"Dis gue harus beli apa ya? Kalo lo sukannya apa?" Tanya Rizky yang sibuk mencari sesuatu.
"Kalo gue sih sukanya coklat atau boneka Riz" jawab Disya yang berjalan mengikuti Rizky.
Rizky mengangguk pertanda mengerti "kalo gitu yuk ke tempat boneka" Rizky menarik lembut tangan Disya mempuat empunya salah tingkah.
Sesampainya ditoko tersebut mereka berdua emh lebih tepatnya Disya memilih kado yang cocok untuk remaja baru itu. Sedangkan Rizky sibuk dengan benda pipih yang ada ditangannya.
"Riz kalo ini gimana?" Tanya Disya memperlihatkan boneka kuda ponny berwarna ungu. tapi yang ditanya terus memperhatikan handphonenya.
"Riz gue nanya loh" seketika Rizky mendongakan kepalanya.
"Iya Dis kenapa?" Disya menghela napasnya "kalo ini gimana?"
"Oke tuh bagus beli satu lagi Dis barang yang beda" halis Disya bertautan.
"Buat siapa Riz?" Tanya Disya.
"Buat Chelsea Dis dia juga ulang tahun minggu ini" Rizky melihat lagi kelayar handphonenya.
Disya rasanya ingin menagis, meneriaki, memaki bahkan terbesit dipikirannya untuk berguling guling dilantai tapi dia tahan karena malu dan memilihkan barang lagi untuk Rizky.
Selesai membayar barang mereka berdua keluar dari toko tersebut.
"Dis kayanya gue ga bisa nganterin lo Chelsea minta jemput. Lo ga papakan sendiri?"
Deg.
Ditinggalin
Demi apa
Seumur hidupnya dia tidak pernah seperti ini apalagi oleh Davin dia selalu dinomor satukan.
Disya mengangguk tanpa tersenyum.
Lo peka anjing gue gak senyum gue marah bangsat!! Batin Disya menjerit jerit.
Rizky langsung pergi begitu saja kearah motornya terparkir.
***
Davin sedang berada dirumah Shofia bersama sahabatnya dan sabahat Disya tentunya.Davin terlihat gelisah celingak celinguk gajelas.
"Lo kenapa vin?" Tanya Risa yang sedang memainkan ponselnya.
"Galau dia, gak ada Disya biasanya kan becanda mulu sama dia" tebak Nayla yang sedang video call an.
"Kok perasaan gue ga enak ya?" Tanya Davin kepada teman temannya. Semuanya menggeleng kecuali Nayla yang sedang kiss bye jarak jauh.
"Mungkin ada yang ketinggalan" kata Fasha sibuk mengganggu Shofia.
"Engga coba gue cek. Handphone ada, dompet ada apalagi ya?" Davin mencoba mengingatnya.
"Disya?" Goda Shofia. Davin langsung melemparkan bantal sofa yang dipinggirnya.
"Berisik lo nyet" semuanya tertawa melihat Davin yang merana.
"Lagian lo sih kenapa ga tembak aja Disya kalo lo bener bener sayang" Fasha adalah mantan anak pesantren karena tidak betah dan nakal membuat pak ustad geleng geleng kepala. Dia pindah sekolah ke sekolah negeri. Tapi itu ketika SMP sekarang dia tidak nakal tapi malah jadi playboy. Dasar harus dirukhiyah baru tau rasa.
"Gue gak akan maksa Disya untuk datang ke gue. Gue akan biarin dia sampai dia ngelihat ke arah gue dan berjalan dengan hatinya tanpa paksaan" kata Davin miris.
"Bacot lo nanti keburu sama orang lain tau rasa" Risa kesal dengan sahabatnya satu ini begitu yakin dengan kata katanya.
Davin menghela nafasnya kasar tiba tiba ponselnya berbunyi layar handphonenya tedapat nama seseorang yang sangat dicintainya. Davin buru buru mengangkat teleponnya.
"Halo ada apa Dis?" Tanya Davin membuat semuanya manatap Davin.
"...."
"Lo dimana?"
"...."
"Oke lo tungguin disitu jangan kemana mana"
Tut
Davin mematikan sambungannya dan mengambil kunci motor.
"Gue jemput Disya dulu ya" semua mengangguk. Davin mengendarai motornya diatas rata rata dia tidak ingin membuat Disya menunggu terlalu lama.
"Dis!!!" Teriak Davin memanggil Disya. Disya mendengar suara Davin langsung berlari kearahnya sambil tersenyum.
Davin memakaikan helm kekepala Disya dan membantunya menaiki motor.
"Dis, Rizky kemana ko gak nganter lo pulang katanya Mau nganter lo balik ke rumah gue" tanya Davin membuat Disya bingung harus menjawab apa karena kalau Disya jujur Davin akan marah.
"Emmmh itu... Dia nganterin mamanya Vin jadi gak bisa nganterin gue" terpaksa Disya bohong karena tidak ingin membuat Davin marah dan berantem gajelas.
"Kan bisa nganterin lo dulu."
"Yaudah lah Vin gak papa thanks ya mau jemput gue" jawab Disya sambil memeluk Davin dari belakang.
"Eh Dis temen temen lagi ngumpul lo mau pulang apa mau ngumpul bareng?" Tanya Davin.
"Ngumpul aja lah kan jarang ngumpul bareng lagi" Davin mengangguk dan mengendari motornya menuju rumah Shofia lagi.
"Asslamu'alaikum" kata Disya sambil masuk kedalam rumah Shofia.
Disya melihat semua orang sibuk dengan dunianya masing masing ada Risa dan Shofia sedang bermain handphonenya, Nayla yang sedang video call dan Fasha yang sedang main ps.
"Dari mana aja lo nyet, kita disini dari tadi lo ga ada" kata Risa yang sedikit emosi.
Disya hanya nyengir dan duduk disebelah Nayla. Davin juga ikut duduk disebelahnya.
"ANJIRR!!" Shofia teriak gaje bikin semua orang lihat kearah Shofia.
"Lo jangan bikin kaget, apaan sih?" Tanya Disya kepo.
"Lo semua tau gak Rizky anak futsal yang ganteng itu" semua mengangguk seperti hewan peliharaan patuh pada majikannya.
"Tapi masih gantengan gue" lirih Fahsa semua hanya menggelengkan kepala.
"Kalian tau kak Chelsea kelas 12ipsA?" mereka semua mengangguk lagi.
"Mereka jadian live diIG, astaga liat nih" Shofia meletakan handphonenya dimeja agar semua melihat. Ada rasa sesak dihati Disya saat melihatnya. Davin melihatnya dengan penuh emosi menatap Disya yang seakan melamunkan sesuatu.
Sebelah tangan Davin mengusap punggung Disya seakan akan sedang menenangkan.
"Wih itu lucu banget bonekanya" celetuk Risa. Disya melihat boneka pilihannya sedang berada ditangan Chelsea.
Yaiyalah pilihan gue itu bangsat!! Disya terus memaki dalam hati. Mengucapkan sumpah serapah terus tinggal disembur deh ke muka sibangsat.
"Gue sama Disya pulang dulu ya mama udah nyariin byee" Davin langsung menarik tangan Disya agar keluar dari rumah Shofia.
Saat dijalan keduanya tidak ada yang berbicara. Setelah sampai kamar Davin menghempaskan Disya untuk duduk disofa.
"Gue bilang apa Dis. Gue tau lo bohong, dia bukan nganterin mamanya kan? Tinggalin yang bikin lo sedih Dis perjuangin yang bikin lo bahagia" ucapnya setelah duduk disamping Disya dan memeluk Disya yang menangis.
Disya mengangguk dalam dekapan Davin. "Makasih ya Vin lo selalu ada disamping gue" Davin mengangguk.
Sampai kapan gue nunggu lo Dis? Batin Davin.
Gue nyaman sama lo Vin tapi gue gak yakin lo cinta sama gue batin Disya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CS1] About Him
FanfictionAku mencintainya dengan sepenuh hati. Aku mencintainya dengan tulus. Aku mencintainya bukan karena dia kaya, bukan karena dia tampan. Terkutuklah aku jika ada pikiran semacam itu. Tapi lihat balasan darimu, hingga aku menyia-nyiakan orang yang bena...