Daniel Pov
"nai ayo kesini, kita makan dulu. Aku buat sup daging kesukaan mu"-ucap ku sambil berteriak agar naila mendengar ku, tapi yang ku dapat hanya lah keheningan. Aku berusaha memanggil nya lagi tapi hasil nya tetap sama hanya keheningan yang ku terima, yaa tidak ada satu respon yang aku terima dari naila dan itu membuat ku khawatir. Aku pun belari menuju kamar nya belari dan terus belari seakan nyawa ku taruhan nya, aku tidak ingin naila melakukan sesuatu yang bodoh.
Tok
Tok
Tok
Sama seperti tadi tidak ada satu pun jawaban yang ku terima, sekali lagi aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu, yaa aku harus kelihatan tenang.
Tok
Tok
Tok
Hasil nya sama NIHIL, naila tidak memberikan ku respon sama sekali.
Ku mohon naila jangan bertindak bodoh
Aku pun memberanikan diri untuk membuka pintu nya dan setelah pintu itu terbuka aku melihat kejadian yang sama, yaa kejadian yang sama setiap hari nya. Naila hanya terdiam di kasur nya dengan tatapan yang kosong.
"Naila"-ucap ku pelan
Naila melihat kearah ku dengan senyuman nya, ya senyuman yang menyimpan banyak kepedihan. Apa yang bisa aku lakukan untuk mu naila, aku tidak ingin melihat mu seperti ini. Biar aku saja yang menderita kamu jangan.
Tiba-tiba air mata naila mengalir tanpa sepengetahuan nya, sontak di situ aku pun belari kearah nya dan duduk disamping nya.
"nai kamu tidak apa-apa kan"-ucap ku pelan
"aku baik-baik saja kang"-ucap naila sambil tersenyum tipis
"kamu yakin nai?"-ucap ku masih khawatir
"iyaa kang, aku hanya lelah"-ucap naila
"baiklah kalo begitu, tidurlah nai aku akan berada disamping mu"-ucap ku sambil mengelus rambut naila dan seperti sihir naila langsung tertidur dengan pulas.
Aku merindukan senyuman mu naila
--oo0oo--
Suara burung yang berkicau jelas ditelinga naila membuat dia bergerutu halus sifat hasil naila masih tidak berubah hanya saja naila lebih pendiam sekarang. Dan sekali lagi burung itu berkicau yang membuat naila terpaksa mebuka mata nya, sontak disitu naila terkejut.....
Naila Pov
Aku bermimpi bahwa ada segerombolan burung menghampirin ku dan berkicau seakan mengajak ku berbicara, tapi itu tidak mungkin aku berada dirumah bersama kang daniel tidak mungkin burung-burung itu bisa masuk ke rumah ku.
Cuit
Cuit
Cuit
Sekali lagi aku mendengar burung-burung itu berkicau, mungkin ini semua imajinasi ku jadi aku memberanikan diri untuk membuka mata. Tapi saat aku membuka mata........
Aku melihat pemandangan yang asing
Dimana aku
Bukankah aku tadi dikamar bersama kang daniel
Aku pun belari dan terus belari sambil memanggil nama kang daniel
Jantung ku berdegup kencang
Ini membuat ku sangat panik
Daniel dimana kamu jangan coba-coba menjahili ku, ini tidak lucu
Aku pun terus belari dan belari sampai aku melihat pohon yang sangat besar
Mungkin daniel bersembunyi disitu-bantin ku
Aku pun belari kearah pohon itu, semakin dekat aku dengan pohon itu semakin aku melihat ada seorang pria. Yaa pria itu menghadap kebelakang dan mengenakan baju putih sama seperti baju yang ku kenakan sekarang.
Dasar kang daniel-bantin ku
Aku pun belari kearah kang daniel dan memeluk nya dari belakang sontak itu membuat nya terkejut dan berbalik arah. Tanpa aku sadari, aku memukul dada kang daniel pelan dan berkata
"daniel ini tidak lucu"-ucap ku sambil memukul nya pelan, tapi dia tidak bereaksi sama sekali, ini bukan kang daniel yang ku kenal, dia hanya terdiam. Sampai dia memegang pipi ku dengan kedua tangan nya dan........
Oh Tuhan
Dimana aku ....
Apa yang terjadi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Divo ...
Teen FictionKarena aku mencintai mu divo mencintai mu tanpa batasan waktu. -naila aku disini, dan selalu disini nai. Aku tak akan meninggal kan mu. tapi kamu harus pergi, karena ini sudah takdir mu -divo ------ Naila merupakan novelis muda yang memiliki ambis...