Namaku Citra Kusuma Purwaningsi, lahir di rumah sakit pada rahim ibuku. Aku adalah anak kedua alias terakhir. Aku tinggal di Jakarta dan Kakakku Cindy Ayunda Purwaningsi sesosok orang yang selalu senantiasa perfeksionis, anggun, cantik, dan baik hati. Sedangkan aku, sebelas duabelas seperti kakakku tapi egois, pemarah, sombong, dan angkuh itulah sifatku. Terkadang aku merasa iri pada kakakku karena bisa membaur dengan semua orang dan banyak sekali cowok yang mendekatinya. Masa bodo dengan itu, aku sekarang menempuh studi di salah satu instansi perguruan dekat rumahku. Aku mempunyai sandaran untuk berkeluh kesah dan sedih. Anton namanya dia adalah idola fakultasku dan entah mengapa aku berhasil mempersunting dia menjadi pacarku. Mungkin itulah takdir yang mempertemukan kita berdua. Berjalan sudah hubunganku dengan anton mendekati tiga belas bulan atau sama dengan satu tahun tambah satu bulan. Malam itu, hatiku merasakan sedih, bingung, tangis bertemu satu dalam otakku. Dia melanggar prinsip yang sudah mengikat kita munafik pada hatinya. Saat itu, mobil putih kukendarai saat itu aku mengajak temanku menunjukkan tempat cafe yang bagus untuk sekedar mengobrol maupun mengerjakan tugas. Tibalah tempat yang dituju pusing bukan main aku melihat dia bersama orang yang bukan aku dan aku mengenal dia adalah salah satu sahabatku. Amarahku meludak seketika.
"Oh, sekarang begini yang dinamakan sahabat makan gebetan, ya" sambil bertepuk tangan.
"Citra!. Tidak, gue bisa jelasin semuanya" panik setelah melihatku.
"iya, Citra. Gue juga, Cit" gemetar seluruh tubuhnya
"alah, gak usah sok jelasin man. Gue lihat dengan mata keranjang lu mesrah banget. Oh, ini yang namanya pelakor, beb" senyuman sinisku lontarkan.
"Citra, tunggu Cit. Maafin gue maaf" nangis tersendu sendu sahabatku
"gak usah, gak perlu dan bebeb sayang sekarang kita putus" tetap tersenyum walau hati tersungkur
"Cit, kita kan bentar lagi mau tunangan. gue gak mau kayak gini, Cit" memohon untuk rujuk
"buktinya, sekarang kamu posisi siapa. Hahahaha, lucu ya lu ini bisa selingkuh dengan sahabatku" tawaku lepas.
"lega rasanya, gue udah tahu sekarang bagaimana sifatmu. Gue cabut dulu ya. oh ya, sekalian selamat ya hubungan kalian sudah merusak hati dan impian keluarga kecilku" sambil bersalaman dan meninggal tempat saksi runtuhnya hubunganku.
Dalam mobil, aku terdiam bagai batu es yang membeku terucap tak kuhiraukan. Untung temanku tadi bersamaku berusaha menghiburku tapi aku tetap membatu dan tibalah ke rumah temanku tadi dan aku turunkan dia tanpa langsung mengucapkan selamat malam. Kupacu mobilku dengan kecepatan tinggi. Tibalah aku dirumah kurebahkan tubuhku dan tangis tak bisa kubendung lagi. Mengapa ini terjadi padaku tuhan karma apa yang kau buat sehingga nasib buruk menghantuiku. Mungkin inilah yang diberikan oleh orang yang tamak dan sombong seperti aku.
Tibalah waktu sang mentari menyinari bumi. Aku ketiduran dengan air mata sembab dibuatnya. Aku berjalan dengan langkah gontai dan tertunduk. Saat itu aku memutuskan untuk membersihkan tubuhku dan merubah sifatku ini. Aku tidak boleh menyerah pada hidup pemuda tampan di dunia ini pasti banyak. Aku sudah memutuskan dia jadi aku yang harus menanggung resikonya. Aku berdoa kepada tuhan untuk mempertemukanku dengan pemuda tampan yang tulus mencintaiku dan selalu ada buatku bersandar. Saat aku mandi terdengar suara dari luar. Kakakku Cindy telah pulang dari kerjanya mungkin aku bisa curhat dengannya. Hari ini dia lembur sehingga pulang pagi. Saat itu ada yang membuka pintu betapa kagetnya sesosok manusia muncul di hadapanku.
"AAAAAAAAAAKKKHH.........!!!!!" teriakan kerasnya menggelegar.
"HIYAAAAAAAAAAAAKKHH...........!!!!" teriakan dari mulutku tak kalah dengan teriakannya.
"siapa lu masuk ke kamar mandi. Maling ya" sambil kututupi tubuhku.
"maaf mbak, saya tutup lagi. Maaf" tertunduk malu seraya menutup pintu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH !
Short StoryPernahkah Anda terbayang jika teman dekat, saudara, ataupun keluarga anda bertukar roh. benar, roh adalah jiwa kita. Anda berpikir jika itu mungkin bisa terjadi. pasti jawaban anda tidak, konyol, dan mustahil. inilah segores pena tentang seorang pem...