perkenalan

63 8 0
                                    

Gue seorang gadis yang bisa di bilang super aktif. Gue tinggal bersama kedua orang tua gue. Hidup yang serba kecukupan membuat kata nyaman terlintas benak gue.

Dulu, gue bersekolah di Indonesia dan kini gue di pindah bersekolah di Roma karena tuntutan bisnis kerja papa gue. Papa selalu berharap kalau gue harus sukses seperti papa. Maka dari itu gue di sekolahin di kelas bisnis. Agar bisa menjadi pembisnis yang hebat.

Sebenarnya gue gak suka masuk di kelas bisnis. Tapi karena di paksa gue mau aja. Dan tetep pasang muka bahagia.

_______ ..._______

Aku beranjak dari tempat tidurku. Ku buka jendela, sambil menghirup udara segar di pagi hari. Lantunan kicauan burung dan hangatnya sang surya, telah menawan hatiku.

Dengan pakaian rapi setelah mandi, ku belitkan ransel d pundak ku dan ku pegang beberapa buku diantara salah satu tangan ku.

Ku mulai beberapa langkah hingga menuju anak tangga. Di meja makan papa dan mama duduk berdampingan. Sambil menunggu putri kesayangannya datang. Yang tidak lain adalah aku.

Sepotong roti dan segelas susu menjadi santapan lezat di pagi hari. Sambil menyantap beberapa roti mama ku berkata " apa kamu sudah siap berangkat sekolah honey"? Lalu aku pun menjawab "tentu mom I so ready"jawabku dengan semangat.

Dan ayah pun berkata" of course, you is my honey and my hero dalam bisnis papa nanti. Tentunya kamu harus siap menghadapi apapun" kata papa dengan bangga.

Aku hanya bisa tersenyum dalam bisu. Melihat papa yang berharap lebih pada ku membuat aku merasa tidak tega untuk menentang permintaannya.

Sepotong roti telah ku habiskan kini ku siap berangkat kuliah. Ku cium tangan lembut ibu dan berpamitan sambil beranjak pergi.

Aku diantar oleh papa karena papa tidak ingin aku terlambat. Maklum, seperti kata pepatah buatlah kesan pertama yang baik agar mudah berbaur d dalamnya.

Tak terasa aku telah tiba di sekolah. Ku berpamitan kepada papa dan beranjak keluar dari mobil. Lambaian tangan menutup perpisahan kami.

Ku mulai berjalan setapak demi setapak hingga menuju ke pintu gerbang. Pintu yang melambung tinggi dan megah terbuka secara otomatis di hadapan ku. Sejauh mata memandang, hanya hamparan gedung tinggi menjulang dan para mahasiswa dan mahasiswi berkeliaran.

Ragu ku muali timbul, ragu akan hari ini. Baik tentang teman maupun mampunya aku berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan ini.

Tpi anggan ku memotivasi diriku, agar terus berjalan tanpa berlari sebelum diam lalu berhenti.

Pertama mulut ku tega terkunci memilih bungkam tanpa suara. Namun seketika ku coba perlahan berbicara, berharap bahasa yang ku pergunakan dapat mereka pahami.

Sebelum bibirku mampu mengucapkan sepatah kata, mereka terlebih dulu menyapa ku. Dengan ramah mereka menyapa ku dan bertanya ap yang ingin ku lakukan dan sedang mencari siapa.

Tanpa ragu ku menjawab. Bahwa aku sedang ingin mencari ruangan kepala sekolah ,untuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswi baru di sana.

Aku diantar oleh dua orang pemuda dan dua orang perempuan. Sesampainya di depan ruangan, mengucapkan terimakasih. Dan ingin berkenalan kepa mereka, namun mereka sedang terburu-buru sehingga mereka berlarian pergi setelah mengantarkan ku.

Setelah lama berkonsultasi, aku diantar ke ruang kelas untuk bergabung dan memperkenalkan diri. Tatapan diantara mereka, membuat aku menjadi grogi. Dalam sekejap terasa ribuan kecoa menghampiriku.

Tubuh ku terguncang, hati ku berdebar,dan keringat dingin bercucuran. Namun ku coba tahan dengan sejuta senyuman. Setelah selesai perkenalan, suasana hati terasa berbeda terasa plong dan biasa saja. Dan ku di persilakan duduk di sebuah meja dekat dengan sosok pria tampan.

Parasnya tampan menawan, yang membuat hati ku terasa tertahan. Saat ku duduk d sebelahnya, lirikannya kepadaku membuat jantung bergunjang begitu keras.

Kelas pun dimulai, guru menjelaskan dengan lihai di depan kelas. Para jemari mulai bekerja. Untaian kata demi kata ku tulis dalam buku peganganku.

Lembar demi lembar, tersuratkan semua materi yang di berikan. Bel pun berdering menandakan usai nya pembelajaran hari ini. Dengan rapi kutata buku ku dan ku masukkan ke dalam ransel ku.

Karna papa tidak bisa menjemput ku, aku pulang dengan berjalan kaki. Jarak yang ku tempuh tak begitu jauh, sehingga ku mau menempuh nya dengan santai.

Di perjalanan ku baca lagi buku catatan ku. Agar rasa lelah gudang terus menghantui ku. Saat sampai di persimpangan jalan, aku melangkah kan kaki untuk menyeberang jalan. Tanpa berfikir apakah ada kendaraan yang berlalu-lalang.

Kejadian buruk hampir menimpa ku. Tanpa sengaja ku berjalan tanpa melihat sekitar. Karna saking asiknya berilusi tentang pelajaran.

Sebuah mobil hampir saja menambrak ku. Untung saja pemilik mobil dengan sigap mengerem. Sehingga kecelakaan itu dapat di cegah.

Pemilik mobil pun keluar saat melihat aku shok. Dia mencoba menenangkan ku. Saat aku sudah merasa tenang ku minta maaf dan mencoba melihat ke arahnya.

Dan siapa sangka, orang yang hampir celaka karena kecerobohanku itu adalah teman sekelas tampan yang duduk di sebelah ku.

Tangannya yang memeluk tubuhku. Membuat hati ini menjadi ngilu. Tatapannya merasuk kedalam jiwaku hingga mengalir diantara tubuh ku. Terasa lemas dan bercampur bahagia bisa berada sedekat ini dengannya.

Berada d pelukannya seperti surga dunia yang tak terkira nikmatnya. Lalu ia berkata " apa kamu baik- baik saja?" Akupun berkata " iya aku baik-baik saja dengan suara yang masih
bergetar.

Lalu aku diantar kan pulang olehnya, untuk memastikan aku akan aman sampai di rumah. Terasa mimpi bisa berdua di mobil bersamanya. Aku pun mencoba bertanya namanya untuk berkenalan.

Dengan lembut ia berkata " aku Sean Edward panggil saja s
Sean" serunya. Dan aku pun mengucap nama ku " kalau aku Naurel Michella panggil saja aku Naurel.

Beberapa percakapan kecil mulai menghubungkan kita. Hingga tak terasa, aku sudah tiba d rumah. Senyumnya dan kata sampai jumpa di lontarkannya berulang kali. Dan sebelum aku turun, dia memegang tangan ku dan memberikan sebuah kartu nama yang berisikan semua tentangnya.

Di telingaku trus berdengung suara nya. Sehingga membuat pipi ku merah jambu. Setelah itu ku beranjak pergi dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Lalu melangkahkan kaki menuju ke dalam rumah.



starting loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang