"Semesta Dan Hati"

47 2 0
                                    

Dari hatiku terdalam,
25 Januari 2018


Hahh,
Ku benci bintang musim panas
Mereka bersinar dengan begitu terangnya
Seakan tak peduli akan hati yang sedang bersedih
Dan, ku juga benci bintang musim dingin
Sinarnya redup
Seakan tak mau tahu akan hati yang terluka
Adakah satu saja yang bisa mengerti?

Hahh,
Ku juga benci Matahari
Bersinar dengan begitu angkuhnya
Datang pagi hari, dan pergi di setiap senja
Seakan tak mengerti rasanya ditinggal pergi
Begitu juga dengan bulan, ku benci bulan
Selalu berharap pada sang mentari
Meskipun bersinar terang
Dia tak punya cahaya sendiri
Terlihat di malam hari
Dan selalu pergi disetiap pagi
Adakah yang peduli?

Hahh,
Ku juga benci bumi
Terlalu penuh simpati
Semua makhluk yang tinggal diatasnya dibiarkan bertindak sesuka hati
Karena bumi terlalu simpati
Semua makhluk tak pernah berhenti saling melukai
Demi menjadi yang tertinggi
Kapankah semua ini akan berhenti?

Ya...
Hatiku selalu membenci
Hingga ku sadari satu hal yang paling berarti
Akulah yang tak pernah mengerti
Aku yang tak  pernah peduli
Dan aku yang tak pernah berhenti

Bintang-bintang selalu bersinar disetiap hari
Dari dulu hingga kini
Tak peduli meski pagi, siang ataupun malam hari
Tak peduli meski mereka tak dianggap sesuatu yang berarti
Bukan mereka tak mau peduli pada orang yang sedang patah hati
Mungkin aku yang tak mengerti
Setiap cahaya yang mereka pancarkan
Selalu setia menemani

Sang Mentari
Selalu memberikan cahayanya yang paling terang
Meski terkadang menyilaukan
Namun juga bisa menghangatkan
Aku selalu berpikir dia pergi sesuka hati
Namun nyatanya, akulah yang tak peduli dan tak pernah mengerti
Bumi yang kupijak inilah yang tak pernah berhenti  mengitari
Mungkin, dia paling tahu rasanya ditinggal pergi
Bulan yang menerangi langit malam
Mungkin aku bisa melambangkan bulan sebagai kebaikan
Meski dia tak punya cahaya sendiri
Dan selalu mengandalkan sang mentari
Dia tak pernah mementingkan diri sendiri
Cahaya dari sang mentari, tak dia bawa pergi namun dipantulkan ke bumi
Dia pun tak pernah pergi
Akulah yang tak peduli
Dia selalu menatapku dari atas sana
Setia menemani
Bahkan saat aku sudah tak bisa merasakan kehadirannya lagi
Ya, aku yang tak peduli

Bumi tempatku berpijak disetiap hari
Dia begitu berhati besar
Dia selalu mencoba memenangkan hati
Hati semua makhluk yang hidup didalmnya , dari dulu , kini dan mungkin nanti
Tak peduli diinjak-injak berlaksa-laksa makhluk dibumi
Bukan berarti dia tak punya Emosi selain simpati, hingga membiarkan semua makluk saling melukai
Saling membenarkan dan membela diri sendiri
Hingga hati ini mati seakan tak berarti
Dia cuma menunggu kita untuk menyadari sendiri
Arti Kehidupan yang sejati
Ya, pada akhirnya, kita lah yang tak pernah bisa berhenti untuk saling melukai.

Mungkin nanti
Disuatu hari
Setelah semuanya pergi
Aku kan mengerti makna dari semua ini
Saat itu mungkin aku akan mulai mengerti
Lalu kan merasa peduli
Dan semuanya pun, berhenti.

25 Januari 2018
Deep in my heart.







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why??? (Is it love?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang