Sepeda

80 33 16
                                    

Kita hanya sebatas senja dan daratan bukan?
Saling menatap namun tak saling menetap.

Alrescha Nero Ardiaz

******

Lala yang sudah berseragam sekolah dan sedang bercermin untuk memastikan wajahnya lagi, sudah cantik atau tidak. Sebenar nya Lala sudah memiliki paras cantik jadi Lala hanya mengoles sedikit bedah Baby saja.

"Lalaaa buruan turun, udah siang!" Teriak Kintan-mamahnya dari meja makan dilantai bawah.

"Iya Mah, bentar Lala pake tas dulu." Sahut Lala dari kamarnya bergegas meraih tas ranselnya dan segera meraih knop pintu kamarnya.

"Dooorrr!"

"Astagfirullah , YaAllah ada setan." Kaget Lala dramatis sambil mengelus dadanya.

"Kurang ajar ya lo." Arez menoyor kepala Lala. "Mana ada setan seganteng gua," Arez memainkan alisnya.

Lala menempelkan jemarinya di wajah Arez dan mendorongnya, berlalu menuju tangga.

"Aw... Lala kasar ih!" Umpat Arez.

Lala tak menggubris Arez, tetap malanjutkan langkahnya.

Lala duduk manis didepan meja makan, meraih sepotong roti bakar yang sudah di siapkan Kintan.

Arez melirik jam yang melingkar indah di pergelangan tangannya, kemudian bangkit dari tempatnya semula, meraih tangan Lala untuk segera berangkat kesekolah.

"Apaan si Rez, ini masih pagi banget." Omel Lala mencoba melepas cengkraman tangan Arez. Arez semakin memperkuat cengkraman nya.

Arez menuntun Lala ke arah dapur, untuk pamit kepada Kintan. "Tante, Kita berdua berangkat dulu ya," Ucapnya sambil meraih tangan Kintan dan membawanya ke hidung, untuk di salimi.

Lala juga mengikuti yang di lakukan Arez, menyalimi mamahnya. "Mah, Lala berangkat dulu ya."

Kintan tersenyum."Iya, hati-hati ya kalian."

Setelah berpamitan mereka berjalan menuju pintu utama.

Setelah sampai di teras, Lala tidak melihat vespa Arez malahan iya melihat sepeda ontel Bang Jon-Satpam kompleknya."Rez, vespa lo mana?"

Arez menunjuk garasi,"Tuh!"

"Ngadat lagi si ganteng, nggak ada bensin!" Lanjutnya.

"Yaudah lah beli, pasti lo udah dikasih jatah kan sama nyokap gua?" Introgasi Lala.

Arez menyengir."Kalo beli sekarang kita bisa terlambat. Pom bensin dari rumah lo kan jauh."

"Terus kita naik apa kesekolah? Jalan kaki?" Tanya Lala.

"Naik sepatu lah!" Arez menoyor Lala.

Lala membalas toyoran Arez.

"Toyor-toyor aja nih, kepala aing teh udah di fitrahin." Adu Arez.

FINESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang