6. Basecam

33 5 1
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi.

Semua murid keluar dari kelas untuk pergi ke kantin ada juga yang diam di kelas, ada juga yang pergi ke perpustakaan.

"Nongkrong di balkon atau di kantin?" seseorang bertanya kepada kedua temannya itu.

"Basecam." salah satu temannya menjawab dengan wajah yang sangat datar.

"Bosen gue, balkon lah." pinta Rery

"Sana aja lo ke balkon, sekalian lo loncat kebawah." Refian mengelak

"Lo aja duluan baru gue yang kubur, RIP REFI AN-jing." balas Rery.

"Bacot lo setan." ujar Refian, nyolot.

Nikola hanya diam tidak ikut berdebat dengan dua temannya itu.

Nikola bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar, tanpa berbicara apapun.

"Nik, mau kemana lo?" tanya Rery. Refian pun sama kebingungan, dan mereka berdua bangkit dari tempat duduknya dan mengejar Nikola.

"Berisik lo berdua." ketusnya.

Sepanjang mereka berjalan ke basecam siswa siswi seketika menyingkir ketika mereka lewat.

Mereka seakan akan ketakutan melihat tampang-tampang yang datar dan terlihat menyeramkan.

Ada juga yang kagum karna ketampanannya.

Setelah mereka tiba di depan pintu basecam
Nikola pun membuka pintunya.

Disana alat musik tertata rapih, dari alat musik modern sampai alat musik tradisional ada disini.

Tidak ada orang disini hanya ada mereka bertiga.

Nikola berbegas membawa gitar yang sering di mainkannya.

Ia pun memetik gitarnya, terdengar enak di telinga. Dengan irama yang lambat, dan tempo yang beraturan ia dengan penuh perasaan memainkannya.

Rery seperti biasa ia menghampiri alat yang ia sukai selama hidupnya, ia mulai membawa kedua stik berwarna coklat, dan ia tancap sehingga menghasilkan suara yang bising.

Berbeda dengan Refian ia memainkan
alat musik tradisional yaitu, Angklung ia menggoyang goyangkan alat tersebut.

Di dalam ruangan ini tidak sesepi tadi, sekarang suara-suara dari alat musik mulai terdengar hingga keluar.

💛💛💛


"Nanti tolong ambil gitar di basecam. Kita main gitar hari ini, bapak ada urusan dulu sebentar nanti kekelas." Pak Aland guru seni bahasa dan keterampilan itu memerintahkan kepada Lea dan Yonna yang sedang berjalan menuju ke kelas.

"Baik pak," mereka berdua menurut, dan mereka pergi ke lantai tiga menuju ke basecam, setelah Pak Aland pergi.

Dari lantai dua, ke lantai tiga agak jauh sedikit. Dan akhirnya mereka sampai di depan basecam.

Pintunya tertutup, terlihat gelap seperti studio musik. Malah Lea takut untuk masuk kedalamnnya.

"Lho, ko diem? Lo duluan gih yang masuk gue ngikut aja." Yonna pun ragu untuk masuk karna memang sangat gelap.

Lea menempelkan telinganya ke pintu basecam ia mendengar alunan gitar yang merdu di dalamnya, ia semakin was was. Pikirannya ada hantu yang sedang memainkan gitar.

Memang basecam ini jarang sekali diisini, karna memang khusus untuk menyimpan alat musik.

"Na, di dalem kaya ada yang main gitar deh." Ia melotot, panik dan takut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOR HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang