Hari demi hari yang dilalui Mina semakin membuat hidupnya penuh dengan tekanan. Jika dia adalah orang normal pada umumnya mungkin Mina sudah meluapkan semua emosi yang ia miliki. Tapi tidak, bukan karena Mina tidak normal, hanya saja Mina terlalu sulit untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan.
Kemarin saat ia mencoba menceritakan tentang surat izin tingalnya yang sudah melewati batas pada atasannya, bukannya mendapat keringanan beban Mina justru mendapatkan skorsing selama 2 hari. Jika bukan karena dia sudah betah dikantor itu mungkin saja dia sudah mengundurkan dirinya sejak lama. Cck dasar boss menyebalkan!
Untuk sementara waktu Mina menumpang di rumah Jihyo karena ia tahu ia tidak akan aman jika masih tinggal di apartment nya itu.
Untungnya Jihyo tidak masalah dengan kedatangan Mina kerumahnya, Jihyo justru senang karena orang tuanya yang berada diluar negeri membuatnya merasa kesepian didalam rumahnya sendiri. Mina sudah ia anggap sebagai saudarinya sendiri, mereka berteman sejak sama - sama memasuki perguruan tinggi. Dan masalah Mina sekarang membuatnya ikut merasa sedih, ia tidak mau berpisah dari sahabatnya itu. Tidak, jangan sampai itu terjadi! Membayangkannya saja ia enggan.
Mina tengah menatap Jihyo yang sedari tadi sibuk berdandan di depan meja riasnya itu. Katanya ia akan berkencan dengan namjachingunya.
"Jihyo-ah, apakah kau benar-benar harus pergi? Kau tidak kasihan denganku?"
"Tapi Mina-ya, Dokyeom jarang sekali mengajakku berkencan dan malam ini aku tidak boleh melewatkannya." ucap Jihyo yang masih sibuk memoles wajah cantiknya tanpa melepas senyumaan yang terus saja berkembang di bibirnya itu.
Mina menghela nafas, ia tahu betapa bahagianya sahabatnya itu dan ia tidak boleh menghilangkan senyum indah dari gadis bermata bulat yang ada didepannya saat ini.
Baiklah ia mengerti, mungkin saat ini adalah waktunya ia menikmati eaktu sendirian seraya memikirkan cara untuk tetap bertahan tinggal di negara ini.
"Oh! Sepertinya Dokyeom sudah ada didepan! Mina-ya aku pergi dulu, aku janji tidak akan lama. Kau hati-hati ya?" Mina mengangguk sebagai jawaban dan tak lupa Jihyo mencium pipi Mina sebelum ia keluar menghampiri namjachingunya itu.
----------------
Selang beberapa waktu setelah Jihyo pergi, Mina memutuskan untuk ke kedai langganannya sekedar untuk mengisi perut.
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam dan dia sedikit mabuk, sepertinya. Bahkan hanya untuk segelas soju ia tidak mampu untuk tidak membuat krpalanya pusing seperti ini. Setelah membayar Mina pun keluar untuk mencari taksi tapi tak kunjung ia dapatkan. Karena hari semakin larut, Mina memutuskan untuk berjalan sambil mencari taksi.
Dari arah berlawanan ada mobil sedan yang melaju sedikit kencang kearahnya. Untungnya sipengendara mobil masih bisa menghentikan laju mobilnya sebelum mobil mewahnya itu sempat menghantam tubuh Mina.
Mina yang masih sedikit shock hanya bisa terduduk lemah serasa menutup kedua matanya. Si pengendara pun keluar dari mobilnya dengan terburu-buru.
"Nona apa kau baik-baik saja?" dengan panik si pengendara segera mencoba membantu Mina berdiri dan betapa kagetnya saat ia melihat wajah Mina. Rahangnya mengeras dan tatapannya menajam seakan ingin menusuk tepat dijantungmu.
Mina tak kalah kagetnya saat melihat wajah itu lagi, tubuhnya bergetar. Bahkan untuk mengucapkan sepatah katapun sepertinya sulit ia lakukan.
"Kau?! Cck seharusnya aku langsung saja menabrakmu. Sial!" Dan tanpa melihat reaksi Mina, dia pun kembali kedalam mobilnya dan mengendarainya secepat mungkin.
Mina masih terdiam ditempatnya, kenangan itu muncul kembali di benak wanita itu. Bulir bulir air mata mulai keluar dari kedua kelopak mata indahnya dan tanpa diduga Mina kembali terduduk menangis meraung-raung sambil menggumamkan kata maaf.
-----------------
Dentuman musik tiada henti, asap rokok dan bau alkohol sudah hal biasa di sebuah club. Dan disinilah Jungkook berada, bertemu teman-teman lamanya sewaktu sekolah dulu sekaligus melepas stres dengan cara minum minuman keras.
Jungkook termasuk golongan orang yang kuat minum, buktinya ini sudah botol kedua yang ia minum. Teman-temannya sudah merasa khawatir tapi Jungkook selalu membantah bahwa dirinya masih belum mabuk.
"Ya berhentilah minum Jungkook-ah! Nanti siapa yang akan menyetir mobilmu? Aku tidak mau jika harus mengantarmu pulang dan berakhir dengan ceramahan oleh kakekmu itu!"
"Kau tenang saja, aku masih sanggup membawa diriku sendiri pulang kerumah dengan selamat."
----------
Setelah menangis dengan puas, akhirnya Mina memutuskan untuk pulang. Kepalanya semakin sakit setelah bertemu dengan pria itu. Satu lagi masalah yang harus ia hadapi, ya dia tahu, dia tidak pantas untuk hidup dengan tenang.
Dengan langkah gontai dan tatapan yang kosong, Mina menyusuri jalanan yang semakin sepi. Pikirannya tidak pada tempatnya, pikirannya tengah melayang-layang pada masa lalu. Kenangan indah bercambur dengan kesedihan yang teramat menyakitkan menjadi satu.
Hatinya kembali sakit, begitu memilukan sampai ia sendiri bahkan sudah tak sanggup lagi. Jika saja kejadian itu tidak terjadi atau bahkan jika saja ia yang harus menghadap Tuhan bukan dia mungkin kehidupannya tidak akan semengenaskan ini dan setidaknya ia bisa berbahagia dengan kedua orang tuanya di atas sana.
Tanpa diduga-duga sebuah mobil mewah berhenti tepat di samping Mina, Mina merasa tidak mengenal mobil itu pun terus melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan mobil itu.
Seseorang turun dari mobil mewah itu dan memanggil Mina, merasa dirinya dipanggil, Mina pun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap orang tersebut.
Mina menyipitkan matanya meneliti siapa kakek dihadapannya ini, ia tidak merasa mengenal apalagi memiliki kakek disini.
"Oh ya Tuhan cucu menantu, apa yang kau lakukan tengah malam seperti ini? Dan dimana anak nakal itu? Beraninya dia meninggalkanmu sendiri ditengah jalan seperti ini." Mina semakin dibuat bingung dengan perkataan kakek ini, cucu menantu? Hei! Bahkan dia belum menikah!
"Maaf? Apakah anda mengenalku tuan?" setelah terdiam cukup lama akhirnya Mina memberanikan diri bertanya. Sungguh ia merasa benar - benar tidak mengenalnya.
"Ya Tuhan sepertinya kau mabuk, cucu menantu. Masuklah kedalam mobil dan menginaplah dirumah." sebelum Mina mengatakan penolakannya, ia sudah digiring ke masuk ke dalam mobil.
Mobil mewah yang Mina tumpaki berhenti di depan rumah megah, beberapa pelayan terlihat berhamburan keluar menyambut sang tuan rumah yang sudah pasti kakek disampingnya ini.
Ah kepala Mina semakin sakit rasanya, ia sudah tidak tahan menopang berat badannya. Baru satu langkah ia menginjakan kaki dirumah itu, Mina sudah terjatuh pingsan. Sontak saja itu membuat seisi rumah panik tak terkecuali Kakek Jeon si tuan rumah.
----------
TBC
---------------
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time We Were In Love ( Jungkook x Mina FF)
FanficMyoui Mina (22th) gadis sebatang kara berkebangsaan Jepang yang tinggal di Korea Selatan, yang harus berurusan dengan kantor imigran dan membuatnya harus selalu bersembunyi dari kejaran pihak berwajib karena surat izin tinggalnya yang sudah habis ma...