Chapter 3 ( pertemuan dengan pinto )

104 5 0
                                    

Happy reading kawan jangan lupa , vote & coment nya ditunggu

*****

Alina mulai tersadar dari siumannya. Tubuhnya tergolek dengan tangan diikat kebelakang, sedangkan mulutnya disumpal dengan sapu tangan. Tidak ada orang di ruangan itu selain dirinya. Dalam hatinya bertanya siapa yang telah membawanya ke sini, ruangan yang amat gelap dan menakutkan?
Seribu tanya melintas di pikirannya. Apakah dia akan dibunuh? Apa sebenarnya yang mereka inginkan darinya? Belum lagi dia memikirkan Ibuknya, wanita tua yang telah menampungnya belasan tahun. Apa dia juga akan dibawa ke sini, atau malah dibunuh tadi malam? Pertanyaan yang tidak ada habisnya menyerbu Alina.
Alina dikejutkan dengan sentakan pintu yang berada di depannya. Seorang lelaki memasuki ruangan. Dia menatap Alina dengan tajam. Memastikan apakah Alina sudah sadar atau masih pingsan. Seketika Alina berpura-pura masih pingsan. Dia was-was, kalau-kalau dia disakiti oleh lelaki yang kini mulai mendekatinya. Lelaki tersebut mendekati Alina.

"Woi . . . bangun woi! Jangan mati kamu, nanti bayaran kami tidak kami terima" oceh lelaki tersebut dengan menendang-nendang kaki Alina.

Atas keterkejutan Alina, lelaki tersebut tahu bahwa Alina hanya pura-pura pingsan. Lelaki tersebut mendekati kepada Alina.

"Pura-pura pingsan ya? Atau pura-pura mati? Sebentar lagi juga tidak akan pura-pura cyin. Bakal mati beneran," Cuusss. celoteh lelaki tersebut dengan tawa seraya meninggalkan Alina kembali.

A . . L . . I . . N . . A  Alina tersentak ketika dia mendengar bisikan yang tak asing di telinganya. Alina berusaha mencari sumber suara tersebut ke seluruh luarangan. Alina tidak menemukan siapa-siapa di ruangan tersebut selain dirinya.
Siapa itu? tanya Alina penasaran.

Hiihikhikhihihihikhikhikhii hanya terdengar suara tawa yang menakutkan.
Alina makin penasaran dan ketakutan mendengar tawa tersebut. Tawa yang sangat mengerikan semakin dekat ke arahnya.

"Tunjukan dirimu! Aku tidak takut denganmu!" jawab Alina mencoba memberanikan diri.

"Belum saatnya Alina . . . aku hanya sekadar menyapa saja, memberitahukan sedikit tentang masa lalumu yang kelam ucap suara menakutkan tersebut"

"Hoh . . . bukan masa lalumu, melainkan masa lalu keluargamu" suara tersebut makin menakuti Alina.

"Ada apa dengan keluargaku? Di mana keluargaku? Apa yang telah terjadi dengan keluargaku? tanya Alina dengan penasaran,"
Alina bertanya-tanya dalam hatinya. Siapa suara ini? Apa dia tahu tentang keluarganya yang telah lama dia cari tersebut.?
Cerita ini akan segera dimulai
" Alina. . . Kematian, kematian, dan kematian akan selalu mengikuti kemana kau melangkah Alina. . .,"

Hiihikhikhihihi. Suara itu semakin dekat dan mengerikan.
Alina gemetar ketakutan. Namun Alina penasaran dan tetap mencoba bertanya.

"Kematian siapa?"beberapa detik suara itu tidak mendengar suara yang menakutkan itu lagi.
Alina melihat kekelilng ruangan, namun tetap tak dilihatnya wujud suara tersebut.
Suara itu kembali muncul dan membuat Alina gemetar ketakutan.

"Kisah panjang keluarga terkutuk akan dimulai Alina . . . bersiaplah! Besiaplah Alina!" suara tersebut semakin membuat Alina penasaran. Baik itu tentang keberadaan keluarganya, kematian, apalagi hal terakhir yang disampaikan sang suara tersebut, yaitu keluarga terkutuk.
Suara itu tak terdengar lagi oleh Alina.
Beberapa detik kemudian masuklah seorang pria berkumis tipis yang dipanggil oleh anak buahnya Pinto, The Crazy Killer.

"Siapa kamu?!"tanya Alina.
"Kenapa aku dibawa ke tempat ini? Apa tujunmu?" Alina mendesak dengan pertanyaan.
Lelaki itu hanya diam dan memperhatikan Alina. Pinto mendekati Alina, tersenyum tipis melihat Alina yang tergolek tak berdaya di lantai.

Alina ( The Romance Thriller Novel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang