4 - Disappear

92 9 0
                                    

Tatapan mata mereka saling bertemu. Hal itu membuat Aora tak bisa berkutik dan membuat pikirannya kosong. Mulut Bima bergerak seolah ingin mengatakan sesuatu. Namun,

Brukkkkk.....
Tubuh Bima ambruk dan untungnya Aora menahannya agar tidak jatuh ke jalan.

Apa yang harus Aora lakukan, kenapa Bima bisa seperti ini. Dalam hati Ia berfikir tidak mungkin kejadian tadi yang membuat perut Bima terluka, ini seperti.. Ini seperti disebabkan oleh benda tajam, tetapi Aora tidak tahu apa itu dan kenapa. Bagaimana ini...

******************

Bukan tentang malam yang dengan dinginnya
Bukan pula bintang dengan gemerlapnya
Apalagi derasnya perputaran masa
Tapi tentang sunyi yang ada
pada setiap jiwa manusia


Bima, dia sosok yang diidolakan banyak murid di sekolah dengan tampang dan hartanya serta sikapnya yang terkesan coll. Tetapi Aora yakin dia menyembunyikan sesuatu yang tidak semua orang tau.

Ia bisa mengetahuinya setiap ia melihat matanya.

Disana tersirat sesuatu yang selalu menarik Aora dan membuatnya selalu memikirkan apa yang ada difikirannya itu. Memang aneh, tapi itu yang selalu Aora rasakan.

*****************

Tik tok tik tok....
Bunyi jarum jam berdetik di ruangan bercat putih yang berisi beberapa ranjang yang dibatasi oleh tirai-tirai berwarna biru muda ini.

Tampak Aora sedang duduk di sebuah kursi sambil memandangi seorang pria yang terbaring di salah satu ranjang tersebut dengan selang infus didepannya.

Aora membawa Bima ke rumah sakit.

Awalnya Ia binggung harus bagaimana, tetapi menginggat luka Bima yang sepertinya cukup parah, Ia lalu memanggil taksi dan membawanya ke rumah sakit ini.

Ia melupakan sejenak sepeda biru kesayangannya itu dan meninggalkannya di pinggir jalan demi membawa orang yang bahkan tidak terlalu ia kenal betul.

Tapi ya harus gimana lagi, masa Aora nyelonong pergi gitu aja setelah ia hampir mati ketabrak mas mas ganteng (eh 😅). Seenggaknya ia harus tanya kenapa orang itu ngebut dan hampir aja nabrak dia.

Dokter bilang luka itu tidak terlalu dalam dan tidak mengenai organ vitalnya, luka tersebut hanya dibersihkan dan dijahit. Namun Ia menyarankan pasien harus beristirahat di rumah sakit terlebih dahulu karena pasien kehabisan banyak darah dan harus beristirahat total. Selain luka di perutnya, untungnya tidak ada luka lainnya di tubuh Bima.

"Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa dia bisa dapat luka kayak gitu." Ujar Aora.

***********

Sang mentari telah menampakkan dirinya, beberapa petugas medis mulai tampak sibuk berlalu lalang di rumah sakit ini.

Bima terbangun dan mengerjapkan matanya mencoba mencari kesadaran dan mengumpulkan tenaga untuk membuka matanya sepenuhnya.

Tetapi bukan kamarnya yang pertama kali Ia lihat. Melainkan seorang gadis yang tertidur pada kursi disamping tempat tidurnya.

Dan Ia baru menyadari sebuah selang infus terpasang di pembuluh darah tangan kirinya dan juga perban yang membalut perutnya.

Bima mencoba mengingat ingat apa yang telah terjadi.

Ia mengingatnya. Kejadian yang menyebabkannya seperti ini dan karena terburu-buru juga karena sambil menahan sakit lukanya, Ia kurang fokus sehingga hampir saja menabrak seorang pesepeda. Reflek Ia membanting stir mobilnya dan menabrak sebuah pohon.

Ia mencoba keluar dari mobilnya untuk memastikan apakah orang yang hampir saja Ia tabrak itu terluka atau tidak. Namun setelah itu Ia tiba-tiba merasa gelap dan kehilangan kesadarannya. Samar-samar Ia melihat wajah seorang gadis di depannya saat itu.

Kini Bima memandang seorang gadis di sampingnya yang masih tertidur pulas. Wajahnya tertutup oleh beberapa helai rambutnya.

Ia mencoba mengingat-ingat apakah dia yang hampir Ia tabrak semalam. Dan jika dipikirkan lagi bagaimana Ia bisa sampai kesini.

Drrrrrttttttt.. Drrrrrrtttttt.. Drrrrrttttt...

Suara getar handphone di meja sampingnya bergetar. Bima meraih handphone itu yang ternyata adalah miliknya.

Sebuah pesan masuk dan langsung dibukanya.

**************



Burung-burung berkicau dengan merdunya. Beberapa orang mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Walaupun ini hari minggu, justru malah banyak orang yang sekedar berjalan-jalan ataupun pergi liburan menyegarkan diri dari rutinitas mereka yang melelahkan.

Aora membuka kedua matanya dan menegakkan duduknya. Ia menarik kedua ujung tangannya ke atas dan merilekskan tubuhnya yang rasanya pegal. Tampaknya Ia ketiduran di kursi setelah menjaga Bima semalam dan malah keterusan hingga pagi.

Tetapi orang yang Ia tunggu hingga semalaman malah hilang dan entah kemana.

Aora lalu mencoba bertanya pada seorang perawat yang lewat disampingnya.

"Suster, tunggu dimana pasien yang ada disini?" Tanya Aora.

"Apa pasien tersebut kabur? Tunggu akan saya infokan ke petugas terlebih dahulu agar segera dicari." Jawab suster tersebut.

Aora tidak habis pikir bagaimana orang itu malah kabur padahal masih sakit. Dan malah meninggalkannya yang jelas jelas udah nolongin dia.

"Bisa bisanya dia kabur gitu aja. Dasar cowok gilaaa. Terimakasih kek atau gimana. Lukanya kan juga belum sembuh." Omel Aora.

"Ehh... tungguu terus berarti yang baya biaya rumah sakitnya, gue dong. Mampus, padahal baru aja kemarin uangnya buat ngasih gaji karyawan terus sisanya ditabung, dan sekarang harus diambil lagi hadeeh.. Ini semua gara gara cowok gila itu."

"Awas aja kalo ketemu dia lagi. Dasar cowok gila gak tau terimakasih dan sopan santun." Maki Aora.

*******

.
.
.
Wkwk nggak tau mau ngapain, lagi gabut terus asal ngetik jadilah part ini 😅😅😅
Kritik dan saran boleh lho 😁

Camellia Fix Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang