"Rosy ..."
"Pergi, Vin ..."
Rosy segera menutup pintunya. Namun, pintu itu pun tidak tertutup karena secara tiba-tiba Alvino menahan pintu tersebut. Refleks, Rosy memeluk tubuh Alvino erat. Rasa takut dan paniknya sangat kuat. Semua beban dan air matanya ia tumpahkan di dada bidang Alvino. Tubuhnya bergetar sangat hebat. Tak kuat menahan semuanya sendirian.
Alvino pun membalas pelukan Rosy dan membelainya pelan.
"Udah tenang. Lo cerita ke gue apa yang terjadi?"
Rosy menggeleng cepat seperti ada yang disembunyikan. "Lebih baik lo pulang, Al. Gue gak pa-pa,".
"Gue gak bisa ninggalin lo gitu aja. Dirumah lo ada siapa?".
"Gue sendiri. Mama gue ada panggilan mendadak terpaksa harus ke luar kota,".
Alvino terdiam sejenak. Tak tega membiarkan gadis manis ini ditinggalkan sendirian apalagi keadaannya yang sangat berantakan.
"Gue temenin lo, ya.".
Rosy tetap menggeleng lalu melepas pelukannya. Air matanya masih deras menetes. Matanya sangat merah.
"Lo gak ada hak buat temenin gue," Ucap Rosy nyaris tak terdengar karena batinnya yang bertambah sakit. Namun, Alvino dapat mendengarnya.
"Gue suka sama lo. Gue cinta sama lo. Gue sayang sama lo. Apa semua kode yang gue kasih selama ini cuma lo anggap angin lalu?".
Rosy membatu di tempat. Dunia seakan berhenti berputar.
"Gue mohon Rosy beri gue ruang untuk tempatin hati lo,"
"Tapi gue gak bisa. Plis ... jangan ganggu hidup gue lagi, gue udah maafin lo. Pulang ini hujan lo harus pulang,"
BRAAKKKK
Dengan sangat kencang Rosy membantik pintu rumahnya. Alvino yang melihat pintu dibanting itu langsung memaki dirinya sendiri. Kenapa harus secepat ini ia mengatakan.
Dasar tolol. Batinnya memaki.
Setelah itu ia memutuskan untuk pergi darisana. Toh nyatanya Rosy tidak marah padanya.
***
Air matanya mengering. Gadis itu mulai bosan dan mengacak isi rumahnya. Yang ia dapatkan hanya setumpuk kaset yang sangat banyak. Rata-rata isinya film mystery yang sepertinya sangat kejam. Bisa dilihat dari cover kasetnya.
Jigsaw.
Rosy memilih untuk menyetel film mysteri penuh kekejaman itu. Film dimulai dan gadis itu menikmati sepanjang jalan cerita film itu walau terkadang banyak adegan dimana ada seseorang yang sangat sadis membunuh seseorang. Namun, diwajahnya tak terbesit rasa takut sedikitpun. Ia tetap menikmati film itu.
Dua jam berlalu akhirnya film itu berakhir dengan ending yang tak dapat ditebak. Rosy tertawa melihat adegan ending itu.
"Film yang bagus dan ending yang nggak bisa ditebak," ucap Rosy tak merasa sedih kembali.
Gadis itu mencari film yang menurutnya seru. Tentu saja, ia memilih film mystery yang penuh dengan kekejaman.
Sudah banyak sekali film yang diputar Rosy hingga tak tersadarkan matahari mulai terbit dari ufuk timur. Memunculkan keindahan di langit atas. Walau Rosy tak tidur ia tak merasa lelah atau mengantuk sedikitpun. Entah mengapa bisa begitu.
Rosy dengan segera beranjak dan mandi karena ia ingin sekolah. Tentu saja.
20 menit berlalu, Rosy sudah siap dengan seragam yang agak sedikit kekecilan. Seragam yang agak ketat dan rok yang diatas selutut. Entah setan apa yang merasuki tubuh Rosy hingga ia nekat memakai seragam kekecilannya itu.
"Gue benci jadi baik!" gumamnya seraya memoleskan make up tipis di wajahnya. Walau tipis namun ia terlihat lebih menggoda. Bahkan sangat menggoda.
Dipikirnya sudah rapi, Rosy dengan segera melesat pergi dengan naik taksi.
***
Banyak pasang mata yang melihat penampilan Rosy dengan mata melotot. Terkejut mungkin. Namun, Rosy tak peduli, ia berjalan dengan pedenya. Layaknya model yang berjalan di atas panggung.
Saat hendak menaiki tangga, sebuah tangan mencekal tangan mungil Rosy.
"Lo lupa sama janji kita?" tanya Ethan datar sambil memperhatikan gadis dihadapannya yang agak berbeda.
"Gue inget, terus mau apa?" tanya Rosy dengan sinis. Mata hitam legam milik Rosy seakan menusuk mata Ethan.
Ethan yang melihat itu tentu saja terganggu. Tak terbesit rasa takut di mata Rosy saat dirinya menanyakan perjanjian waktu itu. Dan itu malah sebaliknya.
"Lepasin tangan gue!" sentak Rosy menunggu Ethan melepaskan tangannya. Namun, bukannya melepaskan ia malah mengencangkan genggaman tangannya. "Gue bilang lepasin!".
"Lo pikir gue takut sama lo?" ancam Ethan dengan rahang yang mengeras.
"Lo pikir gue juga takut sama lo? Inget ya disini nggak cuma lo yang berani ngomong kasar gue juga bisa!" balas Rosy tanpa rasa takut sedikit pun.
Semua pasang mata memperhatikan kejadian tersebut. Ada yang merekam untuk di upload ke instagram.
Tak lama dari itu Ava datang dengan mata tajamnya. Ia melihat Ethan menggengham tangan Rosy dengan marah. Api cemburu menggebu-gebu dirinya.
"Heh? Lo godain pacar gue?" tanya Ava dengan matanya yang melotot.
Rosy tersenyum sinis lalu tertawa dengan bahagianya sambil bertepuk tangan. Namun, itu hanya beberapa detik, kini Rosy kembali menatap tajam dua orang dihadapannya.
"Godain lo bilang?" tanya Rosy memastikan bahwa pendengarannya tidak salah. "Sorry, gue nggak ada waktu buat itu semua!".
Tanpa membuang waktu Rosy langsung melanjutkan jalannya yang tertunda. Sedangkan Ethan menatap Rosy tak percaya. Mana mungkin gadis polos seperti Rosy langsung berubah 360 derajat seperti sekarang. Dan Ava ia mematung di tempat merasa dirinya direndahkan dan dipermalukan.
Seketika murid yang tadinya mengerumuni ketiga orang tadi bagaikan gula dan semut langsung pergi melihat sudah tidak ada lagi pertikaian. Ava menghentakkan kakinya kesal lalu beranjak meninggalkan Ethan.
Di sisi lain Rosy tampak santai dengan penampilannya. Seperti tak terjadi apa-apa. Ia berjalan menuju kelasnya yang sudah dihuni oleh beberapa anak murid.
"Wedeh! Rosy lo seksi amat!" ucap Adri pemilik sorot mata yang tajam. "Ngimpi apa lo semalem sampe ngubah penampilan?".
Rosy mendelik tajam ke arah Adri. Ia tak suka pria berotak mesum. "Awas lo macem-macem sama gue!".
Baru kali ini Rosy mengancam seseorang. Gadis itu juga merasakan, ada jiwa baru dalam dirinya. Jiwa yang sangat berbeda dengan jiwa polosnya. Namun, ia tak mempermasalahkannya, ia bahkan sangat senang ada jiwa baru dakam dirinya.
Kemudian gadis itu beranjak keluar dari kelasnya lalu menuju balkon.
Leona ... sayangnya lo udah pergi dari negeri ini. Mungkin, kalo ngeliat gue yang kaya gini lo bakalan nasehatin gue. Haha ... sayangnya itu takkan terjadi. Dari sini gue akan membuka lembaran baru dan memulainya sesuai dengam skenario yang gue bikin.
-Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
What Can She Do?
Misteri / Thriller"Kenapa lo la-lakuin i-i-ini semua?" - Ethan Rosy menyeringai "Karena lo yang memulai jadi lo pantes dapetin ini semua," ***