Yoongi terus menatap lekat pada sepasang manusia yang ada didapur rumahnya itu, ia marah, sangat marah. Yoongi marah sampai tidak sadar kalau kini kakinya sudah berhasil membawanya kedapur, berdiri ditengah-tengah Hoseok dan Seungwan.
"Oh.. Yoongi-ah.. Sejak kapan kau berdiri disana ?" tanya Hoseok dengan wajah polosnya.
Yoongi tak menjawab, wajah datarnya menyimpan seribu tanda tanya. "Hoseok oppa datang ingin membangunkanmu, tapi tidak jadi karena dia baru sadar kalau kamarmu tidak bisa dibuka oleh orang lain.." ujar Seungwan memecah keheningan. Hoseok tertunduk dengan senyum malu.
"Setelah menyadarinya aku benar-benar ingin membom kamarmu, Yoon.." ucapan Hoseok itu disambut gelak tawa Seungwan. Mereka berdua tertawa. Dihadapan Yoongi. Hal itu kembalu membuat Yoongi harus berusaha keras menahan amarahnya.
"Sarapan sudah siap.. Ayo kita makan.." ujar Seungwan. Tanpa ragu Hoseok duduk dimeja makan, tepatnya duduk dihadapan Yoongi membuat lelaki pucat itu sedikit mengernyitkan alisnya. Tak ada yang mengizinkanmu duduk disitu Jung Hoseok, bathin Yoongi.
Tak lama kemudian Seungwan datang dan duduk disebelah Yoongi, membuat Yoongi mengalihkan pandangannya dari Hoseok. "Oppa mau ini ?" tanya Seungwan pada Yoongi sambil menunjuk bibimbap super enak buatannya. Sial. Yoongi tidak meresponnya.
Detik kemudian Yoongi bangkit dari duduknya, "Kalian makanlah dulu, aku ingin mandi.." Seungwan menatap nanar tubuh Yoongi yang berlalu, gadis itu tersenyum pilu masih dengan tatapan nanarnya. Hoseok yang melihat hal itu langsung berteriak heboh, "Aahhh.. Aku mau itu!! Berikan padaku saja.. Biar aku yang makan!! Hehe.." dengan sigap Hoseok melahap bibimbap Seungwan, "Hhmmm.. Masitaa!!" heboh Hoseok lagi. Seungwan terkekeh geli. Baru kali ini dia melihat ada lelaki seceria ini, Hoseok sangat menyenangkan. Sesaat Seungwan mampu mengusir rasa sedihnya akibat ulah Yoongi, karena Hoseok. Gomawo, bathin Seungwan.
.
.
Sementara disisi lain, suara gemercik air terdengar bak sayatan pisau tajam ditubuh mulus Yoongi. Dibawah shower itu Yoongi terdiam dan mengepalkan tangannya dengan kuat, dari matanya tersirat amarah tak tertahankan. Pikirannya terus berkutat pada Seungwan. Yoongi luar biasa marah saat ini. "ARGHH!!!" teriak Yoongi kemudian.
.
.
Waktu berlalu, hari sudah semakin senja. Hoseok pun bergegas pamit pulang kepada Yoongi dan Seungwan. "Aku pamit pulang yaa.. Terimakasih untuk hari ini. Seungwan-ah, masakanmu sungguh lezat, kapan-kapan kau harus masakkan lagi untukku, ne ?" ucapan Hoseok disambut senyum indah oleh Seungwan. Gadis itu bahagia sekali karena ada yang memuji masakannya, sementara Yoongi mendengus kesal. "Cepatlah pulang dan jangan datang kesini lagi.." ujar Yoongi ketus, Hoseok menanggapinya santai, Yoongi memang biasa begitu terlebih mereka sudah bersahabat sejak kecil. Hoseok sangat paham dengan tabiat Min Yoongi. "Istrimu ini sungguh daebak, Yoongi-ah!! Aku iri padamu..Kkkk" ujar Hoseok polos. Yoongi makin geram. Ditinggalkannya begitu saja mereka berdua diambang pintu. Seungwan diam seribu bahasa."Gwenchana.. Yoongi memang selalu begitu. Nanti juga akan baik lagi.." hibur Hoseok pada Seungwan yang kedapatan sedang merenung. Senyum hangat yang khas dari Hoseok mampu menanggalkan segala pikiran jahat Seungwan terhadap Yoongi. Gadis itu sangat suka karena Hoseok begitu mengerti dirinya. Hoseok pun pulang, seiring dengan masuknya Seungwan kedalam rumah.
.
.
"Apa kau bahagia ??" langkah Seungwan terhenti ketika ia mendengar suara berat Yoongi dari ruang tengah. "Maksud oppa ?" Seungwan kembali bertanya. Dia sungguh tidak mengerti apa maksud suaminya itu. Yoongi bangkit dari duduknya, melangkah mendekati Seungwan. Ditariknya rambut gadis manis itu, bisa dibilang menjambak. "Aawww... Oppa sakit!!" ringis Seungwan. Yoongi menarik satu tangan Seungwan kemudian memutar badan mereka, Yoongi kini berada dibelakang Seungwan masih dengan posisi menjambak. Posisi yang malah semakin menyakiti Seungwan. "Appo.. Neomu appo!!" hanya itu yang bisa Seungwan ucapkan. Kepalanya benar-benar sakit sekarang."Berani sekali kau tersenyum kepada namja lain selain aku, huh??" ujar Yoongi pelan dengan nafas memburu, Yoongi kesetanan. Jujur saja, Yoongi cemburu melihat kedekatan Seungwan dengan Hoseok tadi. "Kau anggap aku apa, huh??" airmata Seungwan menetes deras. "JAWAB AKU MIN SEUNGWAN!!!!! KAU DENGAR TIDAK????!!!!" Yoongi diluar kendali, ia berteriak kencang tepat ditelinga Seungwan hingga gadisnya itu ikut berteriak takut. Yoongi geram karena Seungwan diam saja. Dia merasa dirinya diabaikan.
Yoongi mendorong tubuh Seungwan hingga gadis itu tersungkur ke lantai. Ditamparnya berkali-kali istrinya itu kemudian menarik tangannya lalu melempar tubuhnya ke sofa dengan keras. Tidak ada yang bisa Seungwan lakukan selain menangis dan merintih. Yoongi semakin menggila. Ia sengaja melucuti pakaiannya sendiri juga pakaian Seungwan hingga menampakkan area vital mereka masing-masing. Yoongi melakukannya. Untuk pertama kali setelah dua bulan pernikahan mereka, secara sadar Min Yoongi melakukannya pada Son Seungwan.
.
.
-SKIP-
.
.
Sepeninggal Yoongi yang sekarang pergi entah kemana, Seungwan masih duduk terdiam disofa diruang tengah. Gadis itu menangis tanpa suara, sedari tadi air matanya mengalir tak berhenti. Terdapat beberapa luka lebam disekitar area vitalnya akibat keberingasan Yoongi. Seungwan terus melamun lirih, badan bagian atasnya ia tutupi dengan selembar kemeja yang tidak berkancing. Dirinya amat sangat berantakan sekarang.Seungwan mencintai Yoongi, sangat mencintainya. Tapi bukan begini caranya. Lihatlah sekarang, dia bahkan lebih mirip seperti pelacur ketimbang seorang istri. Seungwan tidak habis pikir. Sungguh, tidak ada kelembutan sama sekali dalam diri Yoongi untuknya. "Sebenci inikah oppa padaku ?" Seungwan kembali menangis dalam lamunannya.
.
.
☆☆☆
.
.
Seminggu berlalu sejak kejadian nista itu, sudah seminggu pula Yoongi tidak pulang kerumah. Ia menginap di hotel milik keluarga Min, meminta cuti dari kantornya, dan mematikan ponselnya secara sengaja. Bukan apa-apa, hal itu dilakukannya untuk menenangkan diri. Seminggu ini Yoongi susah tidur, pikirannya dibaluti rasa bersalah pada Seungwan. Yoongi terbakar api cemburu. Rasa takut kehilangan Seungwan membuatnya menjadi pesakitan namun Yoongi terlalu egois untuk mengakui tentang perasaannya.Bicara soal Seungwan, bagaimana keadaan gadis itu ? Tenang, Seungwan baik-baik saja. Ia sudah beraktifitas seperti biasa tetap dengan senyuman manisnya. Tentang peristiwa dengan Yoongi kemarin Seungwan sudah tak peduli lagi. Satu hal yang membuat Seungwan kembali ceria adalah kenyataan bahwa Yoongi tidak benar-benar membencinya. Terbukti, Yoongi rela mengutus puluhan bodyguard kepercayaan keluarga Min untuk berjaga disekitar rumah dan bertugas melindungi Seungwan selama Yoongi tak ada. Bahkan salah satu bodyguard diutus langsung untuk menjadi asisten pribadi Seungwan, bodyguard itu berjenis kelamin perempuan pastinya. Dan jangan berpikir kalau Yoongi tidak mengetahui keadaan Seungwan. Yoongi tau segalanya, secara detail, mulai sejak Seungwan bangun tidur sampai ia kembali tertidur.
Yoongi berjalan keluar dari kamar hotel VVIP tempatnya menginap selama seminggu ini, ia berencana pergi menikmati angin sore disekitar Sungai Han. Namun ditengah perjalanan menuju lift Yoongi bertemu dengan Appanya, Tuan Min.
"Yoongi-ah.."
"Appa.."
"Sedang apa kau disini ?"
"Ehhmm.. Sedang melihat-lihat. Waegurae Appa ?"
"Appa rindu padamu.."
Yoongi tak menjawab, hanya senyuman yang ia berikan untuk Ayahnya. Namun senyum Yoongi memudar ketika Ayahnya berbicara soal Seungwan.
"Dimana Seungwan ? Dia tidak ikut bersamamu ?"
"Tidak. Dia ada dirumah.."
"Kalau begitu, ayo kita kerumahmu saja sekarang. Appa ingin makan malam dirumah kalian, Appa rindu ingin makan masakan menantu kesayangan Appa.."
Yoongi terpaksa mengangguk demi menuruti kehendak sang Presdir Min's Group. Mungkin inilah saat yang tepat aku harus kembali pulang kepada Seungwan, bathin Yoongi.
.
.
.*---TBC---*
.
.
*Swag In Your Area*
KAMU SEDANG MEMBACA
[WenGa] Stuck On You.. (END)
Short Story"Bisakah dunia bersikap adil padaku ? Aku muak dengan semua ini. Aku bahkan membenci diriku sendiri.." - Son Seungwan. "Kalau saja ada kesempatan, satu kali saja untuk merubah keadaan, aku ingin kenyataan ini berjalan sesuai seperti yang kau harapka...