Silly promise (VMin)

337 22 0
                                    

Suara sepatu menggema di sepanjang koridor rumah sakit. Bau khas obat-obat menjadi hal biasa disini. Pria berjas putih berjalan menuju ruangan berlabel "Dokter Spesialis Penyakit Dalam", membuka pintu dengan kesusahan mengingat banyaknya barang yang dibawanya, mengambil tempat duduk yang telah di sediakan.

Tangan pria itu mengeluarkan barang barang dari kotak besar berwarna coklat,  menyusunnya di atas meja. Menatanya sedemikian rupa,  membuatnya tertata rapi. Papan nama menjadi barang terakhir yang di letakkan, "Dokter Park Jimin" tertulis disana.

Jimin,  dokter yang masih tergolong muda. Lulus dari Havard University dengan predikat cumlaude spesialis penyakit dalam di usianya baru menginjak 24 tahun,  menjadikannya sebagai salah satu dokter termuda disana. Meski begitu,  ia tetap mengabdi pada tanah kelahiran.  Bekerja di rumah sakit internasional Seoul.

Pria berambut ash grey itu mulai membaca data-data pasien yang akan diperiksanya. Walaupun baru hari pertama ia tidak mau bermalas malasan.

Suara pintu terbuka kasar,  menampilkan perawat cantik dalam keadaan memburu nafas seperti habis berlari.

"Hhah... Dokter Park,  kan? Bisa ikut saya? Ada pasien terkena serangan. "

Begitu mendengar 'serangan' , awalnya ingin marah diurungkannya. Dirinya langsung beranjak untuk mengikuti perawat yang sudah hilang dari ruangannya.

Jimin langsung memasuki ruangan pasien yang terkena 'serangan'. Kondisinya memperhatikan, menggeliat di ranjang sambil tangan kanan memegang perut bagian atas. Tubuhnya tidak bisa diam,  kaki nya menerjang udara bebas,  wajah penuh peluh dan raut kesakitan begitu ketara.

Dengan cepat Jimin mengambil suntikan penenang yang telah disodorkan perawat. Matanya memberi kode pada penjaga untuk memegang tangan pasien,  menyuntikan secara hati hati. Erangan pasien memenuhi ruangan itu. Setelah mereda, tergantikan senyum lega berasal dari dokter dan perawat.

Raut wajah kasihan terpancar dari Jimin melihat bagaimana rasa sakit yang harus di tanggung pasien di depannya. Bahkan ketika tidurpun kernyitan dahi tidak bisa dihilangkan.

Pasien di depannya, pria berhidung mancung tapi kurus. Terlihat dari baju rumah sakit yang kebesaran. Mungkin akibat digerogoti oleh penyakit mematikan. Umurnya berkisar 20an, sepertinya terkena sakit Hati. Kulitnya sedikit menguning.

Jimin dan para perawat keluar dari ruangan itu,  membiarkan pasien beristirahat. Dokter bermarga Park itu menengok ke arah salah satu perawat yang memegang berkas, meminta membacakan riwayat sakit pasien.

"Pasien bernama Kim Taehyung--

'Tunggu,  Kim apa? '

Langkah Jimin terhenti,  membuat perawat di belakangnya ikut berhenti.

--Diagnosa penyakit,  terkena sakit Kanker Hati stadium lanjut. "

"Tadi,  kau bilang siapa namanya? "

"Kim Taehyung, dok--

Tanpa mendengar perkataan perawat, Jimin kembali berlari ke ruangan pasien.

'Tidak mungkin. Pasien itu Taehyung, temanku. '

🌾🌾🌾

Pertama kali yang dilihat Taehyung ketika membuka mata adalah pria berjas putih. Terukir senyum kotak di bibir begitu menyadari siapa Dokter di depannya. Park Jimin,  teman semasa sekolah.

"Kenapa kau bisa berada disini,  brengsek. "

Pasien dipanggil dengan umpatan hanya tertawa.  Bukankah hal aneh jika Dokter memanggil pasien dengan umpatan? Tapi tidak, bagi keduanya brengsek merupakan panggilan sayang. Mengingat mereka bersahabat ketika masih sekolah menengah atas.

story BTS(brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang