sayup ia mencoba membukanya dan melihat ke arah langit-langit yang putih, cahaya lampu menyilaukan matanya. Ia berusaha membuka matanya yang berat dengan mengedipkan nya beberapa kali.

Entah kenapa matanya sangat berat seperti seseorang yang sudah menangis berminggu-minggu, Itu sungguh aneh.

Dengan sangat heran Arga berpikir yang tadi itu nyata atau tidak? jelas saja dia melihat wanitanya disana berdiri dan tersenyum padanya.

Kenapa sekarang dia tiba-tiba berada di klinik kampus, dia pun berusaha bangkit mencari siapa yang membawanya kesini dan kenapa dia bisa ada disini.

Dia membuka tirai yang membatasi setiap tempat lalu dia melihat temannya yang sedang berjaga juga memeriksa seseorang yang terluka.

Mereka teman satu kampus lalu ia bertanya padanya "Claudia siapa yang membawaku ke sini" dengan suara tersebut dia melirik ke arahnya "Justin yang membawa mu ke sini" dia yang sedang mengobati luka temannya itu.

"Apakah kau sudah membaik? Atau kepala mu masih pusing? Kau juga seorang dokter jadi kau tau keluhan mu sendiri" tanya Claudia

"Iyaa aku sudah membaik sepertinya aku harus menemui Justin dulu" ia mulai turun dari kasurnya dan mulai beranjak

"Oke baiklah, Arga jangan lupa nanti sore kau harus berjaga di klinik"ucap Claudia

"Iyaa aku tidak akan lupa Claudia" ujarnya sambil memberikan senyuman dan meninggalkan Claudia bersama pasiennya yang masih anak kampus ini.

Sebernanya Fasilitas di kampus ini cukup komplit, belum lagi di kampus ini ada rumah sakit itu biasanya khusus untuk mahasiswa kedokteran yang menjalakan koas.

Ia menuju ke lantai 3 untuk mencari Justin ia yakin bahwa justin berada di perpustakaan, jika Justin yang membawanya ke klinik berarti pria itu tidak masuk kelas? Dan kenapa Justin bisa tau bahwa dia ke gereja.

Padahal dia hanya pamit tidak memberi tau tempat, Banyak sekali yang ia ingin tanyakan pada Justin. Apakah Justin melihat wanitanya itu tapi Justin tidak akan tau, wajar saja dia tertutup pada teman kampusnya.

Saat dia tiba di perpustakaan benar saja Justin sedang duduk di kursi yang paling nyaman, dan ia sedang membaca buku tentang hukum itu terlihat dari jauh karna tulisan buku itu sangat besar dan terlihat sangat jelas.

Itu memang aneh, sebenarnya Justin ingin sekali jadi pengacara tapi karna kemauan ibunya agar dia menjadi seorang dokter harus terlaksana kan.

Ia pun menghampiri Justin dan menepuk pundaknya membuat orang itu terkejut lalu menoleh.

"What??" kejut Justin

"Berbicara lah dengan bahasa Indonesia. Aku ingin menanyakan sesuatu" lalu ia duduk didampingi Justin dan mengambil ahli buku Justin dan mendekapnya dengan tangan di sebelah kirinya.

"Kau mau menanyakan apa sob"tanyanya dengan kebingungan

"Kau yang tadi membawaku ke klinik?"

Amara&ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang