Part 8

2.4K 235 3
                                    

Yoongi menunggu dengan cemas. Saat ini dirinya sedang berada dirumah sakit. Pikiran Yoongi dipenuhi tentang Seungwan. Terlihat jelas raut gelisah Yoongi yang sedari tadi terus mondar mandir didepan pintu ICU ini. Yoongi mengatupkan telapak tangannya ke muka. Dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau sampai terjadi apa-apa pada Seungwan.

Satu jam berlalu, seorang dokter keluar dari ruangan itu. Menghampiri Yoongi yang juga bergegas kearahnya.

"Dokter bagaimana keadaan istriku ? Dia tidak apa-apa kan ? Apa yang terjadi padanya ? Kenapa lama sekali kalian menangani istriku ? Katakan padaku apa dia baik-baik saja ?" cerca Yoongi pada dokter tersebut.

"Istri anda butuh istirahat total untuk kesembuhannya, sebab telah terjadi pendarahan hebat. Tapi anda tidak perlu khawatir, istri anda akan segera sadar, obat biusnya hanya bertahan satu jam. Hanya saja..." ucapan dokter itu menggantung, Yoongi menyipitkan matanya.

"Hanya saja apa ?"

"Maafkan kami, kami tidak bisa menyelamatkan janinnya. Usia kandungan Nyonya Min masih terlalu muda dan benturan yang dialaminya sangat kuat.. Sekali lagi kami minta maaf.."

"Maksudmu Seungwan keguguran..."

"Kami benar-benar minta maaf.."

Mendengarnya, sekujur badan Yoongi langsung lemas. Bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau istrinya hamil ? Kenapa Seungwan tidak bilang ? Apa maksudnya semua ini ? Yoongi tidak habis pikir, apa yang akan ia jelaskan pada Seungwan ? Bagaimana kalau Seungwan marah ? Bagaimana kalau Seungwan tidak terima ? Kepalanya sakit, Yoongi meremas kuat-kuat rambutnya dengan kedua tangannya. Setetes airmata jatuh membasahi pipi Yoongi, lelaki itu menangis dalam diam. Tanpa suara, namun sakit.

Sudah hampir satu jam Yoongi duduk dikursi disamping ranjang Seungwan ini. Ditatapnya nanar gadis manis itu hingga tak terasa setetes airmata kembali turun membasahi pipinya. Yoongi menyesal karena mengetahui kenyataan sepahit ini. Calon anaknya dengan Seungwan, kini sudah tak ada lagi. Yoongi terus menggenggam erat tangan Seungwan, menciumi tangan itu dengan luka hati yang mendalam.

Yoongi merasakan tangan Seungwan bergerak, gadis itu menggeliat pelan. Dengan cepat Yoongi menghapus sisa airmata yang ada dipipinya sebelum Seungwan bangun. Yoongi melihat Seungwan mengedarkan pandangan sampai pada saat mata Seungwan bertemu dengan mata Yoongi. Gadis itu terkejut, dia diam sebentar. "Oppa.. Aku.." ujar Seungwan terbata. Yoongi mendekatkan dirinya pada Seungwan. "Sekarang kau berada dirumah sakit, sayang.. Gwenchana.." ujar Yoongi dengan senyum memaksa.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau hamil ? Kenapa merahasiakannya dariku ?" ujar Yoongi akhirnya. Mata sipit itu terlihat bengkak. Seungwan tidak menjawab dan hanya menghela nafas berat, namun seketika dirinya ingat tentang kejadian dirumah tadi. Seungwan mendongak memegangi perutnya. Dilihatnya Yoongi yang tampak lesu. "Oppa.. Anakku.. Apa dia baik-baik saja ?" tanya Seungwan langsung. Yoongi menutup matanya sebentar, kepalanya benar-benar pusing sekarang. Ditatapnya lekat gadisnya itu sesaat setelah matanya terbuka, tangan Yoongi menggenggam erat tangan Seungwan yang masih berada diatas perutnya. "Seungwan-ah.. Dengar oppa.. Anak kita.. Tuhan lebih sayang padanya melebihi kita.. Jadi.. Oppa harap.." sontak airmata Seungwan menetes deras mendengar ucapan Yoongi. Ia menggeleng kuat. "Andwae.. Andwae oppa andwae.. Anakku.." Seungwan menangis sejadinya. Dan Yoongi masih terus berusaha menenangkan istrinya itu walau sebenarnya Yoongi pun juga merasakan sakit yang sama.
.
.
☆☆☆
.
.
Seungwan menatap pemandangan luar jendela dengan tatapan penuh luka. Kenapa hidupnya jadi begini ? Apa maksud semua ini ? Seungwan merasa Tuhan tidak adil padanya. Tuhan tega mengambil semua orang yang Seungwan sayang. Kedua orang tuanya, kemudian anaknya. Siapa lagi setelah ini ? "Kenapa bukan aku saja yang Engkau ambil, Tuhan ?" gumam Seungwan dengan setetes airmata.

Dalam lamunannya Seungwan dapat merasakan tangan kekar melingkari tubuhnya. Yoongi. Seungwan bisa tau tanpa harus melihat siapa orang itu. Benar, Yoongi memang memeluk Seungwan dari belakang saat ini. Ia menenggelamkan kepalanya dileher Seungwan. Seungwan sama sekali tidak meresponnya, ia malah melepas pelukan namja itu dan beralih ke ranjangnya. Yoongi mendesah pelan, ia memaklumi keadaan istrinya itu. Yang perlu Yoongi lakukan hanyalah memberi dukungan moral agar sang istri dapat kembali ceria seperti sedia kala.

Yoongi duduk di atas ranjang di samping Seungwan, mengelus pelan kepala istrinya penuh rasa sayang. "Dokter bilang kau sudah bisa pulang kerumah sore ini.." Seungwan masih tidak merespon Yoongi. "Mianhae.." ujar Yoongi dengan suara seraknya. Seungwan memutar posisi tidurnya menjadi membelakangi Yoongi. "Aku juga sakit melihatmu seperti ini, Seungwan-ah.. Tolong bicaralah" ujar Yoongi kemudian. "Mulai saat ini kau bisa lakukan apapun yang kau mau, asal jangan abaikan aku.." Yoongi menghela nafas berat, tetap tidak ada respon dari Seungwan. Namun detik kemudian Seungwan berkata, "Aku ingin kita cerai.." bak tersambar petir, sekujur tubuh Yoongi mendadak kaku, nafas Yoongi tercekat hebat. Ditolehnya tubuh Seungwan yang masih diposisi semula. "Shirreo..!! Aku tidak mau..!!" Yoongi mencoba menetralkan suara dan juga detak jantungnya. Dikepalnya tangannya kuat. Terlihat dari matanya, amarah Yoongi begitu membuncah. Seungwan ingin cerai ? Yang benar saja. Tidak akan pernah !

"Aku lelah. Sangat lelah.." Seungwan menangis tanpa terisak. "Aku sama sekali tidak masalah dipukuli oppa, tapi anakku.." ucapan Seungwan menggantung. Airmatanya kembali menetes. "Aku butuh waktu untuk menenangkan diriku oppa, kumohon mengertilah.." ujar Seungwan kali ini dengan sedikit isakkan. Yoongi lantas menggigit bibir bawahnya, kepalanya sakit. Dia benci situasi ini. Dan setelah dirasanya sedikit tenang, Yoongi lalu mengelus kepala Seungwan pelan. "Jangan.. Aku mohon jangan pernah berniat untuk meninggalkan aku, aku janji aku akan mengubah semuanya dari awal lagi. Tolong, Seungwan-ah.." Yoongi berujar tulus, airmatanya pun menetes. Yoongi tidak akan pernah membiarkan Seungwan pergi dari hidupnya, apapun yang terjadi. Sebab hanya Seungwan yang Yoongi cintai.
.
.
☆☆☆
.
.
Suasana hening menyeruak diseluruh sudut rumah. Setelah ia mengalami keguguran, Seungwan kini berubah menjadi sosok yang pendiam. Niatnya untuk bercerai masih sangat kuat, ia sudah tak peduli dengan apapun lagi bahkan Yoongi sekalipun. Lain halnya dengan Yoongi, namja itu berusaha menarik kasih sayang Seungwan lagi. Perlakuan Yoongi terhadap Seungwan berubah 180 derajat, contohnya saja pagi ini ia bangun subuh hanya untuk memasak sarapan untuk Seungwan.

Suara pintu kamar terbuka, Yoongi mendapati sosok Seungwan yang berjalan kearahnya, bukan kearahnya tapi kedapur. "Morning princess.." sapa Yoongi dengan gummy smilenya. Respon Seungwan hanya tersenyum. "Mari makan.." ajak Yoongi kemudian. Setelah menaruh pakaian kotornya kedalam mesin cuci, Seungwan lalu melihat apa yang dimasak Yoongi. Roti sandwich panggang dengan jus strawberry sebagai minumannya. "Ahh, ayo duduklah.." tawar Yoongi sambil menggeser kursi disebelahnya untuk Seungwan duduki. Seungwan menurut, ia duduk disamping Yoongi. Lelaki itu lalu menyuapkan sepotong roti pada Seungwan, "Aku bisa makan sendiri.." ujar Seungwan, Yoongi lalu menggelengkan kepalanya. "Biarkan aku menyuapimu, sayang.. Cha, buka mulutmu.." Seungwan lagi-lagi harus menuruti perintah Yoongi. "Enak ?" tanya Yoongi meminta penilaian. Seungwan mengangguk.

Setelah menghabiskan sarapan pagi mereka, Yoongi mencuci piring. Suatu hal yang tidak pernah Yoongi lakukan sebelumnya, ia lakukan karena tidak ingin merepotkan istrinya. Bukankah Yoongi sudah janji dia akan berubah menjadi suami yang baik untuk Min Seungwan ? Selesai mencuci piring, tanpa permisi Yoongi masuk kedalam kamar Seungwan. Dilihatnya gadis itu memandang keluar jendela, Yoongi mendekap Seungwan dari belakang. "Mau temani aku jalan-jalan ?" ujar Yoongi sambil menenggelamkan kepalanya dilekuk leher Seungwan. "Berhentilah bersikap aneh. Aku tidak suka." respon Seungwan begitu dingin hingga Yoongi mendongak. "Apakah salah kalau aku ingin menjadi suami yang baik untuk istriku ?" Yoongi tak mau kalah. "Sudah terlambat.." jawab Seungwan, Yoongi tersenyum pahit. Ternyata Seungwan masih belum memaafkannya.
.
.

*-----TBC-----*

*Swag In Your Area*

[WenGa] Stuck On You.. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang