Hari ini Daiva bangun lebih cepat, karena Reyvan mengadakan rapat OSIS sebelum bel masuk berbunyi, supaya jam pelajaran tidak terganggu.
___
Setelah keluar dari ruangan OSIS, Daiva ingin mengunjungi kantin sebelum masuk jam pelajaran, karena tidak sempat sarapan di rumah tadi pagi.
"Rey, Ka, kantin yu. Belum sarapan nih" ajak Daiva kepada kedua temannya sambil memegangi perut dengan kedua tangannya.
"Gua juga ga sempet sarapan tadi pagi, abis nya jadwal rapat kepagian" Azka seolah setuju dengan pendapat Daiva.
"Gua dong, selalu sedia bekal kemanapun dan kapanpun" sombong Reyvan sambil mengambil kotak roti dari dalam tas nya, dan menyombongkannya kepada kedua temannya.
"Yaelah anak mamih" ledek Daiva dan Azka bersamaan.
"Dihh, tapi gua makan makanan sehat ya, ga kaya kalian makannya sembarangan" bela Reyvan dan langsung memasukan kembali kotak roti ke dalam tas nya.
Setelah perdebatan kecil mereka di sepanjang koridor, akhirnya Reyvan memilih untuk pergi ke kelas duluan, karena jika terlambat masuk kelas dia akan kena marah Bu Reni dan di cap oleh teman sekelasnya sebagai Ketua OSIS dan KM yang tidak disiplin.
Sesampainya di kantin, karena terburu-buru, Daiva dan Azka hanya memesan bubur ayam dan teh hangat saja untuk pengganjal selama pelajaran berlangsung.
"3 menit lagi bell" teriak Azka ketika melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 06.57 . Kemudian meletakan mangkuk kosong dan meneguk teh hangat dengan terburu-buru. Begitu pun Daiva yang melakukan hal yang sama.
Mereka setengah berlari ketika menuju kelas yang berada di lantai 2. Tidak lama setelah Daiva dan Azka duduk dibangku nya masing-masing, bel dengan nyaringnya berbunyi.
Pak Arul wali kelas kelas XII IPA II memasuki kelas Daiva dan Azka.
"selamat pagi anak anak" sapa Pak Arul.
"pagi pak" siswa dan siswi kelas XII IPA II menjawab dengan serentak.
"hari ini kelas kita akan kedatangan siswa baru, Aldo silahkan masuk"
Aldo Elvano, seorang laki laki berbadan tinggi, kulit putih, hidung bangir, mata kecil, bibir seksi, memiliki jambul, dan digemari banyak wanita. Dia pindahan dari sekolah SMA 2 Bandung. Alasan Aldo pindah karena dia mengikuti Papa nya yang naik jabatan menjadi pemegang saham di Jakarta, warisan kakek Aldo. Papa Aldo adalah anak tunggal, kakek Aldo sedang koma dan sudah hampir 2 bulan belum saja pulih dari koma nya.
"nah, anak anak perkenalkan ini Aldo, ayo Aldo kenalkan diri kamu pada teman baru mu"
"halo semua" sapa Aldo dengan gaya nya yang cool. Para kaum hawa tidak lepas menatap Aldo, kecuali Daiva, seolah tidak boleh ada yang terlewatkan gerak gerik Aldo sedikitpun, sekalipun Aldo mengedip ngedip kan mata. Sedangkan kaum adam hanya menatapnya iri.
"halo Aldooo" balas mereka dengan bersemangat. Walaupun yang menjawab hanya kaum hawa saja, tapi kelas sudah menjadi seperti pasar malam. Ingat, kecuali Daiva.
"lo gaikutan histeris kaya emak emak sono" bisik Azka kepada Daiva.
"dihh, ngapain. Coba kalo cakep nya kaya Johny. Daiva peluk dah tu anak baru" balas Daiva dengan bisikan yang masih terdengar oleh Azka.
"bagus deh anak emak ga genit" ujar Azka sambil mengelus-elus puncak kepala Daiva.
"dihh najis" balas Daiva yang langsung menyingkirkan tangan Azka dari kepalanya.
"perkenalkan nama saya Aldo Elvano, saya pindahan dari Bandung, mohon bantuannya untuk bisa beradaptasi dengan sekolah baru saya, terimakasih." perkenalan Aldo yang diujungi dengan senyum khas nya dan membuat para kaum hawa semakin berdebar tidak karuan. Kecuali Daiva.
"Aldo Elvano? kaya kenal"
"yasudah, Aldo kamu boleh duduk di barisan kedua di belakang Azka ya, bapak tinggal dulu. Kalian jangan ribut" kemudian Pak Arul meninggalkan kelas XII IPA II.
Aldo menghampiri meja Daiva dan Azka. "gue duduk disini, lo duduk di belakang" suruh Aldo kepada Azka.
"dihh, lo ga denger Pak Arul bilang apa tadi? lo duduk belakang gua bukannya rebut bangku orang. Anak baru aja belagu" jawab Azka dengan nada tinggi.
"gua bilang lo pindah ke belakang!"
"lo anak baru disini, gua KM di kelas ini dan lo ga ada hak buat larang gua buat duduk dimana pun, tau apa lo bocah" sentak Azka yang langsung berdiri dan menggebrak meja lalu mendorong badan Aldo. Satu kelas langsung memperhatikan Azka dan Aldo.
"kalian ngapain sii, Ka ini masalah kecil, emosi lo tahan. Dan lo Aldo, jaga etika lo anak baru disini jangan nyari gara gara." lerai Daiva yang langsung membawa Azka kembali ke tempat duduk nya dan berusaha menenangkan Azka.
🌼🌼🌼
Hari ini pengurus OSIS SMANKAR akan mengadakan Bakti Sosial di salah satu panti daerah bekasi yaitu Panti Asuhan Permata Hati.
Ketika jam sudah menunjukan pukul 07.30 , Azka belum juga berkumpul di sekolah. Daiva menelpon Azka sudah lebih dari 10 kali dan masih saja tidak ada jawaban.
"tinggal aja kali ya Rey, takutnya kesiangan"
"yauda yu kita pergi aja sekarang, semua nya langsung masuk bis ya" perintah Reyvan kepada pengurus OSIS SMANKAR.
Ketika dalam perjalanan, ponsel Daiva tiba-tiba bergetar. Daiva langsung mengangkat telfon dari Azka.
"lo pasti kesiangan kan"
"nyokap gua masuk rumah sakit, tolong bilangin Reyvan gua gabisa ikut Bakti Sosial, maap gabisa bantuin kalian."
"hah? Ibu Kia sakit apa?" tanya Daiva dengan panik.
"gatau, masih ditangani dokter, lo jangan cemas, fokus aja sama Bakti Sosial nya. Tar gua kabarin lagi kondisi nyokap gua" jawab Azka dan langsung menutup telfon Daiva.
Daiva bisa dibilang sangat dekat dengan Ibu Azka, karena mereka bertiga sering berkumpul di rumah Azka, dan Daiva lah yang selalu membantu Bu Kia [ibu Azka] untuk mempersiapkan makanan jika mereka mengunjungi rumah Azka, dan Bu Kia sudah menganggap Reyvan dan Daiva sebagai anak sendiri. Apalagi Daiva yang sangat membutuhkan sosok seorang Ibu, Bu Kia sangat mengerti itu, maka dari itu Bu Kia sangat baik sekali pada Daiva.
"Rey, Ibu Kia masuk rumah sakit, makannya si Azka ga bisa hadir sekarang."
"Ibu Kia sakit apa?" tanya Reyvan panik.
"kata Azka masih ditangani dokter, pulang dari panti kita langsung jenguk Ibu Kia ya Rey"
"okee Va, kita percepat aja kegiatannya" jawab Reyvan masih dengan nada panik dan hanya dijawab anggukan oleh Daiva.
-
-
-Tengs yang udah sempetin baca❤
Ditunggu Vomment nya❤
ILY
❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
T R U E
Teen Fiction"Mengapa cintaku jatuh kepada orang yang tidak tepat? Mengapa cintaku jatuh terlalu cepat? Mengapa cintaku tidak bisa memilih?" Pertanyaan itu selalu mengahantui pikiran Daiva. Rasanya ingin mengubur saja perasaan itu dalam-dalam