True#7

51 9 5
                                    


Semakin hari, siluman rubah itu makin akrab dengan si pemuda mungil, hampir semua tugas yang diberi oleh sensei. Mereka kerjakan bersama-sama, sehingga semakin lama hubungan mereka semakin dekat, kadang Naruto berfikir ia merasa aneh dengan dirinya kenapa setiap dekat dengan Hinata perasaanya aneh? jantungnya selalu berdegup sangat kencang, jadang ia harus menepuk-nepuk dadanya agar jantungnya sedikit baik, Naruto juga sempat berfikir kalau dia terserang penyakit jantung, eehh mana ada siluman sakit jantung, siluman punya daya tahan yang kuat , tapi mengapa? mengapa bisa ia sangat menyukai pemuda mungil itu lebih dari kata menyukai tapi mencintai bukankah Ia sejenis dengannya, aahh maksudnya mereka punya tombak masing-masing kan? bagaimana caranya saling mencintai?

Haaahhh malang sekali nasib rubah kecil, pertama kalinya jatuh cinta tapi cinta berlabuh dengan sesama tombak, seandainya Hinata itu seorang gadis pasti ia akan sangat mencintainya, bahkan Ia tak akan peduli dengan darah siluman miliknya.

"Naruto"

"Naaaruuutoooooo"

Fuuuuhhhhhhh

Karena kesal Hinata meniup kuping Naruto, sudah beberapa kali ia memanggil sahabatnya, tak kunjung ada jawaban, entah apa yang dipikirkan sampai larut dalam lamunannya. Sementara yang ditiup merasa terkejut dan hampir jatuh terjungkal.

"Kau melamun, apa yang kau pikirkan, kau tau sensei meminta kita pergi ke bukit sana untuk mencari beberapa tanaman obat, ayo nanti keburu gelap".

"Haaahh, baiklah!"

====

Naruto dan Hinata kini sudah menyelesaikan tugas mereka tak sesuai perkiraan ternyata selesai sebelum senja, akhirnya mereka memutuskan untuk berkeliling sebentar.

"Kau tau Hinata, dulu sebelum benar-benar sekolah, aku selalu mengintip kalian belajar dari sini, ibu melarangku".

"Lalu? aku tebak pasti kau bersikeras pada ibumu kan?" tebak Hinata.

"U-um ya begitulah, di tempatku hanya aku yang bersikeras ingin belajar".

"Bagaimana dengan orang tuamu?" tanya Hinata.

"Dulu ayah adalah seorang yang terpelajar, sekarang Ia kini sudah tak ada lagi. Ayah sudah pergi untuk selamanya beliau dulu sering berpuisi dan membuat beberapa buku untuk ibuku , tapi ibu tak bisa membacanya hanya bisa menyimpannya, maka dari itu aku bersikeras pada ibu agar bisa belajar, tak disangka bertemu dengan teman baik sepertimu, lalu bagai mana denganmu?".

Karena terlalu asyik bercerita tentang latar belakang masing-masing, Hinata tak sadar dengan langkah kakinya, jarena tak hati-hati akhirnya Hinata terperosok ke dalam jurang dan beberapakali terguling-guling. Naruto tentu sangat panik sehingga terpaksa mengeluarkan ekornya, dan menjulur untuk menyelamatkan sahabatnya.

Bruukkkk

Naruto terjungkal ke belakang karena terlalu kuat menarik Hinata keatas, tubuh kecil itu kini berada di atas tubuh siluman rubah, mata mereka tak sengaja saling bertemu menyelami satu sama lain, jantung mereka pun tak kalah keras berpacu, rona merah perlahan mewarnai masing-masing pipi keduanya. Sampai Hinata sadar rambut panjang yang biasa ia gelung rapi kini terurai, pakaian yang sebelumnya rapi kini compang-camping bahkan ada yang robek di bagian lengan hinata sehingga bahu kecil itu terkepos indah, jangan lupakan tangan Naruto menempel pada dadanya besar yang selama ini Hinata tutupi dengan seragam yang sengaja di buat kebesaran.

True (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang