"Njir Vin Vin liat Rizky ngajak gue jalan" heboh Disya yang berhenti menyuapi Davin.
"Kapan?" tanya Davin datar. "Sekarang, gak papa kan Vin. Nanti gue pulang kesini lagi ko" jawab Disya.
"Engga Dis" raut wajah Disya nampak begitu kecewa.
"Ih ko Davin gitu sih ijinin ya ya ya ya yaaaa plisss"
"Engga Dis, E-N-G-G-A-K. enggak!!"
"Lo gitu sama gue?" tanya Disya lagi.
"Ijinin ya please"
Davin mengangguk pasrah bagaimana bisa Davin nenolak wajah imut gadis itu. Membuat gadis itu tersenyum "tapi.." Davin menggantung kata kata.
"Tapi apa vin?" Hati Disya sudah tidak enak melihat cowok itu tersenyum jahil.
"Gue ikut sama lo" membuat Disya melongo.
***
"Yuk turun disini kan tempatnya?" Tanya Davin melirik kearah Disya yang bibirnya mengerucut, Davin tertawa melihat Disya yang seperti itu dia langsung mencubit bibir Disya saking gemasnya.
"Kenapa mukanya ditekuk gitu Dis? Ga seneng gue ikut?" Disya menggelengkan kepalanya.
"Yaudah yuk masuk" ajak Davin.
Siapa yang tidak marah sih Vin mau kencan eh ada bodyguard yang memperhatikan.
Mereka melihat Rizky yang sedang duduk melambaikan kearah mereka.
"Hai Dis, duduk" Rizky mendorong kursi untuk duduk Disya.
"Ekhem" Davin jadi obat nyamukan."Eh ada kapten duduk duduk" Davin menatap Rizky garang.
"Ko gue ga ditarikin kursinya?" Tanya Davin. Rizky melongo kapten futsal ini gak gay kan. Sedangkan Disya bingung antara pingin ketawa dengan marah campur aduk.
Rizky menarik bangku untuk diduduki Davin dengan berat hati.
"Kamu mau pesen apa Dis?" Tanya Rizky setelah mendaratkan bokongnya didepan Disya.Davin memilih makanan yang paling mahal dan memesankannya untuk Disya dan Davin. Bodo amat mau makanan itu enak apa engga yang penting mahal. Rizky hanya mengangguk patuh dan pasrah.
Setelah selesai makan Davin memainkan MLnya dengan tidak fokus karena takut Disya pegangan tanganlah atau apalah yang melebihi batas.
Please Vin lo gangguin orang yang pengen romantis.
Ketika Rizky ingin memegang tangan Disya, Davin menabok tangan Rizky dan menarik tangan Disya.
"Yuk pulang Dis mama udah nungguin" menyeret Disya.
"Thanks ya Riz aku pulang dulu bye" mereka pergi ke tempat parkiran.
"Vin kan lo udah janji ga bakal kaya gini ko lo ingkar sih?" Mata Disya berkaca kaca saat sampai dirumah dan memasuki kamarnya.
"Lo ko jahat sih vin, lo jomblo makannya cari pacar jangan anggep gue kaya pacar lo" Disya tidur tetapi membelakangi Davin yang sama sudah tidur dipinggirnya.
Rahang Davin mengeras marah membalikan tubuh Disya hingga keduanya berhadapan.
"Gue tuh c---" Davin langsung menghentikan ucapannya. Davin memeluk tubuh Disya "gue tuh ga pingin lihat lo sakit hati Dis lo ngerti kan"
'Astaga gue hampi keceplosan' batin Davin.
"Iya deh Davin ngerti Disya juga minta maaf ya kasar sama Davin jangan marah ya" Davin hanya terkekeh sifat manja sahabatnya ini sungguh membuat Davin tak bisa berpaling.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CS1] About Him
FanficAku mencintainya dengan sepenuh hati. Aku mencintainya dengan tulus. Aku mencintainya bukan karena dia kaya, bukan karena dia tampan. Terkutuklah aku jika ada pikiran semacam itu. Tapi lihat balasan darimu, hingga aku menyia-nyiakan orang yang bena...