Part 5

6 0 0
                                    


Zian dan Adel adalah pasangan fenomenal mereka jadian hanya karena sebuah permainan konyol ToD atau Turth or Dare.

Zian yang kala itu memilih dare ditantang teman-temanya untuk menembak cewek dan jadilah Zian menembak Adel.

Zian memilih menembak Adel yang merupakan cewek most wanted di sekolahnya.

Dengan adanya status ini setidaknya memberi keuntungan bagi Zian pasalnya ini bisa jadi cara untuk menghindari Rea.

"Zian kamu jangan mau yah dideketin Rea," Adel berucap manja.

Zian hanya mengangguk dan tersenyum samar.

"Kamu ga sarapan ?"

Zian hanya menggelang.

"Makan dong yang," bujuk Adel. Tapi Zian tetep menggeleng.

"Gue ke kelas duluan," lalu Zian beranjak pergi ke kelasnya.

Adel ? dia melongo plus heran sebelumnya ia tidak pernah diperlakukan sedingin ini oleh cowok tapi Zian ? bisa-bisanya meninggalkan Adel sendirian di kantin.

"Ih gue ditinggal sih," geram Adel.
.
.

Rea. Dia masih sedih mendengar kabar Zian yang udah taken.

"Jadi ?" Robby membuka suara.

"Lo masih mau berusaha Re ?" lanjut Ica menatap lekat Rea.

Rea mengangkat wajahnya perlahan lalu mengangguk.

"Gue udah usaha sejauh ini dan gue gak mau mundur."

"Ck! gue capek liat lo kek gini Re. Masih banyak cowok yang pantes lo perjuangin tapi please jangan si brengsek Zian," cukup sudah Gerry menahan dirinya.

"Co lo gatau gimana rasanya berjuang dan mempertahankan perasaan ini dan gue gamau nyerah setelah tiga tahun gue berusaha mati-matian," Rea tetep kekeh dengan keinginanya.

"Pala batu lo Re!"

"Co udah kita dukung aja apa yang Rea mau," Ica memelototi Gerry.

Gerry hanya menghembuskan nafas kasar.

"Kalo itu yang terbaik buat lo Re gue dukung," Robby menepuk pundak Rea. Menyemangati.

"Tapi Re kalo si kutub bikin lo nangis jangan halangin gue buat cincang dia ngerti lo !" Gerry emang so sweet.

Rea tersenyum memandang Gerry lekat lalu menghambur kepelukannya.

"Uhhh.. sayang Geco."

Rea memang beruntung memiliki sahabat seperti mereka yang selalu ada dan mendukungnya.
.
.

Zian mendribble bola tanpa semangat. Lelah itulah yang dia rasakan sekarang.

Zian menyesal menjadikan Adel wanitanya. Gadis penuntut yang manja.

"Arghhh."

"Lo napa men ?" tanya Deru tanpa mengalihkan tatapanya dari gadget.

"Rea masih ganggu lo ?" Axel yang baru mendapat operan bola ikut bersuara.

Zian mengacak rambutnya frustasi. Lalu duduk menghampiri Deru yang asik bermain game.

"Gue gak nyangka Adel bener-bener jalang yang banyak maunya," ujar Zian.

Axel langsung membuang bolanya dan menghampiri kedua sahabatnya.

Sedang Deru langsung mengabaikan gadgetnya.

"Dia banyak nuntut dan super manja bukan tipe gue banget."

"Sudah gue duga dia emang gitu," Axel menimpali.

Be Mine, Please !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang