Line Nearby

18 0 0
                                    

Semua itu, dimulai dari sebuah fitur pada aplikasi Line yang bernama Line Nearby.
Siang itu, Nadine hanya iseng membuka kolom pertemanannya dan menemukan adanya 78 permintaan pertemanan.

"Banyak juga," gumamnya sembari melihat nama-nama yang ada. Hingga, sebuah profil menarik perhatiannya. Nama yang tertuliskan hanya 'A I U E O' dengan foto profil lelaki itu sedang difoto dari samping, mengendarai sebuah mobil. Agak blur, namun bentuk wajah dan rahangnya terlihat jelas. Di tambah lagi, rambutnya yang agak berjambul.

Sedetik kemudian, Nadine telah menekan tombol accept. Yang berarti, Ia menerima permintaan pertemanan dari lelaki itu.

Ardinia Nadine Diwyacitta, seorang murid yang sampai sekarang untungnya masih bertahan di salah satu SMA swasta di kota Jakarta. Padahal, kalau boleh dan seandainya Ia anak konglomerat, dan juga Ia masih duduk di kelas 10 pasti Ia sudah meminta pindah dari sekolah tersebut. Sayangnya, Ia bukan seorang anak konglomerat dan sekarang Ia duduk di bangku kelas 11. Sangat nanggung, jika harus pindah, kan?

Namun, bagaimana tidak? Sekolahnya tidak dapat dikatakan sebagai sekolah swasta yang bermutu. Memang, akreditasi A. Tetapi yang terjadi di dalamnya adalah mimpi buruk. Ada beberapa alasan mengapa sekolah tersebut dapat dikatakan sebagai mimpi buruk.

Pertama, sekolah tersebut layaknya seperti sekolahan lain di Jakarta pasti memiliki sebuah geng yang notabene bersifat bar-bar. Pasalnya, geng di sekolah ini -selain memiliki nama yang norak- sifat mereka lebih bar-bar dari kenakalan murid SMA lainnya. Hingga dalam setahun pembelajaran, pasti ada 2 atau 3 anggota geng itu yang harus di depak secara paksa dari sekolahnya.

Kedua, terlalu banyak kaum borjouis di sekolahnya yang terlalu mendambakan mobil-mobil sport mewah dan berlaku seenak jidatnya. Nadine sendiri sebenarnya bukanlah golongan anak yang susah. Setidaknya, kehidupannya cukup dan menengah.

Ketiga, kasus bullying agak marak di sekolahnya. Beberapa hari lalu, seorang temannya pun harus pindah ke homeschooling karena kasus yang Ia derita. Ya, pergaulan di sekolahnya memang se-kejam itu. Dan parahnya lagi, guru-guru di sekolahnya seakan-akan menutup mata dan tidak mau tahu. Mereka terlalu sibuk membuat citra yang baik. Cih.

Urusan dengan polisi bukan lagi hal yang asing terjadi di sekolahnya. Beberapa bulan lalu, beberapa orang polisi mendatangi sekolahnya berhubungan dengan kasus pembegalan yang 'katanya' dilakukan oleh geng sekolahnya. Nadine tidak habis pikir, "Orang kaya macam apa yang masih harus membegal anak sekolah lain? Menjijikkan!" begitu pikirnya.

"Nadine, ayo turun, makan malam dulu!" sebuah suara menganggu aktivitas Nadine yang sedang asyik membuka akun instagram-nya.
"Ya, Mah!" jawab Nadine singkat kemudian menaruh ponselnya di meja belajar dan bersiap turun.

Bersamaan dengan itu, kakak kedua Nadine, Izzy pun turut menuruni tangga bersama Nadine.
Kakak pertamanya, sudah berkeluarga dan kini ikut dengan suaminya di Yogya. Mereka dikaruniai sepasang anak kembar, kadang menggemaskan namun kadang juga mengesalkan.
Izzy sendiri sekarang sedang berstatus mahasiwa jurusan arsitektur semester akhir. Yang berarti, seharusnya Ia sudah dapat lulus namun kakak perempuannya yang kedua ini tidak mau ambil pusing dengan skripsi.

"Gimana sekolah kalian?" tanya Ayah Nadine membuka percakapan, sembari menunggu Mama Nadine menyendokkan nasi di piringnya.
"Biasa," jawab Izzy.
"Sama," jawab Nadine.
Kemudian, Mama Nadine ikut angkat bicara.
"Buruan itu Zy, di buat skripsinya. Mau sampai kapan kamu jadi mahasiswa? Gak bosen kuliah mulu?"
Izzy memutar bola matanya jengah, "Udah ah, aku mending nikah aja. Vigo juga kan udah mapan," jawabnya asal.

Vigo adalah pacar Izzy, sudah hampir 3 tahun mereka menjalin hubungan.

"Justru itu! Vigo aja udah kerja, masa kamu masih kuliah," sahut Mama Nadine lagi.
"Udah lah Ma, Izzy udah besar. Biarin dia mau pilih apa untuk hidupnya," ujar Ayah Nadine menengahi.

Mau tidak mau, Mama Nadine pun mengalah dan Izzy hanya meringis gembira.

"Kalau kamu gimana Nad?" kini, Ayahnya beralih menanyakan Nadine.
"Ya, gak gimana-gimana. Apanya yang gimana?"
"Aduh, susah emang ngomong sama kamu. Kalau jawab selalu seperlunya deh!" keluh Izzy.
"Ya kan bener. Orang enggak gimana-gimana," jawab Nadine cuek.
"Ada kesulitan enggak? Matematika kamu tuh, pasti sering enggak lulus. Apa mau les aja?" tanya Mama Nadine.
"Enggak usah deh, Ma. Lagipula aku kan cita-citanya mau jadi diplomat. Yang penting aku bisa bahasa Inggris. Kalau mau kasih aku les, mending bahasa Jerman aja. Abis aku udah agak ribet nih kalau belajar bahasa Jerman sendiri."
"Astaga, Nadine. Matematika kamu itu juga penentu UN. Malah mau bahasa Jerman," ucap Mamanya.
"Yee, kan itu passion Nadine, Mah. Enggak apa-apa lagi, lagian diplomat gak bakal bikin perjanjian internasional pakai rumus peluang atau algoritma. Ya kan, Nad?" ucap Izzy mendukung adiknya.

Setelah menelan suapannya, Nadine menjawab, "Kok lo masih inget pelajaran anak SMA?"
"Gue kan pinter. Gak kayak lo," jawab Izzy cuek.
"Nadine kok enggak sopan sih ngomong sama kakaknya?" ujar Ayah Nadine menegur yang di balas dengan Izzy mentertawai adiknya

Usai makan malam, Nadine kembali ke kamarnya dan mengecek notifikasi pada ponselnya.

Ada satu notifikasi yang menarik pandangannya. Siapa lagi kalau bukan dari "A I U E O".

A I U E O
makasih ya :)

Nadine berpikir sejenak, "Makasih buat apa ya?" dan kemudian, Ia tersadar bahwa maksud kalimat terimakasih tersebut adalah karena telah menerima permintaan pertemanannya.

nadine.
iya kak :)

Tak lama kemudian, muncul kembali notifikasi pada ponselnya.

A I U E O
Haha.. kak bgt nih?

Ini nana mirdad ya?

Nadine mengernyit heran membaca pesan dari A I U E O, ini. Kemudian, kembali Ia membalas.

nadine.
wuih.. nana mirdad.
bukan lah, jauh brayy

A I U E O
Iyah.. Kw berapa gitu

Hahaha

Beneran miripp

nadine.
beda jauh astaga

A I U E O
Berarti cuma di dp
ini doang kali y?

nadine.
iya kali ya..

A I U E O
Anak jakarta?

nadine.
iya kak..

A I U E O
kuliah dimana?

nadine.
Aku masih kelas 2 sma, wkwk..


Dan, dari percakapan tersebutlah entah sejak kapan Nadine menjadi dekat dengan A I U E O, yang memiliki nama asli Abraham Reza. Orang yang sekarang selalu Nadine panggil dengan sebutan "Om". Padahal, usia mereka hanya terpaut 5 tahun.

Manifestasi Rasa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang