8 bulan setelah kejadian itu, semenjak hari itu aku kini sudah berubah, perempuan yang sangat pendiam dan bicara seadanya, aku keluar dari basket, pelatihku? dia sangat kecewa, jelas karena pelatih sangat suka mainku dan usahaku.
flashback
" maaf pak, tapi ini sangat sakit." kataku yang sudah tidak tahan air mata
" tidak apa-apa, aku anggap kamu tidak keluar hanya libur, bapak tau ifah kamu pasti akan kembali lagi, kamu hanya perlu waktu, kalau kamu mau main lagi dengan senang hati nak" pak tahyo memeluku dan mengelus rambutkuKini aku naik kelas 3 SMP, ini sudah semester 2 sebentar lagi akan ulangan dan sebentar lagi akan Ujian Nasional, basket? aku tidak ada waktu memikirkannya lagi, ini adalah hari jumat dan nikmat hidup semua free seharian karena guru sedang mengadakan rapat yang sangat penting.
Aku hanya duduk dibangkuku ditemani dilla yang sedang mendengarkan lagu dengan headsetnya, aku hanya tersenyum melihatnya dan kembali belajar, karena sebentar lagi banyak ujian dan dikepalaku hanya ada belajar dan belajar, yah aku tidak ceriah lagi, tapi aku tidak ingin berubah kepada dilla,rai,grup basketku dan teman-teman dekat lainnya.
Tiba-tiba kulihat rai yang sedang berjalan kearah bangkuku, yah dia duduk tepat didepanku karena bangku didepan penghuninya sedang ke kantin.
"kantin yuk?"katanya
" lu aja deh, gue ga mood," jawabku sambil menatap bukuku
" ifah lo jangan gini deh gue ga suka, kita ke kantin yah,"kataya sambil memohon.
Aku membuang nafas dengan kasar, mengangguk sebagai jawaban dan merapikan bukuku, toh bilang ku tolak kepada raihan pasti kita akan berdebat lagi.Aku dan raihan telah sampai ke kantin dan kami duduk di pojokan karena sisa tempat duduk itu yang kosong.
" lo mau pesan apa?" tanyanya
" teh manis aja deh" jawabku sambil menatapnya
raihan membalas tatapanku setelah kujawab pertanyaannya, dia memutar bola matanya bertanda kesal sama aku.
setelah 7 menit menunggu raihan datang dengan teh manis juga nasi goreng yang dia pesan.
" nih." sambil meletakkan teh manis didepanku dan kembali duduk didepanku
" terimaka kasih" jawabku dan langsung meminum teh manis itu.Raihan makan dengan lahap, tiba-tiba dia membuka pembicaraan
" nanti lo mau lanjut dimana fa?"
"mungkin dijogja atau disini, lo?"tanyaku
" gue ikut lo dimana lo lanjut" jawabnya
" kenapa?" tanyaku
" karena lo masih butuh gue fah" jawabnya sambil menatapku
" gue gapapa kok rai" jawabku sambil mengeluarkan nafas kasar
" fah, lo taukan kalo lo bohong gue pasti tau, jadi baik tidaknya lo gue juga bisa tau" jawabnya
Aku tersenyum sebagai jawabannya.
setelah raihan selesai makan, tiba-tiba kevin datang dan duduk disamping raihan, jelas sekali aku tau alasan datang kemarin karena dia adalah ketua basket di sekolah ini, jadi apalagi kalau bukan tentang basket
" fah, gue bisa minta tolong ga?" tanyanya
aku menaikan alisku satu sebagai jawabannya
" minggu depan ada lomba terus sarah masuk rumah sakit, bisa ga lo ganti sarah? kali ini aja fah, plis" dengan nada lembut dan memohon
" gue ga bisa deh kev, sori ya" jawabku tanpa pikir
" gue tunggu jawaban yang tepat ya fah." jawabnya lalu berdiri dan langsung meninggalkan kantin.~~~~
Aku turun dari motor rai yang telah berada di halaman rumahku.
" terimakasih" kataku sambil memberikan helem
" fah, kayaknya lo harus terima tawaran kevin tadi deh,"katanya dengan mengambil helem yang kuberi dan menyimpannya disadel motor
" gue belum bisa rai,"jawabku
rai membalikan badannya, ya dan kita sekarang berhadapan.
" gue tau lo bisa, hanya saja hati dan pikiran lo yang bermusuhan, hati lo pasti ingin menerimanya dan pikiran lo berkata lo ga mau karena kejadian itu."
air mataku tak sanggup lagi aku tahan, hatiku perih, sangat perih.
" lo ingatkan kata terakhir yang ayah lo bilang sama..." belum rai sampai bicara aku memotongnya
" cukup rai plis cukup." kataku sambil membuka kecamataku lalu menangis dan lari memasuki rumahku.Aku memasuki rumah dengan menangis, ku buku pintu, aku melihat abang dan ibu berada di ruang tamu, mereka melihatku menangis dengan muka yang bingung tetapi aku tetap lari naik ke kamarku, membuka kamarku dan langsung menutupnya dengan kasar dan aku menguncinya dari dalam.
Kejadian itu membuatku tertidur dan sekarang sudah jam 9 malam, dengan mata yang lembab dan baju sekolah yang masih berada dibadanku, aku mengambil handuk dan kekamar mandi, setelah 15 menit mandi aku mengambil piama di lemariku dan turun ke bawah, aku melihat abang yang sedang memasak nasi goreng, dan tepat sekali mataku dan mata abang bertemu.
" udh bangun? duduk dulu, bentar lagi nasi gorengnya selesai." katanya
aku mengangguk sebagai jawaban,
setelah abang selesai memasak dia berjalan kearahku dan meletakkan nasi goreng itu di meja tepat didepanku.
"silahkan dimakan" perintahnya
" terimakasih" kataku lalu mengambil sendok, setelah suapan terakhir, tiba-tiba abang membuka pembicaraan.
" raihan sudah cerita sama abang."katanya
aku mengambil minum dan meminum beberapa tegukan.
" ifah, abang mau kamu menerima tawaran kevin"kata abang
" belum siap bang" jawabku
" kadang kita memang harus bersedih di kegelapan tetapi kita juga harus bangkit di luar cahaya, jangan salahkan kepada dirimu sendiri dengan apa yang terjadi itu semua sudah diatur sama tuhan" Aku berfikir sejenak, memaknakan kata-kata abang yang tadi, dan mungkin benar yang dikatakan oleh raihan dan abang kepadaku.
" baiklah, akan kubicarakan dengan kevin." jawabku sambil tersenyum
"aku hanya tidak mau adiku selalu berada dikegelapan" kata abang sambil tersenyum dan mengelus rambutku.Selamat membaca(:
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Jadi Cinta
Teen Fiction" persahabatan antara dua jenis yang berbeda itu tidak murni, pasti akan berujung dengan jatuh cinta" Rai yang sejak lama sudah menyukai ifah tetapi enggan mengungkapkannya. Apakah rai akan terus diam dengan perasaannya? jangan lupa untuk vote(: