Empat Belas

104 6 0
                                    

Naila Pov

Aku terbangun dikamar yang tidak asing, yaa ini kamar ku. Apa yang terjadi bukan nya aku ada rumah sakit ko bisa aku disini. Apa yang terjadi.... Kepala ku sakit. Divo iyaa divo mana divo

"Divo"-teriak ku memanggil divo

Tiba-tiba pintu kamar ku terbuka dan aku melihat.... Kang daniel. Apa yang dia lakukan disini. Kenapa dia bisa masuk.
"tenang nai, aku disini semua akan baik-baik saja"-ucap kang daniel sambil memeluk ku

"kang dimana divo dia baik baik saja bukan. Divo hanya bepura-pura bukan, sebenernya dia masih hidup kan?"-ucap ku sambil menangis dan memegang tangan kang daniel

"semua akan baik-baik saja nai"-ucap kang daniel

"tidak kang tidak dimana divo"-ucap ku sambil menangis

"divo sudah tenang dialam nya nai"-ucap kang daniel

"APAAAAA gak mungkin, ini semua pasti bohong. Gak mungkin divo ninggali. Gak mungkin"-ucap ku histeris

"relakan laa nai, dia sudah tenang di alam nya"-ucap kang daniel

--oo0oo--

Flasback

Daniel Pov

Hari ini aku dan pak budi pergi kerumah sakit jiwa itu kami akan berusaha membawa naila pulang, bagaimana pun cara nya. Yaa untuk menempuh ke rumah sakit itu kami membutuh kan waktu 5 jam karena rumah sakit itu jauh dari perkotaan.

Yaa itu dia rumah sakit nya sudah terlihat dari sini-batin ku

Sesampai nya kami disana pak budi pun langsung turun

"daniel kamu gak turun"-ucap pak budi

"gak pak, bapak aja saya takut kalo naila lihat saya dia mungkin kabur"-ucap ku sambil tersenyum

"yaa baikalah"-ucap pak budi

Sembari aku menunggu pak budi, aku membuka handphone ku untuk melihat email. Payah tidak ada sinyal disini batin ku. Yaa apa boleh buat aku membuka gallery dan melihat foto-foto lama ku bersama naila, mengenang masa masa yang indah.

Yaa aku harus menyatakan ini ke naila bahwa aku menyukai nya -batin ku

Saat aku mengenang masa masa indah itu tiba-tiba pak budi menelefon ku

RING.... RING.... RING....

-telefon-

"daniel cepat kamu kesini, naila kabur"-ucap pak budi

"siap pak"

Aku pun bergegas mematikan mobil dan melari menuju ruangan itu dan di situ hanya ada pak budi. Tanpa basa basi aku dan pak budi mencari naila di seluruh ruangan dan bertanya kepada setiap suster yang kami lewatin. Saat kami belari mencari nya tiba-tiba aku mendengar teriakan naila, yaa aku yakin itu naila. Batin ku sambil belari menuju sumber suara.

Dan apa yang kulihat sangat laa menyakitkan.

Aku melihat naila menangis dan memeluk divo yang sudah belumuran darah. Dan aku juga mendengar bahwa naila mencintai divo.

Apakah ini akhir nya...

Apakah aku harus menyerah...

Gadis yang ku sukai mencintai lelaki lain....

Dada ku sesak mendengar nya.

Sakit rasa nya sakit sekali....

Naila lihat aku

Dear Divo ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang