Page 4

779 112 15
                                    

Edisi kebablasan😁😁😁

☺☺☺

Untuk kali kedua, Sehun kembali kehilangan Seulgi. Pertama karena kebodohannya, lalu kedua pun karena hal yang sama.

Sial, bahkan keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama.

Hal pertama yang disadari oleh Sehun setelah sekian lama berkutat dengan rasa kehilangannya adalah bahwa dia tidak bisa berdiam diri dan menanti gadis itu kembali.

Seulgi tidak akan kembali untuk kedua kalinya, yang perlu dilakukan oleh Sehun adalah mencarinya, menemukannya, dan membawanya kembali.

Benar. Sehun harus menemukan Seulgi, dimana pun bahkan meski harus memakan waktu selama hidupnya pun ia akan terus mencari keberadaan Seulgi. Setidaknya ia perlu berusaha agar tidak ada yang perlu disesali.

Dan usahanya kali ini membuahkan hasil, salah satu orang suruhannya mendapatkan informasi yang cukup akurat tentang Kang Seulgi dan keluarganya.

INDONESIA.

Sehun terus saja memandang tiket pesawat miliknya yang ia pesan sesaat setelah mendapatkan kepastian tentang keberadaan Seulgi. Ia tidak ingin membuang waktu lebih banyak lagi.

Sudah hampir 6 bulan lamanya Sehun terus mencari Seulgi, dan ini adalah saatnya. Sejujurnya butuh keberanian yang cukup besar untuk Sehun mempersiapkan diri bertemu lagi dengan Seulgi. Apa gadis itu akan memaafkannya? Apa gadis itu akan kembali padanya?

Ceklek.

“Sudah ku duga kau tidak keluar makan siang.”

Sehun tersenyum masam menyadari siapa yang datang di jam makan siangnya. Seharusnya ia sudah mengantisipasi ini dan pergi keluar sebelum gadis itu datang.

Jung Soojung.

Enam bulan lalu Sehun membatalkan pernikahannya dengan Soojung karena ia sadar bahwa ia masih sangat mencintai Seulgi. Tapi gadis Jung ini sepertinya menganut prinsip pantang menyerah yang sangat menyebalkan hingga Sehun jengah dibuatnya.

“Aku membawakan makan siang untukmu.”

Lagi. Soojung meletakkan box berukuran sedang di meja kerja Sehun, lalu dengan cekatan membuka kotak makannya dan mempersiapkannya untuk Sehun, seperti hubungan mereka baik-baik saja.

“Aku akan makan siang bersama klien di luar.” Ujar Sehun acuh, ia masih menyibukkan diri dengan laptop di hadapannya setelah berhasil menyembunyikan tiket pesawatnya menuju Seulgi.

Jangan sampai Soojung mengetahui hal ini atau Soojung bisa saja mengacaukannya. Gadis itu sepertinya sudah mulai terobsesi pada Sehun. Dan Sehun harus bertindak lebih hati-hati.

“Tidak apa, makan saja sedikit. Aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu.”

Jika Sehun bersikap acuh, maka Soojung akan menjadi lebih keras kepala lagi hingga pria itu sulit menolaknya.

“Kau tidak bisa terus seperti ini, Soojung-ah!”

Mungkin Sehun memang harus membicarakan ini dengan jelas agar Soojung mengerti di batas mana ia semestinya bersikap. Bagaimana pun juga Sehun harus bisa melepaskan diri dari Soojung sebelum melanjutkan misinya merebut kembali hati Seulgi.

“Kau juga tidak bisa terus mengabaikanku seperti ini, Sehun-ah!” balas Soojung. Seolah tidak peduli dengan penolakan Sehun, gadis itu meletakkan kotak makan yang ia bawa lengkap dengan sendok dan sumpit.

“Sudah 6 bulan dia pergi, dia tidak akan pernah kembali lagi.” Pungkas Soojung, keyakinan diri memenuhi rongga dadanya. Ia tidak boleh kalah lagi kali ini.

That FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang