Herin membuka matanya secara perlahan, nampak sedang membiasakan cahaya matahari yang menembus matanya. Ia merentangkan tangannya sambil duduk dikasurnya
"Hoam~ lelah sekali" ucap Herin dengan suara lemah
Herin pun membuka matanya dengan lebar. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah figura besar yang berisi fotonya yang nampak tersenyum lebar bersama seorang laki-laki dengan ekspresi wajah datar dan tersenyum kecil. Lelaki itu duduk dan Herin memeluk lehernya dari belakang, tangan keduanya saling bertautan
"Huh? Siapa itu? Dan aku dimana?" gumam Herin, ia pun mengedarkan pandangannya kesekitar
"Eoh? Inikan kamarku. Kenapa aku dikamar? Bukankah tadi aku berada di secret garden? Kenapa sekarang tiba-tiba sudah pagi?". Herin nampak kebingungan pun segera bangkit dari kasurnya
"Ada apa ini sebenarnya?" ujar Herin yang mulai panik
Herin nampak berjalan memutari kamarnya dengan wajah bingung sambil mengacak rambutnya pelan. Terdengar suara ketukkan dipintu kamar hingga membuat ia segera tersadar, Herin berjalan menuju kearah pintu kamar dengan cepat kemudian membukanya
"Nona, anda sudah bangun?" sapa seorang wanita paruh baya yang menatap Herin dengan senyum
"Kau siapa? Dimana bibi Jung?" tanya Herin dengan wajah kebingungan. Ia tak mengenal sama sekali orang yang ada didepannya tersebut
"Bibi Jung? Siapa itu, nona? Saya bibi Lee" jawab bibi Lee dengan wajah yang juga nampak kebingungan
"Bibi Jung, pelayan yang sudah berkerja disini selama 10 tahun" jelas Herin sambil menatap bibi Lee
"10 tahun? Tapi disini tak ada pelayan yang bermarga Jung, nona. Saya sudah bekerja disini selama 8 tahun" balas bibi Lee hingga membuat Herin melongo mendengarnya
"Tak ada pelayan yang bermarga Jung?" ulang Herin yang berusaha memastikan pendengarannya dan dibalas anggukan oleh bibi Lee
"Nona, segeralah bersiap. Tuan muda sudah menunggu dibawah" ucap bibi Lee dengan sopan kemudian berlalu dari sana, meninggalkan Herin yang masih tak mengerti situasi yang sedang terjadi
"Tuan muda? Siapa? Apa aku punya kakak?" gumam Herin dengan wajah linglung
Herin pun segera bersiap-siap untuk ke sekolah. Ia menuruni tangga dengan tergesa-gesa sambil menunduk, berusaha untuk mengikat dasinya yang terlihat berantakan karna sedari tadi ia ubah-ubah. Saat sampai dibawah, langkahnya terhenti karna melihat sepasang sepatu yang berada dihadapannya
"Sejak kapan papa memakai sepatu seperti itu? Ingat umur, pa" celetuk Herin sambil terkekeh. Ia nampak masih fokus pada dasinya sedangkan orang yang sedang diajak bicara sama sekali tak menjawab
"Pa, apa kau bisa membantuku? Aku tak bisa mengikatnya. Tolong aku yah, p---a?" kata Herin yang berhenti melanjutkan ucapannya
Saat ia mengangkat kepalanya, Herin nampak terkejut ketika melihat lawan bicaranya yang ternyata bukanlah ayahnya melainkan seorang pemuda dengan wajah datar
"Mau sampai kapan kau manja seperti ini, by?" omel orang tersebut
Pemuda tersebut mendekat kearah Herin yang nampak melongo dengan wajah kebingungan. Dengan cepat, pemuda tersebut menarik pinggang Herin hingga merapat kearahnya. Herin yang tak siap dengan gerakan mendadak itu pun segera menopang tangannya pada dada sang pemuda
"Kau harus belajar mengerjakan semuanya sendiri, dasar manja" ujar pemuda itu dengan wajah tenang
Pemuda tersebut nampak mengikat dasi Herin dengan cekatan sedangkan Herin nampaknya masih terkejut dan sedang mencoba mencerna semuanya. Setelah ia tersadar dari keterkejutannya, ia pun segera menjauh dari pemuda itu dengan wajah was-was
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Boyfriends Goals |Treasure|
FanficHerin adalah seorang gadis yang sangat menyukai anime dan manga. Herin begitu tergila-gila dengan karakter yang selalu ia baca dikomik hingga dia selalu bermimpi memiliki pacar seperti karakter favoritnya, yang tampan, pintar, dan memiliki kepribadi...