2. layang-layang yang pulang

186 46 4
                                    

2
Layang-Layang yang Pulang

—Sekali untuk setiap orang, dan tidak—akan pernah diperlihatkan dua kali. Pemandangan buram tentang caramu mati, itulah makananku selama ini, tidak pernah menyangka, 'kan?

꧁꧂

      Begini, inilah bagaimana cara kerjanya.

Pertama, aku menyentuh telapak tangan orang, lalu detik selanjutnya aku seakan ter-paralyzed. Pemandanganku berubah dan boom, aku telah mengetahui caramu mati.

Namun ini hanya berkerja sekali pada setiap orang, aku tidak pernah bisa melihatnya dua kali, apa lagi tiga. Dan catatan, ini benar-benar terjadi. Banyak orang yang benar-benar mati dengan cara yang aku pernah saksikan sebelumnya, dan ini mengerikan.

     Anehnya, aku tidak bisa melihat apa-apa saat aku mengenggam tangan seorang Karang.

Bukan karena semua ini telah hilang, tetapi karena aku mungkin pernah menyaksikannya, dulu kala.

"Kalian ngapain?" Raina, dengan tangan yang menggenggam belanjaan tertatih-tatih mendekati mobil. Orang ini habis belanja bulanan di minimarket? "Aku bantu, Ran?" tanya Karang, Rania mengangguk dan menyerahkan seluruh yang ada ditangannya itu kepada Karang.

"Well, tuan Karang, anda hutang satu penjelasan kepada saya," Karang hanya diam, lalu kemudian berkata, "Kita cuma kenalan, nothing more,"

Raina hanya mengangguk.

꧁꧂

     Karang kecil tertawa seraya memaksaku untuk ikut berlari bersamanya, tangannya menggenggam tanganku yang mulai basah karena keringat terus bercucuran.

     "KANAAAA ADA LAYANG-LAYANG!" Karang berhenti tiba-tiba. Membuat badanku menabrak Karang yang saat ini terkesima memandang layangan berbentuk naga.

"KANAAAAAA LAYANG-LAYANGNYA BENANGNYA PATAH YAAHHH!!" Kupingku hendak pecah,

"SAMBUNG SAMBUNG SAMBUNG SAMBUNG! Kamu bisa lempar lem terus dikenain pas di layangannya nggak?"

"Ish, aneh-aneh aja. Ya mana bisa, udah ah, ayo balik!" pintaku, "Bentar, cari layang-layang dulu!" tolak Karang, masih menggenggam tanganku dengan kencang.

"Ish, aku capek, masa kamu suruh aku lari-lari lagi sih!" protesku, Karang tidak peduli, dia masih mencari lokasi layang-layang itu jatuh.

     Setelah lama mencari, Karang sepertinya menemukan lokasi dimana layang-layang itu menyangkut. Karang langsung memegang tanganku dan berlari sekencang angin.

"Karang aku capek! Mau pulang!"

"Sssst, Kana tahan ya, nanti aku beliin susu coklat deh!" Aku tersenyum kecil setelah mendengar susu coklat, "Hmmm, yaudah deh, janji ya! Tapi kenapa sih kamu pengen banget nemu layangannya?"

"Layang-layang juga mau pulang, Kana."

     Layang-layang juga mau pulang. Aku tersenyum getir, apakah kamu masih mau pulang sekarang, Karang? Setelah kamu menghilang? Kurasa tidak.

Dari Mata Kana [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang