Oh My Seonbae! 📌Park Jihoon;박지훈

6.1K 433 23
                                    

Note: (Y/N) — Your Name

"Bagaimana?", bisikku dari balik dinding pada Yewon yang sedang mengamati keadaan lorong sekolah.

Yewon memberikan kode 'aman' dengan jarinya yang menandakan lorong sekolah sedang sepi.

Aku keluar dari persembunyianku lalu berlari kecil ke deretan loker yang berada di lorong tersebut.

Kukeluarkan sebuah surat yang sudah kuhiasi dengan pita merah sebelumnya dari dalam kantong rokku.

Kutengok kiri dan kanan untuk memastikan sekali lagi bahwa lorong ini tak ada orang, lalu kumasukkan surat ini ke dalam sebuah loker yang bertuliskan nama 'Park Jihoon' melalui celah kecil loker tersebut.

"Sudah belum?", bisik Yewon padaku sembari memperhatikan sekeliling.

"Um! Ayo pergi sebelum ada yang melihat kita!", ajakku lalu menarik tangan Yewon.

Aku, (Y/N), murid kelas 11 SMA ini. Mungkin kau bertanya-tanya, surat apa yang aku masukkan ke dalam loker Park Jihoon. Sudah jelas bukan bahwa itu surat cinta?

Park Jihoon adalah murid kelas 12, basically dia adalah kakak kelasku.

Siapa yang tak tahu dia? Dia sangat terkenal di sekolah ini, bahkan siswi sekolah lain pun tahu.

Idaman semua wanita. Itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkannya. Pintar, mempunyai paras rupawan bak idol, kelakukannya pun terpuji, tak heran jika ia adalah siswa favorit para guru; terutama guru wanita.

Aku pun merupakan salah satu perempuan yang menjadi 'pemuja'-nya.

Namun bedanya, jika perempuan lain melakukan hal 'nyentrik' untuk dapat di-notice oleh Jihoon, aku lebih senang menjadi pengagum rahasianya.

...Eung- mungkin lebih tepatnya, karena aku orang yang pemalu dan tak begitu menonjol di kelas, apalagi di sekolah.

Oleh karena itu aku lebih nyaman menjadi pengagum rahasia.

Tapi lain hal jika aku bersama dengan orang yang sudah kukenal baik, aku tidak ada malu-malunya sama sekali. Hehe.

Aku selalu memperhatikan Jihoon diam-diam. Semua hal berkesan yang kudapat saat memperhatikannya, kutuliskan kedalam sebuah surat yang nantinya kumasukkan kedalam lokernya seminggu sekali. Tentunya tak kutuliskan namaku disana alias anonim.

Aku yakin pasti ia banyak mendapatkan surat cinta setiap harinya, jadi suratku tidak akan terlalu menonjol.

Yewon adalah sabahatku, temanku satu-satunya. Aku senang ia mau berteman denganku. Ia selalu mendukungku untuk terus berusaha mendapatkan Jihoon, meskipun aku sadar itu mustahil.

Aku dan Yewon berjalan kembali ke kelas kami dengan terburu-buru. Paling tidak untuk menjauhi area loker, menghindari kecurigaan orang-orang bahwa aku baru saja memasukkan surat cinta ke loker Jihoon.

Belum sampai di kelas, aku dan Yewon berpapasan dengan Jihoon; juga gerombolannya. Hatiku mulai berdegup kencang. Aku berusaha untuk tak menatap kearahnya dan mempercepat langkah kakiku.

"Hey (Y/N)! Tunggu aku!", teriak Yewon tertinggal dibelakang.

Sesampainya di kelas, aku dengan cepat duduk di tempatku lalu mengatur nafasku. "Mengapa semakin hari ia terlihat semakin tampan..", gumamku, seakan-akan jantungku terasa ingin meledak karenanya.

"Ya! Kenapa kau meninggalkanku?!", grutu Yewon yang baru saja sampai di kelas karena kutinggal di lorong tadi.

Aku masih asyik dengan pikiranku sendiri. Yewon melihatku sembari tersenyum, "Ya ya, aku tahu yang ada dipikiranmu. Ia memang terlihat tampan setiap harinya."

WANNA ONE ; IMAGINES 🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang