Still Remains Here 📌Ong Seongwoo;옹성우

2.4K 231 11
                                    

Note: (Y/N) — Your Name

Aku berjalan seorang diri menyusuri aula megah ini yang nantinya akan ramai dengan tamu-tamu undangan, memperhatikan setiap sudut tempat ini yang dihiasi dengan hiasan serba putih. Terukir sebuah senyuman di wajahku. Perasaanku bercampur aduk.

Semua ingatan itu seketika terputar kembali di benakku.

*****

"Apa sebaiknya kau tidak mengambil cutimu saja untuk satu hari? Setiap hari kau selalu lembur, kau juga butuh istirahat.", ucapku yang tengah menyiapkan makanan yang kubeli saat menuju ke apartemennya.

"Aku harus lembur untuk mendapat uang tambahan.", balas Seongwoo sembari melonggarkan dasi yang ia kenakan.

Aku meliriknya lalu menghela nafasku. Ia memiliki tekad yang sangat kuat, tapi aku tidak mau jika tekadnya itu membuatnya jatuh sakit. Ia selalu pulang larut malam. Hampir setiap hari aku datang kemari untuk menyiapkan makan malam untuknya, aku tahu ia tak punya waktu untuk makan malam.

"Maaf hari ini aku tidak sempat masak, jadi aku membeli makanan di luar.", ucapku lagi padanya. Ia bangkit dari duduknya dan menghampiriku yang berada dekat meja makan, "Kau datang saja aku sudah berterimakasih, (Y/N).", balasnya lalu merangkulku.

Ia menarik kursi dan duduk disana sembari melihatku yang masih menyiapkan makanan dengan antusias. Aku meletakkan semangkuk makanan yang kubeli itu dan segelas air di hadapannya lalu duduk di kursi yang ada di hadapannya. Aku hanya tersenyum memperhatikannya makan dengan lahap, sepertinya ia lapar sekali.

"Kalau makan pelan-pelan.", ucapku padanya. Ia yang sedaritadi fokus pada mangkuk dihadapannya itu beralih menatapku lalu tersenyum manis dengan mulut yang masih penuh dengan makanan setelah menyadari apa yang kubicarakan.

Ah, senyuman itu adalah hal favoritku sejak dulu.

Tak lama kemudian, ia menghabiskan semua makanan itu dengan bersih. Aku mengambil mangkuk dan gelas yang telah kosong itu dan bangkit dari dudukku, "Nah, sekarang kau pergi bersihkan dirimu.", ucapku seraya membawa mangkuk dan gelas ini ke tempat cuci piring untuk mencucinya.

"(Y/N), aku punya kabar gembira.", ucapnya yang ternyata masih duduk disana. "Apa itu?", tanyaku yang tengah mencuci piring.

"Aku dan Ahreum memutuskan untuk menikah.", lanjutnya lagi.

Aku membeku.

Aku dan Seongwoo bersahabat sejak kami duduk di sekolah mengenah pertama. Kami juga pergi ke sekolah menengah atas yang sama. Rumah kami pun tak jauh, hanya berbeda satu blok saja. Keluargaku dan keluarganya sudah kenal dekat satu sama lain.

Sejujurnya, sejak awalku mengenalnya, aku sudah menaruh perasaanku padanya. Namun, ia tak pernah menyadari semua ini.

Sampai pada akhirnya, kami berpisah karena kami pergi ke universitas yang berbeda. Universitas Seongwoo berada di kota yang tak begitu jauh, setidaknya dapat ditempuh selama 2 jam jika kau menggunakan kereta. Tapi tetap saja, ia dapat kembali untuk menemuiku paling banyak 2 kali sebulan.

Ia sibuk, begitu pula denganku.

Meskipun saat itu kami sudah jarang bertemu, perasaanku padanya tak berubah sedikitpun. Banyak lelaki tampan di universitasku, akan tetapi hati ini tetap memilihnya.

WANNA ONE ; IMAGINES 🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang