Tanpa menunggu aba – aba dengan kemampuan mekanik di SMA aku menjalankan amanah aku menjalankan kebiasaanku mengotak atik mesin mobil dan kuberitahu sang perempuan itu segera menyalakan mobil. Perempuan itu melihatku dari dekat membuatku berdegup kenjang
"yes, sudah bisa" sumringah terpancar dari wajahnya.
"alhamdulillah mbak, segeralah mbak pergi. Pasti bos mbak sudah menunggu" dengan nada halus.
"iya juga, terima kasih dek. Ini ada imbalan buat adek" mengeluarkan uang pecahan lima puluhan tiga biji.
"tidak usah mbak, saya ikhlas kok membantu, mungkin dengan uang itu bisa menyantuni orang yang lebih membutuhkan dan kalaupun saya menerima. Saya tidak layak karena saya bukan siapa – siapa mbak" senyum terpancar.
"t-tapi dek, kan kamu mungkin membutuhkannya" melihat sekujur tubuhku yang lusuh itu.
"sudahlah mbak gak papa, saya sudah ikhlas kok membantu" dengan senyuman terakhir melangkah meninggalkannya.
"tunggu dek, ayo ikut kakak" dengan menarik lenganku.
"kemana lagi kak" penuh tanda tanya dalam otakku
Beliau membawaku ke dalam mobilnya yang bagus itu. Kulihat sekeliling interior indah warna merah muda dimana – mana. Aku tidak tahu beliau membawaku kemana antusiasnya aku melihat sekeliling bagaimana kota Ibukota Jakarta ini betapa padanya. Aku terdiam bagai batu.
"adek, sebenarnya mau kemana" memulai pembicaraan.
"saya sebenarnya perantauan mbak, saya diusir dari desa saya gara – gara" tertunduk lemas tanpa meneruskan kalimat.
"gara – gara" penuh penasaran dia menanyakan
"gara – gara dituduh menghamili anak dari orang terkemuka. Padahal bukan saya, sungguh bukan saya mbak. Salahkah saya mbak, saya ini salah apa mbak, salah apa mbak" dengan penuh amarah aku luapkan dalam mobil itu.
"sabar dek, sabarlah. Tenang dek, terus kenapa engkau ke Jakarta ini, dek" menenangkan suasana yang sudah memanas tadi.
"untuk merubah peruntunganku dan membalaskan demdamku pada desa yang telah membuangku. Tapi sekarang aku harus kemana hanya angin menuntunku kepada jalan yang benar dan yang di atas berserah aku padanya, mbak" tertunduk tanpa melihat ke arah jalan.
"aku paham dek. Oh, kita sudah sampai dek" sambil memarkir tempat yang tersedia.
Aku turun dari mobil. Sekarang aku berada pada tempat asing dengan berhias sana – sini sebuah taman yang rimbun nan cantik dan rumah yang sangat besar hampir mirip sebuah istana. Melihat dalam rumah tersebut ternyata besar sekali bahkan suaranya bergema. Beliau bercerita bahwa orang tuanya yang biasa beliau panggil papa dan mama bekerja di luar negeri. Papanya bekerja sebagai direktur sebuah perusahaan yang ada di Swiss sedangkan ibunya bekerja sebagai artis lokal di Amerika.
"oh iya, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Cindy, Cindy Ayunda Purwaningsih" menjulurkan tangan seraya ingin berjabat tangan.
"Aduh, Iya mbak. Saya Ridho, Rio Damartio Suherman" seraya menerima tangan itu tanpa tahu bahwa tangannya kotor. "aduh mbak, maaf tanganku kotor heheheh" tertunduk malu.
"alah gpp dek, makasih yang tadi. Kamu mandi sana, baumu tercium sampai disini loh" menutup tangannya menutupi tawanya.
"oh ya, hehehe. Maaf mbak dan kamar mandinya dimana, ya" menunduk seperti daun putri malu, yang tersentuh yang mengkerut.
"disana, dibelakang terus belok kiri itu kamar mandinya, paham" mengancungkan jarinya ke arah tujuan.
Betapa besarnya rumah ini itulah pikiran yang melandaku. Berapa, bagaimana, dan apa. Berapa harganya ya? Bagaimana mereka bisa hidup disini, ya? dan apa aku bisa bekerja disini? Itulah dalam pikiranku. Kucium tubuh, bau sekali seperti kotoran yang timbul di sungai. Saat aku membuka knop pintu terbukalah. Sebuah siluet hitam tidak tahu siapa gerangan. Saat itulah tanpa sengaja terpapang kepala yang kutahu dia adalah lawan jenisku. Bertatapan mata kita berdua dan terjadilah.
---------------
To Be Continued
Salam Author Receh
KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH !
Storie breviPernahkah Anda terbayang jika teman dekat, saudara, ataupun keluarga anda bertukar roh. benar, roh adalah jiwa kita. Anda berpikir jika itu mungkin bisa terjadi. pasti jawaban anda tidak, konyol, dan mustahil. inilah segores pena tentang seorang pem...