🌌T'7th🌌

235 28 2
                                    

'Sejenak aku berfikir tentang luka yang terus merecoki logikaku.Terlalu sakit memang.dan aku lelah.Penat itu mendominasi egoku.Membuatku tak sadar bahwa ada hati yang siap menampung segala keluh kesahku.Untuk membantuku meng iklhaskan seluruh perih yang hinggap dalam lembaran takdirku.Dia benar.Aku bisa mengatasi penat ini.Tentunya dengan tangan-tangan yang siap merengkuh kesepianku saat ini.Ya,,,aku bertahan untuk tangan-tangan serta perasaan itu.Tapi tolong,jika suatu saat aku lelah kembali,biarkan mereka selalu dapat menjulurkan tangan untukku.Karena hal yang paling ku takutkan di dunia ini adalah...
.
.
Lelah sendirian.

~Kim Taehyung~

                  🍃🍃🍃🍃🍃

Taehyung terlonjak senang kala Hoseok mengatakan bahwa mereka akan tinggal bersama didalam mansion Taehyung yang sepi.Ya,,,mansion sepi yang sebentar lagi akan dihiasi setidaknya satu suara lain selaun suara yang bersumber dari dirinya.Walaupun Taehyung tau,ini mungkin hanya sekedar rasa iba padanya.Namun itu tidak masalah.Setidaknya masih ada seseorang yang siap memberikan secuil perasaan untuk Taehyung.Walaupun itu hanyalah sebatas,,,,,,,,,,,, Iba.

"Jinjja hyung?Lalu bagaimana dengan perusahaan di Daegu?"pekik Taehyung kegirangan.Namun masih sedikit dihinggapi keraguan.

"Tenang,Tae.Aku masih bisa memonitor sirkulasi perusahaan dari sini.Jadi segala sesuatu nya masih bisa terkontrol."ucap Hoseok meyakinkan sepupunya

"Tapi itu sama saja.Kau kan harus keluar untuk sekedar meeting atau bahkan ke luar negeri."dan keraguan itu tetap muncul dari hati Taehyung.Tergambar jelas dari raut wajahnya yang keruh.

"Jika Hoseok Hyung pergi,kan masih ada aku dan Jungkook."Sahut Jimin yang entah sejak kapan berada di ruangan itu.Sementara Taehyung hanya memiringkan kepalanya tanda kebingungannya dengan situasi ini.

"Eummm,,,bolehkah aku tinggal bersamamu,Tae?"Sambung Jimin dengan mata yang memancarkan sebuah harapan.Tentu hal itu menorehkan senyuman pada wajah pucat Kim Taehyung  yang seketika berubah penuh seri.

"Dengan satu syarat."Taehyung menyunggingkan senyum jahil untuk sahabatnya

"Apa itu,Tae?"Jimin mengernyitkan dahi nya karena penasaran.

"Barangsiapa yang memasuki Rumahku,dia tidak boleh keluar lagi dan-
    -meninggalkanku lagi."ucap Taehyung dengan riangnya.Sementara Jimin hanya bisa mematung mendengar syarat yang di ajukan oleh sahabatnya.Begitu sepi kah hari-hari Taehyung.Hingga dia trauma dengan kesendirian?

"Bagaimana Chim,kau setuju?"

"Ne,,,aku setuju."

"Yaksok?"

"Haruskah dengan janji,Tae?"

"Kali ini aku meminta,Chim.Itu bukan syarat.Hanya saja aku butuh kepastian dengan keberadaan orang di sekitarku."lagi.Taehyung kembali menohok hati Jimin dan menyadarkannya bahwa 'Taehyung takut sendiri'.Namun ada satu hal yang disyukuri Jimin semenjak insiden sore itu.Taehyung lebih ekspresif tentang perasaan sepi yang menderanya.

"Ne.Yaksokhae!"angguk Jimin mantap.Sehingga Taehyung kembali manarik kedua sudut bibir nya membentuk senyuman kotak yang seakan menjadi ciri khas nya.Hoseok hanya dapat menyaksikan situasi haru ini dengan menahan air mata bahagianya yang sudah menggenang di bagian bawah netranya.

"Oh iya.Apa kau tadi menemukan Kookie?"tanya Taehyung masih dengan happy mode nya.

"Kookie?sudah kutemukan.Sekarang dia sedang tidur dikamarnya setelah minum obat.Usianim bilang,dia boleh pulang besok."tutur Jimin panjang lebar.

"Jinjja?!Aissshhh,,,ini tidak adil!Aku juga ingin Pulang,Chim!"ucap Taehyung dengan nada merajuk.

"Lalu?apa hubungannya denganku?"Jimin mencoba melunturkan sikap kekanakan Taehyung.Spontan Taehyung pun mempoutkan bibirnya,dan membuat Jimin gemas dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lonely WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang