Vote and comment thank you
Keesokan harinya.
Julia P.O.V
Sekarang masih jam setengah 6. "Julia "panggil tante Risa, "iya tan ?"tanyaku yang langsung berlari kebawah. "Julia "panggil tante Risa lagi, "iya tante kenapa ?"tanyaku saat sampai di bawah.
"itu di ruang tamu ada temen kamu, katanya kalian mau berangkat sekolah bareng "ucap tante Risa sambil menatap pantulan wajahnya di cermin, 'apa mungkin Deira ?'tanyaku dalam hati, aku pun langsung pergi menuju ruang tamu yang hanya beberapa langkah dari tempatku berdiri.
Disaat aku sampai di ruang tamu, aku melihat seorang laki-laki yang sedang membelakangiku.
"siapa ya ?"tanyaku, laki-laki itu pun menatap kearahku, ternyata itu laki-laki kemaren, siapa namanya ?, Alga, Karga, Arga, Agra. Nggak tahu siapa nama nya susah banget nyebutin nama nya, "hey Lia "panggil nya.
"heeyy elo "ucapku tidak senang tentunya.
"kenapa ?, lo lupa nama gue "ucapnya yang memang benar.
"iya gue lupa nama lo "jawabku jujur, "kita ini masih muda tapi kenapa lo udah pikun duluan ?"tanya nya, "gue bukan pikun, tapi ada banyak hal-hal penting yang lain nya yang harus gue ingetin "jawabku ketus, "by the way, pliisss stop manggil gue dengan panggilan itu "amarah ku.
"kenapa ?, lo baper ya gue panggil dengan Lia ?"aku menatapnya dengan penuh kekesalan.
"ngapain lo kesini ?"tanyaku dinging.
"gue mau ngajak lo berangkat sekolah bareng "jawabnya.
"nggak perlu, gue punya orang atau ojek untuk nganterin gue, lo juga nggak perlu bela-belain untuk bangun sepagi ini "ucapku, "gue udah biasa kali bangun jam segini, malahan gue bangun jam 4 setiap hari "jelasnya panjang lebar, cuman satu kata yang ku keluarkan "oh ".
"makasih atas tumpangan nya, tapi nggak, gue nggak butuh tumpangan dari lo, jadi lo dateng kesini cuman sia-sia aja "ucapku ketus.
"gue udah minta izin kok ke orang tua lo, katanya oke "ucap nya
'tante!!! 'teriak ku dalam hati.
"Julia, sudah mau jam tujuh sayang cepetan siap-siap sekolah "ucap tante Risa dari atas. "buruan "ucap Agra sambil mendorong ku keluar ruang tamu, aku pun menyingkirkan tangan nya dari pundak ku, "tante gue selalu kayak gitu, lo liat nih jam berapa..masih jam enam lewat "ucapku kesal.
"gue juga males sekolah "ucapku lagi.
"seriously, gue kira lo itu cewek yang selalu pengen masuk sekolah dan.." "mendingan lo ke sekolah gih "potongku sambil mengusirnya, "JULIA "teriak tante Risa, "intinya lo harus pergi dari rumah gue "ucapku sambil pergi kembali keatas.
....
Beberapa menit kemudian...
Setelah sudah siap dengan pakaian sekolah ku, aku langsung pergi kebawah. Somplaknya si Agra masih ada dirumah gue.
"ayo "ajaknya, "Agra, tante titip Julia ya "ucap tante Risa ikut-ikut.
"siap tante "ucap Agra sambil hormat, aku pun menatap Agra penuh amarah, "cepet "tegasku sambil pergi ke depan rumah. "tante Agra pergi dulu "pamit Agra dan langsung menyusulku.
"jangan jutek banget napa ?"ucapnya sambil menatapku.
"serah "ucapku tambah jutek.
"nih "ucapnya sambil memberikan ku helm yang tadi dia ambil di motornya, "sekolah kita deket sini, jadi gak perlu pake helm-helm segala "ucapku nge gas, tanpa aba-aba, Agra langsung memasangkan helm itu di kepalaku. "bawel lu tong "ucapnya sambil memakaikan ku helm itu.
Setelah ia memasangkan helmku, dia langsung memakai helm nya.
Aku masih saja terdiam di tempat ku berdiri sekarang, "kenapa ?, jangan-jangan..."dia menatapku kaget, "apa ?"tanyaku tegas.
Dia pun tersenyum dan.. "ciee baper "ucapnya.
"lo kali yang baper "omelku, dia menatap ku tidak pasti.
"gak usah malu deh, admit it..lo baperkan "ucapnya. Aku masih menatap bocah tengil ini dengan tatapan mematikan ku, "gue nyari ojek aja lah "ucapku dan langsung pergi mencari ojek. Tiba-tiba tanganku langsung di tarik oleh Agra. Ya iyalah sama dia, lo kira gue ditarik apa ?, hantu ?.
"makanya, jadi cewek itu harus lembut "ucapnya
"ya udah ayo naik "ucap Agra sambil menaiki motornya.
"gua gak mau pergi ke sekolah sama lo "ucapku tegas.
"cepetan, atau perlu gua yang nge-gendong lu biar naik motor ?"ucap Agra sebagai ancaman mungkin, karena takut dengan omongan nya itu, aku pun langsung menaiki motornya. "nah kayak gitu dong, pegangan "ucapnya.
"udah "jawabku.
"kok gue nggak ngerasa apa-apa disini ?"tanya nya sambil mengelus pinggangnya.
"MESUM LO, mana mau gue "tolak ku mentah-mentah, "iya dah iya "ucap Agra mengalah. Akhirnya Agra menjalan kan motornya, anehnya, dia menuju arah yang bertolak belakang. "kita mau kemana ?"tanyaku bingung.
"lu liat aja "ucapnya.
'kalo nih bocah berani nyulik gue, bakal gue hajar abis-abisan 'batinku.
...
Beberapa menit kemudian, kami memasuki area komplek yang lumayan jauh dari arah rumah ku, dan kami berhenti di depan sebuah rumah, mungkin ini rumah Agra.
"kenapa kita kerumah lo ?"tanyaku bingung, "lo tahu rumah gue ?"tanya nya balik, "kalo ini bukan rumah lo, yah rumah siapa lagi "sahutku jutek. Agra menatapku sambil tersenyum, "berhenti senyum bisa nggak "tegurku kesal.
"kenapa ? "tanya nya.
"karena gue nggak bakal tahu apa maksud dari senyuman lo itu "jawabku.
Agra tertawa sambil membuka pintu rumahnya, "ayo masuk "anjurnya, "ngapain kita disini ?"tanyaku memastikan, "gue nggak bakal ngapa-ngapain lo kok, trust me "ucap Agra sambil menatapku yakin. "serah "jawabku dingin dan langsung masuk kerumah nya.
"nyokap, bokap lo kemana ?"tanyaku saat melihat situasi rumah itu yang sepi seperti kuburan.
"mereka kerja diluar negri "jawab Agra sambil meletakkan tasnya di sofa.
"jadi lo disini sama siapa ?"tanyaku.
"sendirian lah "jawabnya jutek untuk pertama kalinya, "lo ini udah dingin, jutek, bawel pula "ucap Agra mencubit pipiku, "aduu..duh, sakit bego "ucapku menyingkirkan tangan nya dari pipiku, "bisa nggak sih jangan kekanak-kanak kan "ucapku kesal.
"dan lo bisa nggak jangan marah, kalo lo marah lo tambah lucu "ucap Agra yang membuatku jijik.
"cowok kok lebay "sahutku kesal.
"gue bukan lebay, tapi jujur "sahut Agra balik, "udah ah, mendingan gue pergi ketempat lain daripada disini..sama lo "ucapku sambil pergi menuju pintu masuk slash pintu keluar tadi.
"sorry-sorry, gue minta maaf "ucap Agra sambil menarik tanganku kembali masuk ke dalam rumah nya, aku pun membuka pintu rumah nya. Ngomong-ngomong komplek ini kok agak familiar ya, kayak gue pernah tinggal disini.
"Lia ?"suara Agra membangunkan ku dari lamunan ku.
Pergelangan tangan ku masih dicengkram oleh tangan nya, aku langsung melepaskan cengkraman itu dan menatapnya kesal, "stop manggil gue Lia "ucapku dingin dan tegas.
"kenapa ?"tanya Agra dengan nada serius.
"bukan urusan lo "ucapku tanpa menatap nya.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary For Julia
Teen FictionSelama ini yang hanya bisa aku pelajari adalah cara untuk menahan rasa sakit ini sendirian. ...Dan pada akhirnya aku melupakan siapa diriku yang sebenarnya. Julia