Keislaman Hamzah

6.4K 289 20
                                    

Ia adalah orang dari keturunan bani Hasyim dan tokoh besar Quraisy. Tokoh yang disegani di wilayah Mekkah.
Ia adalah seseorang yang teguh imannya, menaati apapun yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Bahkan ia rela mati syahid untuk mempertahankan agama Allah, rela untuk menjadi perisai melindungi keponakan tercintanya, Nabi Muhammad S.A.W.
Dialah Hamzah bin Abdul Muthalib, Sang Singanya Allah.

Hamzah telah kenal akan kebesaran dan kesempurnaan keponakannya, tahu sebaik- baiknya akan kepribadian dan watak serta akhlaqnya. la tidak hanya mengenalnya sebagai seorang paman terhadap keponakannya semata, tetapi juga sebagai saudara terhadap saudaranya, dan sahabat terhadap teman sejawatnya. Sebabnya ialah karena Rasulullah dan Hamzah dari satu generasi, dan usia yang berdekatan. Mereka dibesarkan bersama, bermain bersama dan menjadi sahabat karib, serta menempuh jalan kehidupan dari bermula selangkah demi selangkah secara bersama-lama pula. Hanya memang, di waktu muda masing-masing mereka telah menempuh jalan sendiri-sendiri Hamzah mulai bersaing dengan teman-temannya untuk mendapatkan kelayakan hidup dan merintis Jalan bagi dirinya untuk beroleh kedudukan di kalangan pembesar-pembesar kota Mekkah dan pemimpin-pemimpin Quraisy. Sementara Muhammad tetap bertahan di lingkungan cahaya rohani yang mulai menerangi jalan baginya menuju llahi, serta mengikuti bisikan hati yang mengajaknya menjauhi kebisingan hidup untuk mencapai renungan yang dalam, serta mempersiapkan diri dalam menyambut dan menerima kebenaran. Dalam kondisi masyarakat yang menganut agama nenek moyang dan menyembah berhala, Muhammad tidak menganut hal tersebut, beliau termasuk dalam golongan Hanifiyah atau pengikut murni ajaran nabi Ibrahim.

Pagi hari itu, seperti biasa Hamzah keluar dari rumahnya. Disisi ka'bah didapatinya serombongan pembesar dan bangsawan Quraisy, lalu ia pun duduk bersama mereka, mendengarkan apa yang mereka percakapkan. Rupanya mereka sedang membicarakan Muhammad. Dan untuk pertama kali Hamzah melihat mereka diliputi rasa gelisah disebabkan oleh da'wah yang dilakukan oleh keponakannya. Dari ucapan mereka tersembur amarah murka, kebencian dan kedengkian Sebelum itu mereka tidak peduli atau pura-pura tidak peduli dan ambil pusing. Tetapi sekarang wajah- wajah mereka mengerikan, menyeringai karena berang dan kecewa serta hendak menerkam. Lama Hamzah tertawa mendengar obrolan mereka. Ia berpendapat bahwa tuduhan mereka keterlaluan dan salah tafsir.... Di saat itu Abu Jahal segera menegaskan kepada hadirin bahwa sebenarnya Hamzah paling tahu akan bahaya ajaran yang diserukan oleh Muhammad saw. Hanya ia menganggapnya enteng hingga Quraisy jadi lengah dan lalai. Kemudian nanti datang suatu saat di mana keadaan telah terlambat dan terbukalah baginya bahaya yang dibawa oleh keponakannya itu. Demikianlah mereka melanjutkan pembicaraan dalam suasana hiruk pikuk yang tidak luput dari ancaman, sementara Hamzah kadang-kadang turut tertawa dan kadang-kadang menampakkan wajah murka. Dan ketika pertemuan itu usai dan masing- masing meneruskan acaranya, kepala Hamzah pun dipenuhi fikiran dan perasaan baru, menyebabkan perhatiannya tertuju kepada urusan keponakannya dan mempertimbangkan kembali buruk baiknya.

Hari demi hari silih berganti, kini desas-desus itu berubah menjadi hasutan dan komplotan, sementara Hamzah memperhatikan suasana dari jauh. Ketabahan hati keponakannya itu amat mengherankannya, sementara usahanya yang mati-matian membela keimanan dan kelancaran da'wahnya, merupakan suatu hal yang baru bagi kaum Quraisy umumnya, walaupun sebenarnya mereka terkenal gigih keras kepala. Dan andainya ketika itu keragu-raguan dapat menggoyahkan kepercayaan seseorang tentang kebenaran Rasulullah dan kebesaran jiwanya, tetapi ia takkan menemukan jalan untuk mempengaruhi dan memperdayakan Hamzah.

Hamzah adalah orang yang paling kenal siapa Muhammad saw, semenjak masa kanak-kanak hingga waktu mudanya yang tidak bernoda, dan sampai usia dewasanya yang terpercaya. la kenal Muhammad saw. sebagaimana ia kenal akan dirinya, bahkan lebih dari itu lagi. Semenjak mereka lahir ke alam wujud, menjadi remaja dan sama-sama berangkat dewasa, di mana lembaran kehidupan Muhammad saw. Terbuka di hadapan matanya suci bersih laksana sinar matahari, tidak satu cacat pun dilihatnya pada lembaran itu. Tidak sekali pun dilihatnya ia marah atau naik darah, kecewa atau putus asa, apalagi menampakkan ketamakan dan keserakahan, berolok-olok atau berbuat hal yang sia-sia. Dan Hamzah bukan saja seorang yang menikmati kekuatan jasmaniah belaka, tetapi ia dikaruniai pula kekuatan kemauan dan ketajaman akal fikiran. Dari itu tidak wajar bila ia ketinggalan dan tak ingin mengikuti orang yang diketahuinya betul-betul jujur dan dapat dipercaya. Hanya saja hal itu dipendamnya dalam hati, menunggu saat yang tepat untuk membukakannya, yang waktunya telah dekat dan tidak akan menunggu lama.

Hamzah, Sang Singanya Allah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang