Chapter 2

858 32 0
                                    

Apakah selalu ada pelangi setelah hujan reda? Apakah selalu ada senja saat langit petang? Apakah selalu ada tawa setelah duka?

🌚

Laren duduk di meja baru dekat temannya itu. Dia memandangi sekeliling nya dan baru menyadari bahwa ada sepasang mata melihat ke arahnya, laren langsung memalingkan wajah

"apaan gue diliatin kaya gitu, ada yang salah? Itu cowo nyebelin banget" Bisik dalam hati laren

Bertanda bel istirahat pertama laren telah berbunyi. Tak seperti kebanyakan orang, yang berhamburan keluar hanya untuk mengisi perut yang kosong. Laren kini hanya duduk santai di dalam kelas, sambil mendengarkan lagu dan membaca novel. Kebiasaan yang selalu dilakukannya saat di sekolah dulu.

Tak ada teman baru yang dikenalnya, hanya Rania cewe yang duduk sebangku dengannya hari ini. Tapi tadi rania pergi begitu saja dari hadapan, tak mengajak laren untuk bergabung di kantin. Sebenarnya lapar juga perut laren, karna tadi pagi belum sempat sarapan.

Akhirnya laren memutuskan pergi ke kantin, yang entah dimana letak kantin disekolah barunya ini.

Saat laren berjalan, dia tak sengaja menabrak bahu seseorang. Sampai dia jatuh kebelakang, menunjukan bahwa pemilik bahu itu sangat kuat.

"Aduh sakit kalo jalan pake mata dong liatnya!" Teriak si pemilik bahu tadi

"Maaf kak, saya tidak sengaja maaf ya kak saya permisi"

"Itu cowo yang tadi dikelas kan? Yang liatin gue tadi" bisik laren dalam hati

Tanpa laren ketahui, bahwa laki-laki pemilik bahu itu sengaja menabrakan dirinya dengan laren. Modus lama memang, tapi begitulah caranya untuk menarik perempuan yang satu itu. Padahal pesona yang dimilikinya tak terkalahkan disekolah ini, satu sekolah tahu siapa laki-laki ini. Semua perempuan mendambakannya, tanpa terkecuali.

"Dimana sih kantin nya ini? Pusing nyari dari tadi engga ketemu terus" gumam laren.

"Oh kamu sedang nyari kantin?" Ternyata gumaman laren tadi tak begitu pelan, sehingga ada yang mendengarnya.

Laren melihat siapa yang menanggapi gumaman nya tadi, ternyata cowo tadi yang rese.

"Eh kak iya saya sedang nyari kantin"

"Ko kakak sih? Kita satu kelas, lo anak baru itukan? Kenalin gue Akmal Taihan temen sekelas lo" Jawab Akmal dengan memberikan uluran tangan

"Oh iya, Larenia duluan ya Akmal" Balas Laren dengan menerima uluran tangan Akmal.

"Engga mau gue antar laren?" Teriakan cowo itu hanya dibalas dengusan sebal oleh laren, bagaimana tak sebal cowo itu so akrab banget

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang