Jaejoong berlari kesetanan di koridor rumah sakit. Ia tak perduli dengan tatapan orang-orang yg menatapnya aneh. Masih terngiang ucapan Ny.Jung yg datang ke apartemennya tadi pagi.
Flashback.
Tok..
Tok..
Tokk..Jaejoong menggeliat pelan, merasa terganggu dengan suara ketukan pintu di pagi hari. Ia mengumpat dalam hati saat ketukan itu semakin keras.
'Aarrghh.. aku baru saja tidur 3 jam yg lalu setelah mengusir Yunho darisini. Sial. Siapa yg berani mengganggu tidurku? Awas saja.'
Pelan-pelan Jaejoong bangun dan berjalan untuk membuka pintu.
Ceklek..
Baru saja ia akan mengomeli orang yg bertamu, namun kata-kata yg tersusun rapi di kepalanya seketika menghilang saat melihat siapa yg datang.
"Nyonya Jung."
Jaejoong mempersilahkan Ny.Jung masuk, ia sangat malu karena Ny.Jung melihat wajah kusutnya.
"Nyonya mau minum apa?" Ny.Jung cemberut mendengar panggilan Jaejoong padanya.
"Ahjumma tidak lama-lama disini Joongie. Ahjumma hanya ingin memberitahumu sesuatu. Duduklah disini." Ny.Jung menepuk sofa disampingnya, memerintahkan Jaejoong untuk duduk disebelahnya.
Jaejoong segera duduk, dengan wajah tegang dan penasaran dengan apa yg akan dikatakan Ny.Jung.
"Dengar Joongie. Ahjumma tau kau mungkin berfikir jika takdir ini sungguh tidak adil. Tapi kau tidak tau bagaimana ibumu saat kehilangan dirimu." Ny.Jung menatap wajah Jaejoong. Jaejoong hanya diam dengan kepala tertunduk dan tak mengatakan apapun.
"Kau tau, kemarin Ny.Han tiba-tiba harus dilarikan ke rumah sakit. Ini bukan karenamu Joongie. Tapi karena sakitnya kambuh lagi."
Jaejoong terkejut mendengar ucapan Ny.Jung. Ia tidak tau jika Ny.Han mempunyai penyakit.
"Sakit apa Nyonya?"
"Ia menderita arteosklerosis atau penyempitan pembuluh darah jantung. Kemarin ia mengalami sakit di bagian dada dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Dan ia terus menyebut namamu Han Jaejun."
Jaejoong membeku mendengar penjelasan itu. Ia tidak tau harus bagaimana. Ia masih belum siap untuk bertemu orang tuanya, tapi jika ia mengabaikan ucapan Ny.Jung dan bersikap biasa saja. Apakah itu tidak keterlaluan?
"Ia juga mengalami tekanan darah tinggi Joongie. Dokter bilang agar tidak membuat ia mengalami kesedihan yg mendalam dan hanya kau yg bisa melakukan itu. Ny.Han menunggumu Joongie, ia merindukan dirimu dan menginginkan kata "Umma" keluar dari bibirmu." Ny.Jung beranjak dari duduknya.
"Jangan menyalahkan takdir yg kelam di masalalu. Mulailah menerima mereka yg mencari dan menunggumu selama bertahun-tahun Joongie." Ny.Jung pergi meninggalkan Jaejoong. Ia tau Jaejoong masih ingin sendiri.Flashback end.
Jaejoong mengatur nafasnya setelah sampai di depan kamar rawat Ny.Han. Ia merasakan jantungnya berdegup kencang karena gugup. Jaejoong terkejut saat mendengar suara tangis di dalam sana. Ia menajamkan telinganya.
"Huhuuuhuhuu.. aku ingin putraku. Bawa dia padaku sekarang. Hikss.. hikss.. aku merindukannya. Jaejuuunn.. "
Jaejoong merasakan sakit mendengar tangis Ny.Han. Perlahan tangannya terangkat membuka pintu ruang rawat itu.
Ceklek...
Pria setengah baya yg ada di ruangan itu menoleh menatap Jaejoong. Ny.Han mengalihkan pandangan menatap tak percaya jika Jaejoong datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My CEO
Fanfiction"Jadilah kekasihku. Hanya di depan keluargaku." Humor, Romance