(1)Alkisah di JogjaTepat di kota yang kau janjikan
Dengan ramah tiap sudut menyunggingkan senyum kebahagiaan
Angin nya serasa merentas segala keresahan
Di Jogja,kau dan aku menuai segala harapan
Dan di Jogja,tawa mu merenggut segala kesedihan
Kau adalah getir yang menghangatkan,berjuta dilema terkubur dalam-dalam.
Senantiasa nya kau menggenggam butir-butir kegusaran
Kau lahap segala pahit,
rasa nya Jogja ditakdirkan untuk kita slalu bersamaan
Sesukanya kau menuang tiap kasih dalam dada
Tapi mata mu menyimpan sejuta lara
Aku pernah mendefinisikan tiap gundah pada mu,
sekiranya benar maka kali ini mata mu penuh teori tak terpecahkan
Aku tau kita akan berjarak,aku tau rindu akan menyemak
Dan Jogja kali ini mematikan tiap gelak
Aku tahu kau tak sekuat itu,kau tersenyum tapi mata mu pucat
Aku sudah terisak dalam diam,hujan tak berjatuhan tapi mata ku basah dan sembab
Rindu kan jadi sekokoh-kokoh nya bangunan
Tiap tiang-tiang nya terpancak dalam lamunan
Kau akan tetap di kota ku,aku akan pulang ke kota mu
Seperti halnya senja di balik alun-alun sore itu,
Tiap kilau nya melumpuhkan bahagia ku
Tapi lengan mu kala itu,menjadikan rindu adalah senja yang tak ingin berlalu
Dan kau serta Jogja ku,adalah rumah yang ingin selalu ku tuju.
(2)Ku namai ini Rindu
Tak selamanya gelak butuh tawa
Tak selamanya tangis butuh air mata
Melangkahi jejak ini juga tak butuh nelangsa
Kadang kita saja yang terlalu perasa
Tapi..
Bagaimana jikau kau telah pergi sejauh mungkin,sekeras yang kau bisa
Namun kau selalu membawanya ,memang tak lewat gengam atau rangkulan
Tapi yang selalu kau bawa adalah serpih-serpih rindu serta cerita yang tak lekang waktu
Mungkin rindu penat,
kadang ia juga butuh rehat
kadang ia butuh lengan mu yang hangat.
Sudah-sudah..
Rindu ini pekat ,tak tahu waktu dan tempat
Mungkin jika boleh,biar kubekap saja rindu ini biar tamat
Tapi sayang,aku kurang cepat
Rindu sudah lelap di kalbu ku dengan tepat.
(3)Renjana
Aku menemukan renjana ketika sedang termangu di Beranda
Ia mengetuk tiap-tiap keresahan ku,lantas aku terpikat oleh renjana.
Dan kau tahu?dia juga yang mengenalkan ku pada mu,
dan lewat dia pula kau ku sebut dalam sajak-sajak ku.
Renjana pernah bercerita bahwa ia adalah rindu yang kau tenteng dalam koper mu
Apa saja yang kau lakukan telah ia ceritakan pada ku
Katanya kau pernah tersungkur dalam gelak mu sendiri
Katanya kau pernah sadar bahwa sebenarnya kau sepi
Katanya lagi ,kau suka berpura-pura tak tersakiti
YOU ARE READING
Renjana.
PuisiAku menemukan renjana ketika sedang temangu di beranda. Ia mengetuk tiap-tiap keresahan ku,lantas aku terpikat oleh Renjana. Dan kau tahu?Dia juga yang mengenalkan ku pada mu,dan lewat dia pula kau ku sebut dalam sajak-sajak ku.