3. kana, gadis yang merindukan malam

171 38 0
                                    

[a/n] play lagu di mulmed ya :)

3
Kana, Gadis yang Merindukan Malam

Kana mungkin tetap Kana, yang selalu—merindukan malam. Kana mungkin akan selalu menjadi Kana, entah hari ini atau esok lusa. Kana yang mengasihi malam.

꧁꧂

Aku selalu suka malam, dari dulu hingga sekarang. Dan mungkin, akan selalu mengagumi malam sampai beberapa waktu yang akan datang.

Pada malam aku berpulang, melampiaskan rindu dalam kesendirian.

Kala malam aku berpulang, layaknya layang-layang, aku juga ingin pulang.

Aku ingin kembali, melalui mimpi-mimpi manis yang bergelayut dalam kotak memoriku.

Aku ingin kembali, namun nihil.

Kana yang sekarang mungkin bukan Kana yang  lampau. Namun aku adalah Kana dan akan selalu menjadi Kana, yang merindukan malam dan bertutur kata bersama Tuan Bulan.

꧁꧂

      Mungkin, sekarang aku dihadapkan dengan situasi paling buruk yang pernah terjadi di semesta ini. Di hadapanku, berdiri tegak seorang Karang yang memelototiku dengan intens, tubuhnya yang lebih tinggi beberapa jengkal dari tubuhku menghadang jalanku keluar.

Risih, itulah korelasi yang tepat untuk menggambarkan situasi ini.

     "Kalo lo cari Raina, dia udah pergi dari tadi, kayaknya." Aku balas menatap Karang dengan dingin, Karang tidak bergedik sedikit pun, "Gue nggak cari Raina,"

"Gue cari Kana, tapi bukan Kana yang sekarang. Gue cari Kana yang masih suka susu"

Persetan dengan susu coklat, susu stroberi, atau susu madu, aku cuma ingin pulang sekarang dan melenyapkan kehadiranku di sekolah ini. "Mau lo apa sih?"

"Gue mau lo kembali, Kana."

"Kembali apa? Udah, Rang. Apa lagi yang perlu diubah? Gue cukup bahagia hidup sebagai Kana versi yang ini sekarang."

Karang menahan pundakku pelan, menghindariku dari potensi untuk kabur, "Kana, setelah sekian lama, lo ada di sini, jangan pergi lagi."

Karang, kamu yang pergi.

Aku menepis tangan Karang lalu akhirnya, pergi meninggalkannya.

꧁꧂

Mau Karang apa?

Kepergiannya 6 tahun lalu, mungkin tidak membuat banyak perubahan.

Karang kecil, hanyalah bocah sederhana yang selalu membual tentang angin dan ketinggian, tidak lebih dan tidak spesial.

Dan kini, Karang kembali, seakan menagih janji yang kasat mata.

Hari ini hujan, udara dingin serasa menusuk kulit. Bau tanah menyelinap masuk lewat celah jendela kamarku.

Ngomong-ngomong, hari ini aku bertemu dengan seorang ibu-ibu, yang akan mati karena kecelakaan pesawat terbang. Semua ini masih belum hilang, dan mungkin, tidak akan pernah hilang.

Dari Mata Kana [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang