Part I

18 1 0
                                    

"Pagi Ziannnn," sapa ceria Rea yang kini duduk dihadapan Zian. Seketika mood Zian berubah menjadi horor.


Bukannya Zian yang menjawab justru para antek-anteknya yang antusias. "Pagi Rea cantik," jawab kompak kedua sahabat Zian. Axel dan Deru.

Sedang Zian cueknya bukan main, benar-benar tak menganggap keberadaan Rea dihadapanya.
.
.

Ini adalah tahun ketiga Rea mendekati Zian.

Bisa kebayang ga gimana usaha Rea selama tiga tahun ini mempertahankan perasaanya ?

Bohong kalau Rea ga terluka, sayangnya cinta telah membutakan hati dan fikiranya.
.
.

Mau tau gimana awal ceritanya Rea begitu tergila-gila pada Zian ?

Ini bermula saat mereka duduk di kelas tiga SMP. Saat Zian memberikan pertolongan kecil hanya pertolongan kecil, tapi Rea menganggap itu pertolongan yang besar. Katakanlah Rea lebay hanya karena pertolongan itu Rea menganggap Zian dewa penolongnya.

flashback on

Rea menangis tidak hanya hampir saja air matanya jatuh, kalung liontin pemberian bundanya dirampas begitu saja oleh Manda dan kedua temanya ralat kedua jongosnya.

Rea merutuki kebodohanya yang meletekan kalung berharga itu disembarang tempat. Karena kecerobohanya itu kini Manda si ratu bully bebas mempermainkan dirinya.

"Manda! balikin kalung gue," teriak Rea. Tanganya menggapai-gapai mencoba meraih kalung yang diangkat tinggi-tinggi oleh Manda.

"Ambil aja kalo lo bisa," sahut Manda diiringi tawa jahat yang persis sekali seperti nenek sihir.

"Man kalungnya bagus juga buat gue aja deh," kini kalung Rea beralih ketangan Dara salah satu jongos Manda.

"Wihhhh bener dar kalungnya unyu banget," sahut Mita seraya merampas kalung liontin itu dari tangan Dara.

Rea menatap nanar ke arah liontinya. Apa yang bisa dia lakukan sekarang ?

"Napa diem nih ambil kalo nggak gue buang yah kalungnya," sungguh Rea ingin mencakar habis wajah mulus Manda.

'Ya Allah tolong Rea kirimin seseorang buat tolong Rea. Rea janji kalo yang nolong cewek bakal dijadiin sodara dan kalo yang nolong cowok bakal dijadiin pacar deh' Rea merapal doa dalam hati.

"Zian," seru Manda. Dia terkejut karena Zian merampas liontin itu dari tanganya.

"Kurang kerjaan lo, Pergi!" ujar Zian tajam.

Manda menatap sebal Zian lalu menghentakan kakinya dilantai sebelum akhirnya pergi. Dengan diiringi kedua jongos setianya.

Rea tersenyum lebar sangat lebar sehingga menampilkan deretan gigi putihnya. Dewa penolong yang dikirim Tuhan untuknya adalah Zian.

"Zi, makasih."

"Hmm."

"Zi. Jadi pacar gue yah ?"

Zian membelalakan matanya terkejut. Ini kali pertama dia bertemu Rea tapi, cewek yang ditolongnya ini menembaknya. Secepat itukah ?

"Gak," lalu Zian pergi begitu saja.

Sedang Rea tersenyum makin lebar hampir saja sampai telinga. Ini lebay tapi itulah faktanya.

Flashback off

Rea terlanjur berjanji pada dirinya sendiri untuk mempacari siapa saja yang menolongnya dan takdir menuntunya pada Zian.

Kebetulankah ? Zian yang menolong Rea. Di dunia tidak ada yang kebetulan semuanya telah diatur oleh takdir.

Sejak saat kejadian itu hingga tiga tahun sekarang Rea mati-matian mengejar Zian. Bahkan otaknya yang pas-pasan itu dipaksakan belajar giat agar bisa masuk SMA yang sama dengan dewa penolongnya.

Rea berusaha mati-matian agar bisa masuk ke sekolah bertaraf internasional SMA Bakti Jaya dan masuk ke juruasan IPA agar bisa satu kelas dengan Zian.

Lagi-lagi takdir menyeretnya kepada Zian, dengan segala usaha dia kini jadi siswi XI Ipa 1 sekelas dengan Zian. Dan usaha kerasnya itu membuatnya sedikit pintar dengan menduduki peringkat lima di kelasnya.

Memang usaha tak akan pernah menghianati hasil.

Be Mine, Please !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang