Cieee....ada yang nungguin ya? Eh, ada nggak sih?
Cuss aja deh! 😉😉😉
***
Ketika Seulgi mengutarakan keinginannya untuk hadiah pernikahan itu, Sehun sepenuhnya menahan napas.
Tapi saat Seulgi terlihat bersungguh-sungguh dengan keinginannya, di saat itu pula Sehun merasa kakinya tidak lagi berpijak pada tanah.Benarkah?
Ini bukan mimpi kan?
Demikian Sehun terus berpikir hingga tangannya merasakan genggaman hangat yang nyata. Seulgi ada di sampingnya, Seulgi ada bersamanya. Dan itu benar-benar nyata. Kebahagiaan Sehun tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata.
Sepanjang waktu pria it uterus tersenyum, tak henti memandangi gadis pujannya.Jika benar, ini yang terakhir…
Sehun tersenyum pahit setiap mengingat kata ‘terakhir’ selalu mengikuti kebahagiaannya saat ini.
“Aku tidak tahu kau memiliki resort di Bali.”
Seulgi mengamati resort yang menjadi tempat peristirahatannya malam ini, resort mewah dengan pemandangan pantai yang begitu dekat, tak terhalang oleh apa pun, terlihat begitu indah. Sehun dan kemewahan memang pasangan yang tidak bisa dipisahkan.
“Ini milik Soojung. Aku baru pertama kali datang ke negara ini.” jelas Sehun. Pria itu selalu membayangi Seulgi kemana pun gadisnya pergi.
Jangan tanyakan apa pun tentang Soojung! Sejujurnya Seulgi merasa sedikit tidak nyaman ketika nama itu kembali disebut. Padahal di awal mereka berjanji untuk menikkmati waktu ini sebaik-baiknya, hanya Sehun dan Seulgi saja. Tapi ternyata Seulgi terlebih dahulu mengajukan argumen yang keliru.
“Pemandangannya bagus, akan lebih bagus saat matahari terbit besok. Hmmm…” ujar Seulgi mencoba mengalihkan pembicaraan tentang kepemilikan resort ini juga tentang bagaimana Sehun bisa mendapatkannya untuk bermalam bersama Seulgi.
Akan jadi canggung jika pembicaraan mengenai Soojung terus berlanjut, terlebih Seulgi pun sudah berusaha untuk tidak menyinggung tentang Kai selagi mereka bersama. Ingat, untuk kali ini hanya Sehun dan Seulgi saja, tidak boleh ada yang lain.
Dan sebuah pelukan sepertinya cukup mampu meredam kecanggungan di antara mereka. Seulgi memeluk erat Sehun, menepis resah di hatinya.
Kali ini saja, ijinkan Seulgi lupa bahwa ia akan menikah dengan pria lain.“Kita akan melihat sunrise besok, ya?” pinta Seulgi setengah berbisik, ia begitu menikmati hangatnya tubuh Sehun dalam lingkup tubuhnya.
“Eum, apa pun yang kau inginkan.” Sahut Sehun menyanggupi. Dari awal ia hanya akan menuruti apa pun keinginan Seulgi, sesulit apa pun Sehun akan berusaha memenuhinya. Pria itu menghirup aroma tubuh Seulgi dalam dekapannya. Jika saja ia bisa merasakan ini lebih lama lagi.
“Lalu kita pergi kemana lagi?” tanya gadis itu antusias. Mereka harus bahagia, setidaknya kali ini. Ia mendongak, menatap Sehun yang juga memandangnya penuh perhatian.
“Ada danau yang tidak terlalu jauh dari sini, kau ingin pergi kesana?” tawar Sehun. Tentu saja pria itu datang dengan penuh persiapan. Ia mencari lokasi wisata yang menarik, makanan khas yang bisa ia nikmati. Sehun ingin yang terbaik untuk kedatangannya kali ini, terlebih karena ada Seulgi di sampingnya.
Seulgi mengangguk setuju, ia merapatkan pelukannya pada Sehun, menyamankan posisi kepalanya di dada bidang pria itu. Gadis itu berjanji bahwa ia tidak akan mencegah apa pun yang dilakukan hatinya nanti. Biarkan saja sampai ia menemukan akhir yang tepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/135544813-288-k85371.jpg)