5

123 10 3
                                    

"Namaku..."

Belum sempat aku mengatakan namaku, panita sudah memanggil, meminta para peserta memasuki ruangan yang sebelumnya menjadi tempat seleksi.

Kami langsung memasuki ruangan tersebut. Bukan hanya aku, tapi semua orang berkeringat dingin karena pastinya pengumuman hasil seleksi. Hanya dua orang yang akan lolos dan mendapat beasiswa.

Aku menengok ke luar melalui jendela. Banyak orang di luar seperti yang dikatakan gadis tadi. Benar-benar banyak! Kerumunan mereka seperti orang-orang antre sembako.

Bayangkan seandainya tidak memakai sistem 'Siapa cepat dia seleksi' mungkin saja gedung ini akan tenggelam oleh keringat gugup dari semua peserta yang berharap-harap cemas untuk beasiswa ini. Tapi tentu saja yang hanya mendapatkannya hanya dua orang.

"Setelah beberapa lama tim kami mengevaluasi hasil test kalian, hari ini juga kami akan mengumumkan dua orang yang lolos dan mendapat beasiswa full dari S1 sampai S2." Ucap salah seorang panitia.

Tapi setelah dipikir-pikir, kok cepat sekali evaluasinya? Ya paling tidak besok baru dapat mengumumkannya.

"Oke." Ucap panitia itu membaca dengan seksama hasil seleksi ini.

"Dyta Farahan."

"Dan eh.. Ini punya siapa? Tulisan siapa?" Tanya panitia.

Aku sedikit menyipitkan mataku untuk mengenali jenis tulisan di kertas tersebut milikku atau bukan.

'Gawat, aku lupa kasih nama.'

"Eh.. Itu saya." Aku mengangkat tanganku ragu.

"Oke, untuk Dyta Farahan dan.." Panitia itu mendekatkan telinganya dan aku membisikkan namaku.

"Hah?"

"..."

"..."

"Ya pokoknya orang ini dan Dyta harap esok membawa persyaratan dan biodata diri. Selain dua orang ini, kalian dapar membubarkan diri."

Aku terkejut ternyata aku lolos beasiswa. Senang, bahagia, merasa bodoh, heran, takut, campur adapatokoknya.

Aku lolos juga gadis yang menyapaku, alias Dyta.

"Selamat untuk kalian berdua. Besok hari kalian datang kemari untuk menyerahkan persyaratannya."

Setelah itu acara bubar dengan perasaan kecewa lebih dominan dari pada bahagianya. Kecuali aku dengan Dyta yang bersuka cita ini.

Di ujung sana Dyta tampak sedang menelpon dengan seseorang dengan raut wajah bahagia. Asyik sekali obrolannya.

'Bryan'

Tiba-tiba aku kepikiran Bryan. Aku harus berterimakasih padanya karena dia yang memberitahuku walau dengan petunjuk tidak jelas.

Aku berlari-lari di tengah terik panas matahari yang membakar kulit. Lumayan jauh tempat gedung seleksi itu dengan taman kami selalu bertemu.

Sesampainya di sana, aku langsung duduk menarik napas kuat-kuat karena aku berlari.

Aku menunggunya. Tapi dia tak kunjung menampakkan diri. Aku yang bosan menunggu tanpa sadar tertidur hingga langit sudah gelap.

'Sial, kebablasan. Untung gak kenapa-kenapa.'

Aku beranjak dari bangku kayu itu, bergegas pulang mengistirahatkan diri untuk semalam.

Sesampainya di rumah, ternyata ayah dan kakak menunggu di ruang tengah.

"Assalamualaikum." Sapaku.

"Waalaikumussalam." Jawab mereka.

"Sini de!" Ajak kakak memberi ruang di sebelahnya.

Di sana ada ayah yang sedang duduk. Raut wajahnya seperti telah kehilangan segala beban yang menempel padanya.

'Haha beban apaan coba.'

"Jadi kamu udah dapet kerjaan?" Tanya ayah.

"Nggak." Jawabku singkat. Aku menghampiri kakak dan duduk di sampingnya dengan perasaan sebal.

Masih saja dalam hatiku tidak terima kalau kakakku adalah seorang koruptor yang tidak pernah tersentuh hukum. Padahal dulu aku begitu kagum dan bangga pada kakak yang memiliki segudang prestasi.

"Kalau gitu de, kamu mau kuliah kemana? Nanti kakak yang tanggung biaya kamu." Ucapnya sembari tersenyum.

Aku beranjak dari tempat yang dulu pernah aku sukai. Rambutku yang panjang sedikit acak-acakan itu ku rapih kan.

"Aku udah dapet beasiswa."

Aku berlalu begitu saja menuju kamarku.

"Hah?"

'Telat kali nawarinnya, udah kadaluarsa.'

Hahaha kapan ya nama tokohnya terungkap. Ada yang penasaran?:D

Maafin makin boring dan gaje ceritanya:((

Oia, judulnya aku ganti, soalnya kayak mainstream gitu judul 'Blind'.

Jadi aku ganti dengan Caecus dengan arti yang sama.

Caecus itu bahasa latinnya. Cek aja google translate:p

Nah kalo namanya 'Caecus' pas di search gampang carinya huehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah kalo namanya 'Caecus' pas di search gampang carinya huehehehe.

Sosoan ih cerita B aja jg.-_-

CaecusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang